1
News Sejarah Islam

Beberapa Leluhur Nabi Muhammad yang Perlu Kita Tahu (Part 2)

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Sudah tidak diragukan lagi jika Nabi Muhammad adalah figur yang paling kita teladani karena beliau benar-benar menjadi suri tauladan sempurna bagi semua umat islam yang ada di bumi ini. Kita sebagai umat islam pastinya juga diharuskan untuk mencintai Nabi Muhammad. Meski Nabi Muhammad sendiri sudah lama meninggal, tetapi tetap banyak wujud perilaku yang dapat kita perbuat sebagai rasa kecintaan kita kepada beliau. Wujud yang paling nyata pastilah dengan mengamalkan semua ajaran beliau, mematuhi perintah dan nasehat yang pernah disampaikan beliau, berusaha memelihara segala bentuk peninggalan dan wasiat beliau, dan juga selalu memuliakan beliau dengan sering melafalkan shalawat dan salam yang diperuntukkan kepadanya. Tetapi selain bentuk-bentuk tersebut, tidak ada salahnya juga apabila kita juga berusaha mengetahui silsilah dan beberapa nenek moyang beliau. Dengan mengetahui leluhur dan nenek moyang beliau, hal tersebut dapat juga membuat pengetahuan dan juga rasa cinta kita kepada beliau bertambah. Jika di artikel sebelumnya kita sudah mengulas leluhur Nabi Muhammad hingga kakek kesembilan, kali ini kita akan mengulas leluhur Nabi Muhammad mulai dari kakek kesepuluh.

– FIHR, kakek kesepuluh.

Nama aslinya adalah Quroisy. Keturunan beliau disebut Jama’ah Qurosyiyyah (golongan Quroisy). Dalam silsilah Muhammad dari Adnan, Fihr berada dalam 11 generasi di atas Nabi Muhammad. Menurut Ibn Ishaq, Fihr membela Mekah dalam melawan Raja Himyarite Yaman yang ingin memindahkan Ka’bah ke Yaman. Terdapat 41 pertempuran sengit yang diikuti di mana Himyar dikalahkan, dan Hassan Bin Kilal Bin Dhi Hadath al-Himyari dipenjarakan oleh Fihr selama dua tahun sampai dia membayar tebusannya. Namun kisah ini ditolak oleh beberapa cendekiawan muslim yang berpendapat bahwa mereka belum pernah mendengarnya dan bahwa Khuza’a yang bertanggung jawab atas Kabaa pada masa Hassan Ibn Kilal bukanlah Quraysh.

– MALIK, kakek kesebelas.

Beliau dinamakan Malik (pemilik) karena beliau adalah orang yang memiliki tanah Arab. Tidak banyak juga kisah yang menceritakan detail tentang Malik ini.

– NADLOR, kakek keduabelas.

Nama aslinya adalah Qois. Beliau digelari Nadlor yang memiliki arti orang yang elok rupanya atau tampa. Dinamai demikian karena wajahnya memancarkan cahaya.

– KINANAH, kakek ketigabelas.

webinar umroh.com

Beliau disebut dengan sebutan Kinanah (tukang sembunyi) karena beliau selalu berada di rumah persembunyian di tengah-tengah kaumnya. Ada yang mengatakan karena beliau selalu menyembunyikan (melindungi) kaumnya dan menjaga rahasia mereka.

– KHUZAIMAH, kakek keempatbelas.

Beliau meninggal dalam keadaan memeluk millah (agama) Nabi Ibrohim AS.

– MUDRIKAH, kakek kelimabelas.

