Banyak hikmah luar biasa yang sebenarnya dapat kita peroleh jika konsisten mengerjakan sholat lima waktu dengan tepat waktu, mulai dari yang mengalami perubahan hidup secara dahsyat kea rah yang lebih positif juga dilapangkannya segala urusan hidup.
Namun untuk, dapat melakukannya, memang sudah harus ditanamkan di benak kita untuk langsung menunaikan sholat dan meninggalkan segala aktivitas saat adzan berkumandang. Bahkan ketika tidak adzan pun sekiranya kita masih bisa mengerjakan beberapa shalat sunnah, seperti shalat dhuha yang dikerjakan ketika matahari mulai terbit, sampai shalat tahajjud yang dikerjakan pada gelap malam.
Jika kita boleh menganalogikan Allah SWT adalah guru maha sempurna yang mengajari kita berbagai ilmu, shalat wajib bisa diibaratkan seperti sekolah wajib sebagai waktu yang menjadi tempat kegiatan seorang guru mengajarkan ilmunya pada sang murid. Sedangkan shalat sunnah dapat dianalogikan sebagai waktu lain di luar sekolah wajib yang dapat dimanfaatkan oleh sang murid untuk menuntut ilmu tambahan dari sang guru sehingga pengetahuannya makin bertambah
Disamping itu, kita juga harus memiliki prinsip bahwa kerja dan segala aktivitas lain adalah selingan menunggu waktu shalat. Jika kita sudah berhasil menerapkan, insyaAllah kita pun akan mendapatkan cinta Allah kepada hamba-Nya. Bagaimana Allah tidak cinta, kita semua sudah dapat mengisi seluruh absensi dengan tertib dan tepat waktu, bahkan kita juga mau meluangkan waktu di luar wakti wajib untuk makin mendekatkan diri kepada Allah. Jika sudah demikian, tinggal Allah yang akan membalasnya dengan kemudahan dan kelapangan hidup, ketenangan hati dan limpahan rejeki..
Sebaliknya juga, bagaimana dengan hamba Allah yang badung, bandel, ngeyel, absen suka telat bahkan tidak mau datang, hobi membantah, pura-pura budek, cuek bebek, sok pede bahwa dia akan hidup selamanya? Sebenarnya Allah itu Maha Pengasih dan Penyayang terhadap semua hamba-Nya, termasuk pada hambanya dengan kriteria terakhir. Namun wujud kasih sayang Allah kepada hamba-Nya dengan kriteria yang terakhir tentunya berbeda dengan kriteria pertama. Pada hambanya dengan kriteria terakhir, wujud sayang yang diberikan Allah adalah dengan peringatan yaitu “menjewer” mereka guna memberi peringatan agar mereka sadar serta kembali ke jalan Allah dan jadi hamba yang tertib.
Bentuk peringatan yang diberikan Allah pada tiap hamba-Nya juga tidak selalu sama. Ada yang dijewer langsung, ada juga yang di’istidraj dulu atau diberi jebakan berupa harta kemewahan, kesenangan atas kemaksiatannya untuk menguji apakah sang hamba bisa sadar atau justru makin terlena dan lalai dengan jebakan itu. Jika sang hamba makin terlena dan lalai barulah Allah akan “menjewer” hamba-Nya.
Sebenarnya cukup mudah juga untuk mengetahui tanda-tanda yang sedang ‘dijewer’ oleh Allah. Kita juga bisa melihat langsung dari aspek duniawi seperti usaha yang mulai bangkrut, kerap ditipu orang, sering sial, kecelakaan yang datang beruntun, sakit yang tak kunjung sembuh-sembuh, hati yang selalu gelisah, pikiran yang selalu resah, sering dapat rejeki banyak namun juga sering hilang dalam jumlah banyak, tertimpanya anggota keluarga dengan suatu musibah, terus menerus dihinggapi kesusahan, rumah tangga bagaikan neraka. dan masih banyak lagi ciri yang menandakan jika kita sedang “dijewer” oleh Allah. Namun apabila kita mau sering berdialog dengan lubuk hati terdalam, kita pun akan bisa menyadarinya. Itulah ciri ketika kita sering hanya mengejar dunia. Kita akan sering mendapatkan rejeki tapi justru tidak mendapatkan keberkahannya.
Jika Allah telah “menjewer” hamba-Nya, tentunya ia akan melihat reaksi yang dilakukan hamba-Nya setelah itu. Salah satunya bisa terlihat dari “absensi” kita dalam shalat wajib lima waktu tiap kali panggilan adzan berkumandang.
Kita semua sebenarnya diajak oleh Allah agar dapat menjadi orang yang menang di kehidupan dalam melawan hawa nafsu dan juga mengatasi semua masalah yang menghimpit hidup kita.
Untuk dapat menggapainya tentu saja kita harus selalu hadir tepat waktu pada saat Allah mengabsen di setiap shalat lima waktu yang terdengar melalui panggilan Adzan. Ketika Allah sudah memanggil shalat melalui adzan, segeralah datangi dan sambut panggilannya untuk dapat merengkuh kasih sayang-Nya, Jangan lagi ditunda-tunda. Tentunya kita sering mendengar pesan yang berbunyi: “Jadikan sabar dan shalat sebagai penolongmu”.