Iman seorang muslim didirikan di atas enam perkara. Mempercayai adanya Tuhan Allah yang Maha Esa, mempercayai adanya malaikat Allah, mempercayai kitab-kitab Allah, mempercayai utusan-utusan Allah, mempercayai hari kiamat, serta mempercayai qada dan qadhar yang ditentukan atau diciptakan Allah.
Umroh.com merangkum, keenam pilar itu dikenal dengan rukun iman. Istilah yang berasal dari hadist dalam kitab arbain karya Imam An Nawawi. Di dalam kitab dituliskan bahwa ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam diminta untuk menjelaskan tentang ‘iman’ oleh Malaikat Jibril, beliau mejawab, “iman adalah (beriman artinya) percaya kepada Allah dan malaikatNya, dan kitab-kitabNya, dan utusan-utusanNya, dan hari kiamat, dan berimanlah kamu kepada kepastian Allah dalam baiknya dan buruknya”.
Baca juga: Perlu Diingat! Begini Bunyi Dalil soal Rukun Iman
Seseorang yang mengaku beriman, namun tidak mendasarkan keimanannya pada enam hal tersebut bisa dikatakan imannya tidak berlaku. Bahkan apa yang diakuinya sebagai iman itu akan membawanya ke dalam neraka karena ia tidak jujur dengan apa yang dikatakannya.
Makna Rukun Iman kepada Allah
Mengaku beriman kepada Allah berarti mempercayai keberadaanNya sebagai Dzat yang Maha Esa dan Maha Kuasa. Percaya bahwa Allah adalah Dzat yang menciptakan, memiliki, dan mengurus alam semesta, serta mempercayai bahwa hanya Allah-lah yang berhak diibadahi. Selain itu, beriman kepada Allah juga mempercayai keesaan Allah beserta nama-nama dan sifat-sifatNya yang mulia.
Keimanan kepada Allah ini harus dipastikan ada di dalam diri setiap muslim. Tidak akan sempurna iman seseorang jika ia tidak mempercayai keberadaan Allah sebagai Tuhan yang Maha Esa. Dengan keimanan kepada Allah, seseorang akan tunduk dan mempercayai kehendak Allah serta senantiasa beribadah dengan ikhlas hanya kepada Allah.
Makna Rukun Iman kepada Malaikat
Berbeda dengan manusia, malaikat tidak tampak dan terbuat dari cahaya, serta tidak memiliki nafsu. Diriwayatkan dari Aisyah r.a, Rasulullah bersabda, “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api tanpa asap, dan Adam diciptakan dari apa yang telah disifatkan (Allah SWT di dalam kitabNya) untuk kalian (H.R. Muslim).
Mereka adalah makhluk mulia yang selalu taat kepada perintah Allah. Di surat Al Anbiya ayat 19-20 Allah berfirman, “Dan milikNya siapa yang di langit dan di bumi. Dan (malaikat-malaikat) yang di sisiNya, tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembahNya dan tidak (pula) merasa letih. Mereka (malaikat-malaikat) bertasbih tidak henti-hentinya malam dan siang”.
Dalam surat Al Anbiya ayat 26-27 Allah juga berfirman, “Dan mereka berkata, ‘Tuhan Yang Maha Pengasih telah menjadikan (malaikat) sebagai anak’. Maha Suci Dia. Sebenarnya mereka (para malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan. Mereka tidak berbicara mendahuluiNya dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya”.
Seseorang yang mengaku beriman hendaknya mempercayai keberadaan malaikat. Sebagai manusia kita tidak bisa melihatnya, namun kita harus mempercayai bahwa mereka ada dan setia melaksanakan tugas-tugas yang diperintahkan oleh Allah.
Harga pas di kantong, yuk pilih paket umroh Anda di umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
Makna Rukun Iman kepada Kitab-Kitab Allah
Kepada para Rasul, Allah menurunkan kitab-kitab yang berisi firman-firman yang harus disampaikan kepada umat manusia. Saat ini, umat muslim berpedoman pada Al Quran yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Seorang muslim harus percaya bahwa apa yang tertuang di dalam Al Quran adalah firman dari Allah, dan menjadi petunjuk kepada manusia untuk meraih kebaikan di dunia dan akhirat.
Selain beriman kepada Al Quran, umat muslim juga harus mempercayai kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya. Kitab-kitab tersebut diturunkan kepada utusan Allah sebelum Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Kitab-Kitab Allah yang pernah diturunkan itu adalah Taurat yang diturunkan pada Nabi Musa, Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud, dan Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa. Kitab terakhir, Al Quran merupakan kitab yang diturunkan kepada Nabi terakhir, Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dan akan selalu Allah jaga kesempurnaannya.
Makna Rukun Iman kepada Rasul Allah
Setiap Rasul menerima wahyu yang wajib disampaikan kepada umat manusia. Seorang muslim hendaknya mempercayai hal itu. Dan kini umat muslim harus mengikuti ajaran yang disampaikan oleh Rasul terakhir, Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Ada banyak Nabi dan Rasul sebelum beliau. Nabi adalah seseorang yang menerima wahyu dari Allah, namun tidak berkewajiban menyampaikannya. Sedangkan Rasul adalah utusan Allah yang menerima wahyu dariNya, dan berkewajiban menyampaikan wahyu tersebut kepada umat.
Makna Rukun Iman kepada Hari Akhir
Seorang muslim juga harus percaya bahwa dunia yang dinikmati sekarang suatu saat akan hancur beserta dengan manusia. Hari akhir ini dinamakan hari kiamat. Setelah hari akhir terjadi, manusia akan dibangkitkan untuk dihisab segala amalnya.
Baca juga: Terbaru, Ini Urutan Rukun Iman yang Benar!
Makna Rukun Iman kepada Qada dan Qadar
Qada merupakan ketetapan Allah sejak zaman azali, sementara qadar adalah ketetapan-ketetapan Allah yang saat ini sedang terjadi kepada manusia. Orang yang percaya kepada ketentuan Allah disebut orang beriman, dan ia tidak akan gelisah dalam menjalani hidup. Orang beriman percaya bahwa apa yang telah terjadi, baik pada dirinya maupun pada dunia yang ada di sekelilingnya, merupakan sesuatu yang telah ditetapkan Allah. Orang yang beriman juga akan meyakini bahwa ketetapan Allah adalah hal terbaik bagi umat manusia.