Maulid Nabi memiliki sejarah yang sangat penting dalam memperingati Hari Raya Maulid Nabi Muhammad SAW dibalik sejarah yang sangat penting tentunya memiliki arti dan makna yang sangat dalam. Untuk mengetahui arti, makna dan hikmah dari tradisinya maka sangat penting untuk dikaji dan ditelaah agar perayaan dan tradisi untuk memperingati kelahiran baginda Nabi Muhammad SAW tidak sebatas seremonial belaka atau hanya tradisi yang tidak memiliki arti apapun tetapi ketika merayakan tradisi maulid Nabi Muhammad SAW mengandung makna filosofis substantif.
Arti maulid memiliki persamaan dengan kata midad yang diambil dari Bahasa Arab dengan arti “Hari Lahir” peringatan terhadap kelahiran baginda Nabi Muhammad SAW ternyata bukanlah tradisi yang ada ketika Rasulullah SAW hidup tetapi perayaan ini menjadi tradisi yang berkembang luas dalam masyarakat dan menjadi tradisi yang berkembang di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia ini sendiri, masyarakat Indonesia tentunya sudah tidak asing ketika mendengar Maulid Nabi karena mereka akan langsung menyambutnya dengan senang hati dan memenuhi kemeriahan acara maulid Nabi Muhammad SAW.
Baca juga: Mengenal Suquq Lail, Tempat Lahir Nabi Muhammad SAW
Umroh.com merangkum, menurut catatan Sayyid Al-Bakri, tokoh utama yang mengadakan maulid adalah al-Mudzahaffar Abu Sa’id seorang raja di daerah Irbil, Baghdad. Peringatan maulid pada saat itu dilakukan oleh masyarakat dari berbagai kalangan dengan adanya acara berkumpul disuatu tempat yang telah disediakan. Masyarakat membaca ayat-ayat Al-Quran dan membaca sejarah singkat mengenai kehidupan dan perjuangan Rasululah, tak lupa pula masyarakat juga melantunkan shalawat dan syair-syair kepada Rasulullah SAW serta diisi pula dengan berbagai ceramah dari para tokoh agama pada zamannya. (Al-bakri bin Muhammad Syatho)
Arti dan makna dari maulid Nabi Muhammad SAW
Arti dari maulid nabi sama halnya dengan milad yang memiliki arti “lahir” jadi dapat diartikan sebagai memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tujuannya yaitu sebagai memperingati hari kelahiran tokoh besar umat islam yakni Nabi Muhammad SAW dengan cara melakukan shalawat yang banyak.
Baca juga: Sudahkah Anda Sholat Hari Ini? Yuk Cek Jadwal Sholat untuk Daerah Anda di Sini
Ketika mengadakan acara tersebut tentunya sangat banyak sekali makna yang harus diambil. Maknanya dapat dilihat saat seseorang yang melaksanakan acara maulid Nabi Muhammad SAW akan semakin menumbuhan dan menambah rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW, luapan kegembiaraan terhadap hari kelahiran beliau pun sudah termasuk dalam cerminan rasa cinta kepada beliau dan tentunya penghormatan kita terhadap nabi pembawa rahmat bagi seluruh alam. Kedua makna moral yang dapat kita petik dengan menyimak akhlak terpuji yang tentunya dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW dan nasab mulia dalam kisah teladan Nabi Muhammad SAW. Serta kita dapat mempraktikan sifat-sifat terpuji dari Nabi Muhammad SAW. Ketiga makna sosial, kita dapat memuliakan dan memberikan jamuan para tamu yang datang kerumah kita, terutama dari golongan fakir miskin yang menghadiri majlis maulid sebagai bentuk rasa syukur kepada sang maha pencipta. Keempat, makna nilai kesatuan yang terjalin pada saat berkumpul dan bershalawat bersama dalam acara maulid Nabi.
Dengan adanya seremonial maulid nabi ini tentunya umat islam yang ada dibumi ini dan yang ikut merayakan acara maulid nabi diharapkan bisa mengingat kembali betapa gigihnya perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam merintis dan mengembangkan ajaran Islam.
Baca juga: Kisah Nabi Sulaiman yang Perlu Diketahui
Hikmah dari maulid nabi Muhammad SAW
- Peringatan maulid Nabi Muhammad SAW mendorong orang untuk membaca shalawat, dan shalawat itu sendiri telah diperintahkan oleh Allah SWT.
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuknya dan ucapkanlah salam sejahtera kepadanya.” (QS. Al-Ahzab; 56)
- Sebagai ungkapan kegembiaraan dan kesenangan kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan adanya acara ini maka seseorang akan menunjukkan kesenengannya kepada beliau dengan acara bershalawat bersama.
- Meneguhkan kembali rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Kecintaan kepada beliau adalah sebuah keniscayaan, sebagai konsekuensi dari keimanan.
- Meneladani perilaku dan perbuatan mulia Nabi Muhammad SAW dalam setiap kehidupan kita.
- Melestarikan ajaran dan misi perjuangan Nabi Muhammad SAW dan juga para Nabi. Sesaat sebelum Nabi Muhammad SAW menghembuskan napas terakhir, Nabi Muhammad SAW meninggalkan pesan kepada umat yang sangat dicintainya. Beliau bersabda “Aku tinggalkan ada kalian dua hal, kalian tidak akan tersesat dengannya, yakni kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya sallallahu alaihi wa sallam” (HR. Malik)