Islam masuk ke Cina pada pertengahan abad ke-7, lebih awal dibandingkan masuknya Islam ke Indonesia. Kehadiran Islam di Cina merupakan andil besar dari seorang Sahabat Rasulullah, Saad bin Abi Waqqas.
Jejak Saad bin Abi Waqqas tampak pada sebuah masjid di Guangzhou. Guangzhou merupakan kota paling besar di Cina, yang terletak di sebelah selatan. Di sana, terdapat salah satu masjid tertua di dunia, bernama Masjid Huaisheng. Atau dikenal juga dengan nama Masjid Saad bin Abi Waqqas.
Baca juga: Kisah Hebatnya Istri Seorang Firaun yang Penuh Haru
Masjid itu dibangun oleh Saad bin Abi Waqqas pada masa Dinasti Tang. Kala itu, banyak saudagar Arab singgah di Guangzhou dan kemudian menetap di sana. Letak Guangzhou memang bisa dibilang strategis. Berada di jalur Sungai Mutiara yang bermuara di Laut Cina Selatan dan Samudera Pasifik.
Fakta Masjid Huaisheng
1. Memiliki Nuansa Cina yang Kental
Umroh.com merangkum, bangunan Masjid Saad bin Abi Waqqas juga tidak seperti masjid kebanyakan, misalnya dengan kubah atau minaret. Arsitektur Masjid Huaisheng kental dengan nuansa Cina, sehingga mirip dengan kuil atau klenteng.
Di bagian barat bangunan utama masjid, terdapat prasasti dengan huruf Mandarin Kuno dan Arab. Keberadaan benda-benda bersejarah itu semakin menguatkan pendapat bahwa Masjid Huaisheng ini merupakan masjid pertama yang dibangun di luar Arab kala itu.
Baca juga: Sudahkah Anda Sholat Hari Ini? Yuk Lihat Jadwalnya di Sini!
Terletak di jalan Guangta, Masjid Saad bin Abi Waqqas memiliki lahan seluas lima hektar. Di bagian luar, kita bisa melihat gerbang tua berwarna merah bata. Kesan pertama saat memasuki kompleks masjid adalah hijau dan asri. Di kompleks masjid ini memang ditumbuhi pepohonan yang tertata rapi.
2. Terletak di Jalan Guangta
Jalan di lokasi tersebut dinamakan Guangta karena orang-orang di sekitarnya menyebut bangunan Masjid Huaisheng sebagai ‘Guangta’ yang berarti ‘menara’. Masjid itu dikenal sebagai menara yang terletak di tepi Sungai Mutiara sejak masa Dinasti Tang. Di bagian selatan masjid, memang ada menara yang menjulang setinggi 36,3 meter.
Dahulu, menara Masjid Huaisheng digunakan untuk menyerukan Adzan memanggil jamaah. Selain itu, digunakan juga untuk memberi rambu bagi pelaut-pelaut yang akan memasuki jalur Sungai Mutiara. Karena bermanfaat bagi masyarakat sekitar, dan banyak yang sudah mengenal menara masjid itu, nama jalan di depan Masjid menggunakan nama ‘Guangta’.
3. Perjalanan Saad bin Abi Waqqas ke Cina
Di masa khalifah Utsman bin Affan, Saad bin Abi Waqqas dikirim untuk menjadi utusan untuk menyebarkan Islam ke Cina. Disebutkan bahwa perjalanan beliau ke Cina terjadi sekitar tahun 650, pada saat Kaisar Gao Zong dari Dinasti Tang berkuasa.
Sebelumnya, beliau pernah datang ke Guangzhou di tahun 620 untuk berdagang. Ketika datang sebagai utusan Utsman, ia diterima oleh Dinasti Tang sebagai duta besar. Beliau kemudian wafat di Guangzhou pada tahun 674.
Baca juga: Mau Dapat Uang Rp 500 ribu dan Umroh Gratis? Yuk Lihat di Sini Caranya!
