Saat Anda sedang melaksanakan ibadah haji atau umroh tak ada salah nya saat sudah selesai menjalani rangkaian ibadah Anda bisa menikmati sedikit waktu Anda untuk berwisata. Di Arab banyak sekali tempat tempat wisata bersejarah yang bisa Anda kunjungi . mempelajari asal muasal tempat tersebut, mengenal sejarah nya lebih luas, atau sekedar mengabadikan momen Anda disana menjadi suatu hal tak boleh Anda lewatkan.
Baca juga: Pemandangan Terindah Masjid Apung di Jeddah
Bagi Anda yang sedang berada di Madinah, tak ada salah nya Anda coba berkunjung ke Masjid Qiblatain. Masjid ini terletak di Quba, tepatnya di atas sebuah bukit kecil di sebelah utara Harrah Wabrah, Madinah.
Sebenarnya Masjid ini bernama Bani Salamah. Disebut Masjid Qiblatain karena dikenal dengan sejarah nya yaitu masjid yang memiliki 2 arah kiblat. Diceritakan pada saat itu Rasulullah saw senantiasa menengadahkan wajahnya ke langit dengan harapan turun wahyu dari Allah swt agar memerintahkan Rasulullah saw mengalihkan arah kiblat dari Masjid Al-Aqsha ke Masjidil Haram.
Baca juga: Cara Termudah untuk Dapat Mengunjungi Masjid Qiblatain, Ada di Sini
Upaya Rasulullah saw saat itu akhirnya membuahkan hasil. Doa Rasulullah saw pun terjawab dan di dengar oleh Allah swt. Proses perpindahan arah kiblat terjadi pada saat Rasulullah saw sedang melaksanakan sholat di Masjid Bani Salamah. Ia mengimami para jamaah. Dua rakaat pertama shalat Zhuhur masih menghadap Baitul Maqdis di Yerusalem. Tetapi, tak lama dari itu Allah menurunkan wahyu yang menjawab doanya selama ini. Wahyu tersebut terekam dalam surat Al Baqarah ayat 144 yang memerintahkan Nabi Muhammad berpaling ke Masjidil Haram, Makkah. Surat itu berbunyi :
قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ
“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram.” (QS. al-Baqarah: 144)
Sahabat al-Barra’ bin Azib radhiyallahu ‘anhu bercerita,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – صَلَّى نَحْوَ بَيْتِ الْمَقْدِسِ سِتَّةَ عَشَرَ أَوْ سَبْعَةَ عَشَرَ شَهْرًا ، وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يُحِبُّ أَنْ يُوَجَّهَ إِلَى الْكَعْبَةِ ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ ( قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاءِ ) فَتَوَجَّهَ نَحْوَ الْكَعْبَةِ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat menghadap ke arah Baitul Maqdis selama 16 atau 17 bulan. Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyukai kiblatnya ke arah Ka’bah. Kemudian Allah menurunkan ayat di atas. (HR. Bukkhari 399)
Setelah perintah itu turun, Rasulullah saw berhenti sejenak dan langsung mengubah posisi kiblatnya dengan memutar 180 derajat ke arah kiblat baru. Para jemaah pun segera mengikuti perpindahan arah kiblat itu.
Sejak saat itu lah, kiblat umat Islam berpindah dari Baitul Maqdis, Palestina (menghadap ke utara dari Madinah), menuju Masjidil Haram (menghadap arah selatan dari Madinah). Masjid Bani Salamah ini pun dikenal sebagai Masjid Qiblatain atau Masjid Dua Kiblat.
Baca juga: Isi Waktu Luang Anda dengan Membaca Al Quran Secara Praktis di Sini
Demikianlah sedikit informasi mengenai Masjid Qiblatain di Madinah. Semoga Anda tertarik dan mau mengunjungi Masjid Qiblatain untuk mengetahui secara langsung sejarah tersebut.