Ibadah sholat tarawih sangat dianjurkan. Di siang hari pada bulan Ramadhan, umat islam berpuasa. Sementara di malam hari, giat menghidupkan malam dengan memperbanyak ibadah. Salah satu bentuknya adalah sholat tarawih. Waktu pengerjaan sholat sunnah ini khusus di malam hari, sehingga umat muslim mempunyai peluang mendapatkan lailatul qadar.
Lailatul qadar merupakan malam penuh kemuliaan yang tiada banding. Pada surat Al Qadr, Allah berfirman bahwa para malaikat turun ke bumi untuk mengatur urusan manusia ketika lailatul qadar. Di malam yang lebih baik dari seribu bulan itu, rahmat Allah bertebaran dan sejahtera hingga terbit fajar.
Baca juga: Jangan Salah, Ini Tata Cara Sholat Tarawih yang Benar
Umroh.com merangkum, sholat tarawih juga menjadi sebab diampuninya dosa. Rasulullah bersabda dalam sebuah hadist, “Barangsiapa ibadah qiyam (tarawih) di bulan Ramadhan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau”. Para ulama menjelaskan bahwa dosa-dosa kecil akan diampuni dengan sebab sholat tarawih yang dilaksanakan karena iman dan mengharap pahala dari Allah. Dosa besar juga akan diampuni, namun harus didahului dengan taubat serta niat menjaga diri dari dosa-dosa kecil.
Baru Dikenal di Masa Umar bin Khattab
Terdapat kata ‘qama ramadhan’ dalam hadist tersebut. Kata yang merujuk pada istilah sholat tarawih di masa kini. Mulanya, sholat sunnah ini dikerjakan oleh Rasulullah sendirian di masjid. Ketika Ramadhan, Rasulullah keluar rumah dan menuju masjid untuk sholat malam. Para Sahabat yang mengetahuinya lalu mengikuti beliau dan ikut menjadi makmum sholat. Malam berikutnya, Rasulullah kembali melaksanakan sholat malam, dan Sahabat yang mengikuti semakin banyak. Pada malam selanjutnya, lebih banyak lagi Sahabat yang menjadi makmum di belakang Rasulullah.
Baca juga: Jangan Lupa untuk Mengaji Hari Ini, Yuk Baca Al Qurannya di Sini!
Tetapi di malam setelah itu, Rasulullah tak lagi keluar menuju masjid untuk sholat malam. Padahal banyak sahabat yang menunggu. Malam berikutnya juga demikian. Ketika ditanya oleh para Sahabat, Rasulullah menjelaskan bahwa beliau tidak ingin amalan itu dianggap sebagai amalan wajib yang akan membebani umatnya.
Hingga masa kekhalifahan Umar bin Khattab, kaum muslimin masih melaksanakan ibadah sholat malam sendiri-sendiri. Apabila ada yang berjamaah, dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil. Umar bin Khattab yang mengamati fenomena ini kemudian mencetuskan ide untuk menyatukan kaum muslimin saat sholat malam. Beliau memerintahkan setiap muslim sholat malam berjamaah di masjid dengan satu imam.
Sholat untuk Istirahat
Kata ‘tarawih’ ialah jamak dari ‘tarwihah’ yang bermakna istirahat (istirahat singkat). Pelaksanaan sholat tarawih di malam hari ditujukan agar kaum muslimin bisa beristirahat. Waktu sholat tarawih di malam hari memang menjadi saat yang tepat untuk melakukan relaksasi serta beristirahat, dengan beribadah dan bermunajat kepada Allah.
Waktu Sholat Tarawih
Waktu pelaksanaan sholat tarawih yaitu ketika malam hari selama bulan Ramadhan. Dilakukan setelah sholat Isya’ dan sebelum sholat witir. Ada ulama yang berpendapat bahwa sholat tarawih bisa dikerjakan setelah witir, namun waktu pelaksanaan ini tidak afdhol.
Baca juga: Punya Rencana untuk Pergi Umroh Bersama Keluarga? Yuk Wujudkan di Sini!
Sholat tarawih merupakan sholat yang hukumnya sunnah muakkad, atau sangat dianjurkan. Para ulama menyebutkan bahwa waktu pelaksanaan sholat tarawih adalah setelah melakukan sholat Isya’ dan sholat ba’diyah-nya. Waktu pelaksanaan sholat tarawih yang demikian disebut sebagai waktu yang banyak diamalkan oleh para salaf dan para ulama, karena ada anggapan bahwa sholat tarawih (lebih baik) dilakukan di awal malam. Melaksanakan sholat tarawih di akhir malam bukan sesuatu yang dilarang, hanya saja tidak sesuai dengan yang biasa dilakukan oleh para ulama.
Di Tanah Air, waktu sholat tarawih berjamaah banyak dilaksanakan usai sholat Isya’. Terlebih dahulu, jamaah berkumpul di masjid untuk melaksanakan sholat Isya’. Usai melaksanakan sholat ba’diyah Isya’, tibalah waktu sholat tarawih berjamaah. Tidak heran, di bulan Ramadhan, masjid-masjid tampak ramai di malam hari.
Selain dilaksanakan secara berjamaah di masjid, sholat tarawih juga boleh dilaksanakan secara sendiri-sendiri. Mereka yang memiliki uzur diperbolehkan sholat tarawih sendiri, baik di rumah, maupun di tempat kerja. Waktu sholat tarawih juga bisa disesuaikan jika dilakukan sendiri-sendiri. Orang yang mengerjakannya bisa memilih waktu sholat tarawih yang telah diatur usai melaksanakan aktivitas yang menghalanginya dari sholat ini berjamaah di masjid.
Jika dilaksanakan sendiri, waktu sholat tarawih bisa dilaksanakan saat tengah malam atau di akhir malam. Waktu sholat tarawih yang demikian biasa dilakukan selain untuk menyesuaikan dengan kegiatan, juga untuk mendapatkan keutamaan sholat tahajud. Selain kondisi tersebut, ada juga yang sengaja untuk kembali sholat di sepertiga malam terakhir setelah sholat tarawih berjamaah di masjid, demi mendapatkan keutamaan sholat tahajud. Bolehkah demikian?
Baca juga: Inilah Keutamaan yang Didapatkan setelah Sholat Tarawih
Para ulama menilai bahwa sebaiknya kita tetap menghormati waktu pelaksanaan sholat tarawih yang dipilih oleh masing-masing orang. Itu karena sholat malam sejatinya tidak memiliki batasan rakaat. Sehingga seseorang diperbolehkan sholat kembali di akhir malam, setelah melakukan sholat tarawih di awal malam berjamaah dengan imam. Misalnya untuk sholat tarawih di gelombang pertama (di awal malam), sholat tarawih dilakukan dengan bacaan yang pendek. Sementara waktu pelaksanaannya di gelombang kedua (akhir malam), menggunakan bacaan yang panjang. Sebagaimana Rasulullah yang bersungguh-sungguh beribadah di sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.