Malam-malam di bulan Ramadhan menjadi momen istimewa bagi kita yang menghidupkannya. Salah satu cara menghidupkan adalah ibadah sholat tarawih. Sholat sunnah yang dikerjakan usai sholat Isya’ dan ba’diyah-nya. Oleh karena itu, sebelum masuk bulan Ramadhan sebaiknya kita perhatikan tata cara sholat tarawih.
Sholat Tarawih Bisa Dilaksanakan secara Berjamaah atau Sendiri-sendiri
Di Indonesia, kita banyak melihat umat muslim sholat tarawih secara berjamaah di masjid. Sejatinya dalam tata cara sholat tarawih, dibolehkan secara berjamaah atau sendiri-sendiri.
Baca juga: Ini Keutamaan yang Didapatkan Setelah Melakukan Sholat Tarawih
Dalam sholat tarawih berjamaah, seseorang bisa turut serta menghidupkan masjid di malam bulan Ramadhan. Dan jika berjamaah mengikuti imam hingga selesai, maka kita akan mendapat keutamaan sholat sepanjang malam. Sebagaimana sabda Rasulullah, “Siapa yang sholat bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyam satu malam penuh”.
Akan tetapi, seseorang yang memiliki uzur dibolehkan melakukan sholat tarawih sendirian. Waktu sholat tarawih secara munfarid bisa disesuaikan, sehingga tidak mengganggu aktivitas yang menjadi tanggungan.
Umroh.com merangkum, pada zaman Rasulullah, sholat malam di bulan Ramadhan mulanya beliau lakukan sendiri di masjid. Kemudian ada Sahabat yang mengikuti beliau dan menjadi makmum sholat. Hal ini terulang beberapa malam dan setiap malam semakin banyak sahabat yang menjadi makmum. Hingga pada akhirnya Rasulullah tak lagi keluar rumah untuk sholat malam di masjid. Ketika ditanya para sahabat, Rasulullah menjelaskan bahwa beliau tidak ingin amalan sholat malam tersebut menjadi wajib hingga memberatkan umatnya.
Baca juga: Jangan Lupa untuk Melihat Jadwal Sholat Lengkap di Sini!
Dibolehkan Memilih Jumlah Rakaat
Menurut para ulama, sholat malam tidak memiliki batasan dalam jumlah rakaat. Ini merupakan amalan sunnah, dan amal sholeh untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dengan demikian, siapa saja dibolehkan memilih untuk mengerjakannya dengan jumlah rakaat yang banyak atau sedikit.
Dibolehkan Memilih Surat atau Bacaan yang Sesuai
Dalam tata caranya, tidak ada anjuran khusus dari Rasulullah mengenai surat yang dibaca selama sholat Tarawih. Kita dibolehkan memilih surat yang disukai atau sesuai kondisi. Jika nyaman dengan surat pendek, maka dipersilakan memilih bacaan yang pendek. Sebaliknya jika senang dengan bacaan yang panjang, maka dibolehkan memilih surat panjang.
Khusus sholat tarawih berjamaah, hendaknya imam memilih surat yang sesuai dengan kondisi mayoritas makmum. Imam dituntut agar bijak memilih surat yang akan dibaca selama sholat tarawih. Jangan sampai makmum enggan meneruskan sholat karena tidak sanggup mengikuti bacaan surat yang terlalu panjang bagi mereka.
Dilaksanakan dengan Salam di Setiap Dua Rakaat
Seperti sholat sunnah lainnya, sholat tarawih dilaksanakan dua rakaat – salam, dua rakaat – salam. Mengenai tata cara, sama seperti pelaksanaan sholat malam. Rasulullah bersabda, “sholat malam itu dua rakaat-dua rakaat. Jika salah seorang di antara kalian takut masuk waktu shubuh, maka kerjakanlah satu rakaat. Dengan itu berarti kalian menutup sholat tadi dengan witir” (HR.Bukhari dan Muslim).
Baca juga: Punya Rencana untuk Pergi Umroh Bersama Keluarga Anda? Yuk Wujudkan di Sini!
Beristirahat Setiap Empat Rakaat
Salah satu hal dalam tata cara sholat tarawih yang patut dibiasakan adalah beristirahat setiap melaksanakan empat rakaat. Istirahat di tiap empat rakaat merupakan hal yang disyariatkan para ulama. Disebutkan bahwa para salaf biasa melaksanakan kebiasaan ini sejak lama dan berlangsung turun temurun.