Nama aslinya adalah ‘Amr. Kuniyahnya dan julukannya adalah Abu Hudzail. Beliau disebut dengan sebutan Mudrikah (orang yang mengejar sampai dapat) karena suatu ketika untanya melihat seekor kelinci lalu ia lari, kemudian beliau mengejarnya sampai dapat. Ada cerita lagi bahwa ketika Mudrikah menggembalakan unta bersama dengan saudaranya yang bernama Tabikha, mereka berburu beberapa binatang uruan dan kemudian duduk untuk memasaknya, Ketika beberapa perampok menukik ke atas unta mereka. Tabikha bertanya kepada Mudrikah: “Apakah kamu akan mengejar unta itu atau terus memasak binatang buruan ini?” Mudrikah menjawab bahwa dia akan terus memasak, sehingga Tabikha mengejar unta dan akhirnya membawa mereka kembali. Ketika mereka kembali dan memberi tahu ayah mereka, dia berkata kepada Tabikha: Kamu adalah Mudrika (seorang pengejar dan penyalip), dan kepada Tabikha dia berkata: ‘Kamu adalah Tabikha (seorang juru masak). Ketika ibu mereka mendengar teriakan itu, dia bergegas datang dari tendanya dan Mudar (kakek Murtikah) berkata: ‘Kamu berlari! ‘ (khandafa) ‘dan karena itulah ibu Mudrikah disebut Khindif.

– ILYAS, kakek keenambelas.

Beliau adalah orang yang pertama kali menggiring unta ke Baitul Harom untuk disembelih. Dari tulang iga beliau terdengar bacaan talbiyah Baginda Nabi seperti bacaan talbiyah yang diucapkan ketika melaksanakan ibadah haji. Kedudukan beliau di tengah bangsa Arab persis seperti kedudukan Luqman Al Hakim di tengah kaumnya.

– MUDLOR, kakek ketujuhbelas.

Nama aslinya adalah ‘Amr. Beliau digelari Mudlor (orang yang suka masam atau orang yang memikat hati) karena beliau menyukai susu masam, kalau sekarang mungkin disebut yoghurt. Ada juga yang mengatakan karena beliau selalu memikat hati orang yang memandangnya. Orang yang memandangnya pasti langsung menyukainya, karena beliau adalah orang yang tampan. Beliau juga orang yang paling bagus suaranya di antara kaumnya.

– NIZAR, kakek kedelapanbelas.

Beliau disebut dgn sebutan Nizar (sedikit dagingnya) karena beliau adalah orang yang berbadan kurus/krempeng. Di wajah beliau terpancar cahaya kenabian Baginda Nabi. Beliau adalah orang yang pertama kali menulis kitab berbahasa arab. Nasab Imam Ahmad bin Hambal dan nasab Baginda Nabi bertemu di beliau.

– MA’ADD, kakek kesembilanbelas.

Beliau adalah orang yang mempersiapkan strategi perangnya Bani Israil. Jika beliau memerangi musuh pasti beliau menang. Sebagian ahli sejarah mengatakan bahwa beliau adalah Nabi Armiyaa AS.

– ‘ADNAN, kakek keduapuluh.

Beliau hidup pada zaman Nabi Musa. Adnan (bahasa Arab: عدنان) adalah leluhur tradisional Arab Adnan di Arabia Utara, Barat dan Tengah. Menurut riwayat, Adnan adalah ayah dari sekelompok orang Arab keturunan Nabi Ismail yang menghuni Arabia Barat dan Utara, dia juga merupakan keturunan Nabi Ismail, putra Nabi Ibrahim. Adnan diyakini merupakan ayah dari banyak keturunan Nabi Ismail di sepanjang pantai barat Arab, Arabia Utara dan Irak.

Banyak terjadi perdebatan mengenai garus keturunan Adnan. Salah satu perdebatan yang ada ialah mengenai jumlah leluhur antara Ismail dan Adnan. Tetapi terdapat kesepakatan tentang nama dan jumlah leluhur antara Adnan dan Nabi Muhammad.

Note: Untuk 4 generasi di atas Nabi Muhammad kita sebut dengan kakek ketiga, 5 generasi di atasnya kita sebut dengan kakek keempat, begitu seterusnya. Karena ayah dari kakek atau kakek kedua masih lazim kita sebut dengan istilah buyut. Sedangkan kakek dari kakek atau atau ayah dari buyut tidak memiliki istilah yang populer dan lazim dalam Bahasa Indonesia, karena itulah kita menyebutnya dengan kakek ketiga. Demikian juga dengan istilah untuk generasi di atasnya lagi yang kita sebut kakek keempat, kakek kelima, dst.