Melaksanakan sholat dhuha di pagi hari akan membuat Allah mencukupi kita hingga akhir siang. Jadi sebaiknya kita rutin melakukan sholat dhuha setiap hari. Dengan begitu, apapun urusan kita akan dimudahkan dan dilancarkan oleh Allah. Sebelum merutinkannya, perhatikan tata cara dan waktu pelaksanaan sholat dhuha.
Baca juga: Anda Bisa Menghafalkan Al Quran Secara Praktis dengan Cara Ini
Jumlah Rakaat Sholat Dhuha
Umroh.com merangkum, sholat dhuha merupakan sholat sunnah yang dikerjakan minimal dua rakaat. Untuk jumlah maksimal, ada perbedaan pendapat di kalangan ulama. Mayoritas ulama berpendapat bahwa jumlah rakaat maksimal sholat dhuha adalah delapan rakaat. Kesimpulan ini didasarkan pada penuturan Ummu Hani yang menyebut bahwa Rasulullah melakukan delapan rakaat sholat dhuha di tahun terjadinya Fathu Makkah (HR.Bukhari dan Muslim).
Sementara sebagian ulama lain memiliki pendapat bahwa tidak ada batasan maksimal dalam jumlah rakaat sholat dhuha. Aisyah menuturkan, “Dahulu Rasululullah sholat dhuha empat rakaat dan beliau biasa menambahkan sesuka beliau” (HR.Muslim).
Waktu Pelaksanaan Sholat Dhuha
– Ketika Matahari Setinggi Tombak Hingga Sebelum Zawal (Tegak Lurus)
Waktu untuk melaksanakan sholat dhuha adalah ketika matahari naik hingga setinggi tombak sampai matahari tegak lurus di atas kepala (zawal). Amr bin Abasah r.a. menuturkan, “Nabi Muhammad datang ke Madinah. Waktu itu aku juga datang ke Madinah. Maka aku pun menemui beliau, lalu berkata, ‘Wahai Rasulullah, ajarkan aku tentang sholat’.
Baca juga: Keutamaan Sholat Dhuha
Rasulullah kemudian bersabda, ‘Kerjakanlah sholat subuh. Kemudian janganlah sholat ketika matahari sedang terbit sampai ia meninggi. Karena ia sedang terbit di antara dua tanduk setan, dan ketika itulah orang-orang kafir sujud kepada matahari. Setelah ia meninggi, baru sholatlah. Karena sholat ketika itu dihadiri dan disaksikan Malaikat sampai bayangan tombak mengecil'”.
– 15 Menit Setelah Matahari Terbit
Berdasarkan hadist tersebut, para ulama menyimpulkan bahwa sholat dhuha dimulai sekitar 15 menit setelah matahari terbit. Syaikh Abdul Aziz bin Baz dalam Fatawa Ibnu Baz menjelaskan bahwa waktu sholat dhuha dimulai ketika matahari meninggi setinggi tombak bagi orang yang melihat matahari. Saat itu adalah sekitar 15 menit setelah matahari terbit.
– Waktu Utama Melaksanakan Sholat Dhuha
Di antara waktu matahari terbit hingga bayangannya tegak lurus, ada waktu yang dianggap utama untuk melaksanakan sholat dhuha. Yaitu saat sinar matahari sudah terik. Rasulullah bersabda, “Sholat awwabin adalah ketika anak unta merasakan terik matahari” (HR.Muslim). sholat awwabin yang dimaksud adalah sholat dhuha.
Seorang sahabat bernama Zaid bin Arqam suatu ketika melihat sekelompok orang yang sedang sholat dhuha. Zaid bin Arqam lalu berkata, “Mereka mungkin tidak mengetahui bahwa selain waktu yang mereka kerjakan saat ini, ada yang lebih utama. Rasulullah pernah bersabda, ‘sholat awwabin hendaknya dikerjakan ketika anak unta merasakan terik matahari'”.
Baca juga: Ada Tempat Terbaik untuk Melakukan Sholat Dhuha di Sini
– Sholat Dhuha di Awal Waktu
Akan tetapi, bukan berarti kita tidak boleh melakukan sholat dhuha di awal waktu. Ada sholat yang juga diajarkan oleh Rasulullah, dimana akan membuat pelakunya mendapat pahala setara pahala umroh, yaitu sholat isyraq. Syaratnya, sholat isyraq harus dilaksanakan berkelanjutan setelah sholat subuh berjamaah dan berdzikir di masjid hingga matahari terbit.
Para ulama berpendapat bahwa sholat isyraq merupakan sholat dhuha. Karena keduanya menyebut awal terbit matahari sebagai waktu pelaksanaannya, serta tidak membedakan kedua sholat tersebut. Maka bisa dikatakan sholat isyraq adalah sholat dhuha di awal waktu.
Tata Cara Sholat Dhuha
Sholat dhuha dikerjakan dalam keadaan suci dan dilaksanakan di tempat yang suci. Pada dasarnya, tata cara sholat dhuha hampir sama dengan sholat sunnah lainnya. Berikut adalah tata cara sholat dhuha yang perlu diketahui.
– Dikerjakan Dua Rakaat – Dua Rakaat
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, jumlah rakaat sholat dhuha minimal adalah dua rakaat. Jika ingin menambah jumlah rakaat, maka sholat dhuha dikerjakan dengan dua rakaat – salam, dua rakaat – salam. Hal ini juga berlaku pada sholat sunnah lainnya.
Baca juga: Awali Hari Anda dengan Sholat Dhuha, Ini Alasannya
Dari Abdullah bin Umar, Rasulullah bersabda, “Sholat (sunnah) di malam dan siang hari, dua rakaat – dua rakaat” (HR.Abu Dawud).
– Dibolehkan Membaca Ayat atau Surat Apapun
Saat melakukan sholat dhuha, kita dibolehkan membaca surat atau ayat yang dikuasai atau mampu dibaca. Tidak ada surat khusus yang diperintahkan untuk dibaca saat sholat dhuha.
– Bolehkah Berjamaah?
Sholat dhuha bisa dilaksanakan secara berjamaah, namun tidak dianjurkan untuk dijadikan sebagai kebiasaan. Sesekali melaksanakan sholat dhuha secara berjamaah dibolehkan. Hal ini juga berlaku untuk sholat sunnah lainnya.
Pendapat tersebut diungkapkan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin yang menjelaskan, “Tidak mengapa melaksanakan sebagian sholat sunnah secara berjamaah, namun hendaknya tidak dijadikan kebiasaan yang dirutinkan sehingga terus menerus sholat sunnah berjamah”.
Jika sholat dhuha dilakukan berjamaah, maka bacaan sholat dibaca sirr (lirih), sebagaimana sholat-sholat yang dilakukan di siang hari. Seperti sholat dhuha, sholat rawatib, sholat dhuhur, dan sholat ashar.