1
Motivasi News

Beberapa Ciri Istidraj Dalam Islam Jarang Orang Ketahui (Part 1)

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Manusia tidak pernah lepas dari khilaf dan kesalahan, baik itu Kesalahan terhadap sesamanya terlebih terhadap Allah sang penciptanya. Allah yang senantiasa bermurah hati memberikan kenikmatan-kenikmatan di dunia sering kali terlupakan dan terabaikan bahkan beberapa manusia membangkang dan mencela aturan-aturan Allah dalam agama Islam.

Tak jarang pula manusia tidak mensyukuri dan memanfaatkan kenikmatan yang Allah berikan untuk kebaikan, malah justru menyalahgunakan kenikmatan tersebut untuk hal-hal negatif untuk merugikan dan menyakiti orang lain.

Misalnya seorang pejabat yang memiliki kedudukan tinggi dan penghasilan yang tinggi masih saja mengkorupsi uang rakyatnya dengan berbagai alasan untuk membenarkan keserakahannya. Allah maha adil dan tentunya akan ada hukuman yang berat untuk orang-orang yang seperti itu. Terkadang balasan untuk tipe orang seperti ini justru tidak dengan langsung diberi teguran atau bahkan azab.

Terkadang Allah justru mengistidraj orang-orang seperti ini. Istidraj sendiri adalah jebakan berupa pemberian nikmat karena kita bermaksiat, dimana nikmat tersebut dapat makin melalaikan kita, sehingga kita bisa makin terjerumus ke dalam kemaksiatan itu bila tidak segera sadar dan bertaubat. Untuk itulah kita harus mengetahui beberapa ciri istidraj berikut:

– Kenikmatan Dunia Melimpah Ruah Meskipun Keimanan Terus Menurun

Ketika Allah senantiasa memberikan kenikmatan-kenikmatan duniawi pada seseorang sedangkan keimanannya terus turun itu adalah salah satu ciri dari istidraj. Allah yang maha bermurah hati memberikan kenikmatan duniawi namun dibalik itu, kenikmatan tersebut justru adalah ujian yang sungguh berat pertanggung jawabannya di akhirat nanti.

Selain itu, kenikmatan duniawi yang dirasakan oleh seseorang yang beriman dengan yang tidak beriman rasanya akan berbeda. Seseorang yang beriman akan senantiasa bersyukur dan mendapati ketenangan yang sangat menentramkan dalam hidupnya akan tetapi hal tersebut tidak akan dirasakan oleh orang yang tidak beriman, mereka hanya akan merasa kurang dan gelisah walaupun tengah menikmati semua kemudahan dan kebahagiaan yang Allah berikan.

Mengenai kewajiban manusia dalam menjaga keimanannya, Allah berfirman dalam surat ali Imran yang berbunyi:

webinar umroh.com

قُلۡ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَمَآ أُنزِلَ عَلَيۡنَا وَمَآ أُنزِلَ عَلَىٰٓ إِبۡرَٰهِيمَ وَإِسۡمَٰعِيلَ وَإِسۡحَٰقَ وَيَعۡقُوبَ وَٱلۡأَسۡبَاطِ وَمَآ أُوتِيَ مُوسَىٰ وَعِيسَىٰ وَٱلنَّبِيُّونَ مِن رَّبِّهِمۡ لَا نُفَرِّقُ بَيۡنَ أَحَدٖ مِّنۡهُمۡ وَنَحۡنُ لَهُۥ مُسۡلِمُونَ ٨٤

Artinya:

Katakanlah: “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya´qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri”. (QS Ali Imran : 84).

– Rejeki Terus Mengalir Lancar Bahkan Meningkat Meski Terus Lalai Dalam Ibadah

Tidak semua orang terlahir dalam keadaan yang serba berkecukupan. Sebagian orang harus berusaha keras untuk mendapatkan penghasilan dan mendekatkan diri kepada Allah agar Allah membantu melancarkan pintu rejekinya. Namun ketika seseorang yang selalu meninggalkan ibadahnya secara sengaja namun rejekinya terus mengalir lancar maka hal tersebut termasuk ke dalam ciri-ciri dari istidraj. Dimana kelancaran rejeki yang didapat tentunya disertai dengan tanggung jawab yang besar semakin banyak rejeki yang didapat, semakin kita mengabaikan ibadah dan perintah Allah maka akan semakin berat juga dosa yang kita tanggung.

Ibnu Athaillah berkata : “Hendaklah engkau takut jika selalu mendapat karunia Allah, sementara engkau tetap dalam perbuatan maksiat kepada-Nya, jangan sampai karunia itu semata-mata istidraj oleh Allah”.

– Hidup Sukses dan Sejahtera Meski Terus Menerus Bermaksiat

Ali Bin Abi Thalib r.a. berkata : “Hai anak Adam ingat dan waspadalah bila kau lihat Tuhanmu terus menerus melimpahkan nikmat atas dirimu sementara engkau terus-menerus melakukan maksiat kepadaNya”.

Istidraj sangat jelas dalam perkara ini karena perbuatan maksiat merupakan awal dari kehancuran dan penderitaan. Namun ketika maksiat terus dilakukan sedangkan kehidupan di dunianya semakin sukses dan sejahtera, maka hal tersebut adalah kemurahan hati yang Allah berikan dalam bentuk istidraj.