Namun jika memilih tidak melakukannya atau lanjut melaksanakan rakaat selanjutnya tanpa istirahat, tidak mengapa. Tak ada larangan untuk meninggalkan anjuran ini. Selain itu, tidak disyariatkan pula bacaan-bacaan khusus ketika istirahat di sela-sela empat rakaat sholat tarawih.
Aisyah r.a. mengatakan, “Rasulullah melaksanakan sholat empat rakaat, maka jangan tanyakan mengenai bagus dan panjang rakaatnya. Kemudian beliau melaksanakan sholat empat rakaat lagi, maka jangan tanyakan mengenai bagus dan panjang rakaatnya”.
Maksud dari hadist ini adalah Rasulullah biasa melakukan sholat malam atau sholat tarawih dengan dua rakaat salam – dua rakaat salam, dan setiap selesai melakukan empat rakaat, beliau duduk untuk beristirahat.
Ditutup dengan Sholat Witir
Sholat witir merupakan sholat penutup dengan jumlah rakaat ganjil, misal satu, tiga, dan seterusnya. Melaksanakan sholat witir merupakan anjuran dari Rasulullah bagi setiap umat muslim. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, Rasulullah bersabda, “Jadikanlah akhir sholat malam kalian adalah sholat witir”.
Jika memilih untuk melaksanakan sholat witir tiga rakaat, maka sholat witir dilaksanakan dengan dua cara. Pertama, dilaksanakan sekaligus tiga rakaat dengan sekali salam. Kedua, dilakukan dengan dua rakaat lalu diakhiri dengan salam, lalu ditambah dengan satu rakaat dan diakhiri dengan salam.
Saat mengerjakan sholat witir, dibolehkan juga membaca doa qunut. Menurut para ulama, membaca doa qunut merupakan hal yang disunnahkan karena Rasulullah juga membaca doa qunut. Rasulullah juga pernah mengajarkan doa qunut kepada cucunya, Hasan. Namun apabila memilih untuk meninggalkannya juga tidak mengapa. Dibolehkan untuk membacanya terus menerus, dan dibolehkan pula meninggalkannya agar tidak ada anggapan bahwa doa qunut adalah wajib.
Baca juga: Jangan Salah, Ini Jumlah Rakaat Sholat Tarawih
Membaca Doa Setelah Witir
Setelah witir, bacalah dzikir dan doa:
سُبحَانَ الـمَلِكِ القُُّ دوْسِ
Subhaanal malikil qudduus
Artinya: “Maha Suci Dzat yang Maha Menguasai lagi Maha Suci”.
َّ اللهَُّ م إِني أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ ، وَبـمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَـتكَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ ، لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَیْكَ ، أَنْتَ كَمَا
أثْــــنــــیْتَ عَلى نَــــفْسِكَ
Allahumma innii a’uudzu biridhooka min sakhotika, wabimu’aagaatika min ‘uguubatika, wa-a’uudzubika minka, laa uhshii tsanaa-an ‘alayka, anta kamaa ats-nayta ‘ala nafsika
Artinya: “Ya Allah, aku berlindung dengan ridhaMu dari kemurkaanMu, aku berlindung dengan maafMu dari hukumanMu, dan aku berlindung kepadaMu dari siksaMu. Aku tidak bisa menyebut semua pujian untukMu, sebagaimana Engkau memuji diriMu sendiri”.
Dikerjakan dengan Tumakninah
Setelah tahu tata cara sholat tarawih, hal selanjutnya yang harus diperhatikan adalah tumakninah. Kunci kualitas ibadah terletak di sini. Dengan tumakninah, ibadah kita lebih besar peluangnya untuk diterima Allah.
Sebagaimana diketahui, ada pertentangan mengenai afdholnya jumlah rakaat sholat tarawih. Sebenarnya, kita dibolehkan memilih jumlah rakaat yang disukai. Selain itu, kita juga dibolehkan untuk memilih surat yang disukai, baik panjang maupun pendek.
Baca juga: Wajib Dihafal, Ini Bunyi Bacaan Doa Sholat Tarawih
Walaupun dalam tata caranya kita dibolehkan memilih, namun paling penting perhatikan kualitas sholat tarawih. Kita perlu menghindari sholat yang tidak tumakninah dan tergesa-gesa, berapapun jumlah rakaat yang dipilih atau surat yang dibaca.