4. Menuju Masjid Saad bin Abi Waqqas
Untuk menuju ke Masjid Saad bin Abi Waqqas, kita bisa menggunakan taksi. Di sekeliling masjid terdapat banyak pedagang. Mulai dari barang antik, perabot, buku, hingga jaket. Suasananya juga ramai oleh pembeli atau pedagang yang menjajakan dagangannya. Di antara para pedagang, tampak penjual daging sapi dan kambing bersertifikat halal sedang melayani pembeli.
Disarankan untuk datang ke Masjid Huaisheng ini tidak terlalu pagi, karena pintu gerbang masih tertutup. Datanglah di waktu shalat dhuhur, ketika masjid mulai banyak dikunjungi para jamaah. Masjid Huaisheng sangat ramai di hari Jumat.
Selain mengunjungi Masjid Saad bin Waqqas, wisatawan juga bisa sekaligus wisata kuliner. Ada banyak restoran dan hotel yang menjajakan makanan halal di sepanjang jalan Guangta.
Masjid Huaisheng banyak dikunjungi oleh wisatawan muslim. Mereka sengaja mampir untuk melihat jejak Sahabat Rasulullah, beribadah, atau berziarah ke makam Saad bin Abi Waqqas yang berada di masjid tidak jauh dari kompleks masjid Huaisheng ini.
5. Makam Saad bin Abi Waqqas di Masjid Xianxian
Tak jauh dari Masjid Huaisheng, terdapat Masjid Xianxian yang terletak di Jalan Jiefangbei. Dibandingkan Masjid Huaisheng, kompleks Masjid Xianxian lebih luas. Di dalamnya juga terdapat makam Saad bin Abi Waqqas. Makam dengan bentuk bangunan yang cukup menampung 20 orang.
Makam Saad bin Abi Waqqas tidak pernah sepi pengunjung. Kebanyakan yang datang berziarah adalah muslim Tiongkok dari etnis Hui. Bahkan orang-orang di sana juga bercerita bahwa ada beberapa warga Indonesia berziarah ke makam.
Baca juga: Kisah Abdah yang Disebutkan Murtad di Akhir Hayat
Sekitar 150 meter dari makam Saad bin Abi Waqqas, berdiri Masjid Xianxian dengan dominasi warna hijau. Orang-orang sering menyebut Masjid Xianxian sebagai Masjid Abi Waqqas.
Kompleks masjid dan makam yang terletak di dekat stasiun Yuexiu dan halte Yuexiu Park ini dianggap sebagai situs bersejarah. Salah satu ikon Jalur Sutera Maritim. Pemerintah Guangzhou juga memberi perhatian khusus kepada Masjid Saad bin Abi Waqqas ini. Mereka memberi lahan untuk memperluas makam Saad bin Abi Waqqash. Pemerintah setempat juga memberi dana untuk melakukan renovasi terhadap Masjid Xianxian, sehingga bisa menampung 10.000 orang.
Pemerintah setempat berkomitmen memperhatikan umat Islam, serta melestarikan bangunan-bangunan bersejarah di Guangzhou. Hingga kini, kompleks Masjid dan Makam Saad bin Abi Waqqas menjadi cagar budaya dengan luas mencapai 25.000 meter persegi.
Guangzhou merupakan salah satu wilayah di Cina yang dihuni oleh komunitas muslim. Tetapi jumlah komunitas muslim di Guangzhou tak sebanyak di kota lain di Cina, seperti Xinjiang, Gansu, Qinghai, Ningxia, dan Xi’an.
Baca juga: Jangan Sia-siakan Waktu Anda untuk Dapatkan Umroh Gratis dengan Lakukan Hal Ini!
Masjid di Guangzhou juga terbilang tidak banyak. Tercatat ada empat unit masjid di Guangzhou. Tidak sebanyak masjid di Beijing yang jumlahnya mencapai 76 unit.