Sedekah rahasia adalah sedekah yang dikerjakan dengan tidak memamerkan sedekahnya kepada siapa pun, karena tujuan utamanya semata-mata meraih ridho Allah SWT. Adapun beberapa keutamaan sedekah secara rahasia adalah sebagai berikut:
– Mendapatkan Naungan Allah Pada Hari Kiamat
Menurut sabda Nabi, ada tujuh golongan orang yang akan diberi naungan oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan dari-Nya.
- Seorang pemimpin yang adil.
- Seorang pemuda yang tumbuh dalam [ketaatan] beribadah kepada Allah ‘azza wa jalla.
- Seorang lelaki yang hatinya bergantung di masjid-masjid.
- Dua orang lelaki yang saling mencintai karena Allah, mereka berdua bertemu dan berpisah karena-Nya.
- Seorang lelaki yang diajak oleh seorang perempuan yang memiliki kedudukan dan kecantikan lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’.
- Seorang lelaki yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.
- Seorang lelaki yang mengingat Allah dalam kesendirian lalu mengalirlah air matanya.
– Memadamkan Kemurkaan Allah
Sesungguhnya sedekah secara rahasia bisa meredam murka Rabb [Allah].
– Kunci Meraih Kelezatan Amal
Apabila seorang hamba bersikap tulus/jujur dalam amalannya niscaya dia akan merasakan kelezatan amal itu sebelum melakukannya. Dan apabila seorang hamba ikhlas dalam beramal, niscaya dia akan merasakan kelezatan amal itu di saat sedang melakukannya.
Para Sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan agar jangan beramal untuk selain Allah. Karena hal itu akan membuat Allah menyandarkan hati kita kepada orang yang kita beri amal karenanya.
Dan barangsiapa yang membiasakan dirinya untuk beramal ikhlas karena Allah niscaya tidak ada sesuatu yang lebih berat baginya daripada beramal untuk selain-Nya. Dan barangsiapa yang membiasakan dirinya untuk memuaskan hawa nafsu dan ambisinya maka tidak ada sesuatu yang lebih berat baginya daripada ikhlas dan beramal untuk Allah.
– Lebih Selamat Bagi Hati
Sesungguhnya amalan jika ikhlas namun tidak benar maka tidak akan diterima. Demikian pula apabila amalan itu benar tapi tidak ikhlas juga tidak diterima, sehingga amalan tersebut harus ikhlas dan benar. Ikhlas itu jika diperuntukkan bagi Allah, sedangkan benar jika berada di atas Sunnah/tuntunan.
Keikhlasan seringkali terserang oleh penyakit ujub. Barangsiapa yang ujub dengan amalnya maka amalnya terhapus. Begitu pula orang yang menyombongkan diri dengan amalnya maka amalnya menjadi terhapus. Allah tidak menerima amalan yang di dalamnya tercampuri riya’ walaupun hanya sekecil biji tanaman.