1
Motivasi News Tips

Inilah Modal Utama dan Penting Untuk Membentengi Diri Dari Syahwat Negatif

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Maraknya maksiat di generasi muda negeri ini nyaris menyentuh titik biasa dan lazim. Mereka telah matang biologisnya tetapi tunas iman belum lagi tumbuh. Berbagai pembentengan yang dilakukan oleh orangtua, sekolah dan negara tak lagi mampu melindungi mereka. Gelombang besar syahwat telah meruntuhkan benteng-benteng itu. Karena seberapalah kuatnya benteng tanpa iman.

Berbagai benteng yang sifatnya pengawasan fisik terus digulirkan. Tetapi pasti semua itu bersifat sementara. Karena manusia yang menciptakan sistem itu. Sehingga semua bisa diakali.

Setiap bicara tentang pembatasan generasi dari maksiat zina, benteng paling efektifnya adalah iman. Iman yang akan menghasilkan rasa selalu merasa diawasi oleh Allah membuat mereka tidak berani menyentuh garisnya walau tidak ada yang melihatnya.

Memang solusi inilah yang seharusnya terus ditanamkan sebelum masa mereka matang secara biologis tiba. Sehingga benar jika dikatakan bahwa obat itu ada dalam diri mereka sendiri. Ya, iman yang ada dalam dada mereka itulah yang menjadi benteng.

Tapi masalahnya banyak yang tidak memahami bagaimana iman ditanamkan. Imam Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin mengkritik keras pengajaran iman versi filsafat. Berputar-putar, rumit, membingungkan, sebatas di otak dan ujungnya bisa tidak bertemu Tuhan. Sementara itulah yang bisa dirasakan dari kurikulum penanaman iman di negeri ini. Hanya sebatas di otak tidak di hati. Hanya sebatas dikenalkan tidak ditanamkan.

Tetapi bukan itu yang akan kita bahas dalam tulisan kali ini. Karena tetap saja, salah satu fitrah manusia yang harus disalurkan adalah syahwat kepada lawan jenis. Karenanya Al Quran melarang kerahiban, Qotadah berkata: Rahbaniyyah atau kerahiban adalah menolak (menikahi) wanita dan menetap di gereja-gereja.

Rasulullah pun mengingatkan tidak ada kerahiban dalam Islam. Beliau juga menegur keras seseorang yang menekadkan diri untuk tidak menikah, “Demi Allah aku orang paling bertakwa di antara kalian…….dan aku menikahi wanita. Siapa yang membenci sunnahku bukan golonganku.”

Dengan dalil-dalil tersebut, maka jelas bahwa kerahiban yang menahan syahwatnya kepada lawan jenis bertentangan dengan ajaran Islam. Syahwat kepada lawan jenis adalah fitrah yang tidak bisa dilawan. Untuk itulah Islam mengatur dengan hati-hati. Dan tidak membukanya kecuali hanya melalui: pernikahan.

webinar umroh.com

Itu artinya, pembentengan generasi muda dari maksiat zina dengan menggunakan iman dan yang lainnya adalah tindakan sementara di usia awal mereka. Sementara sebelum mereka bisa membangun rumah tangga. Karena suatu hari mereka harus menikah untuk menyalurkan fitrahnya itu, yang dalam Islam bahkan merupakan bagian dari ibadah suami dan istri.

Kalau pembentengan dan penjagaan hanya sementara, maka tidak ada cara lain kecuali kita segera memikirkan pernikahan anak-anak kita.

Di sinilah hancurnya generasi muda kita yang berawal hancurnya konsep berumah tangga. Di satu sisi, syahwat mereka dibangkitkan sepanjang jalan, seluas media dan pergaulan. Di sisi lain, pernikahan usia dini disumbat. Maka, bukankah ‘wajar’ ketika mereka menyalurkan syahwat mereka dengan cara maksiat yang membuat para orangtua ketakutan dan negara kerepotan.

Konsep hancur itu telah berefek luas. Sampai memunculkan sebuah pemikiran yang hampir rata di masyarakat bahwa yang menikah di usia dini, hanya satu di antara dua: hamil sebelum nikah atau tidak berpendidikan.

Bahkan dengan jelas negara ini mengingatkan tentang pernikahan di usia dini yang dinyatakan sebagai penyebab banyak masalah. Lengkap sudah. Siapa yang bertanggung jawab? Dari sinilah kita tahu bahwa upaya pembentengan cara dan modal ampuh untuk selalu melindungi dan menjaga diri ini untuk terhindar dari kemaksiatan, termasuk pembentengan diri untuk terhindar dari pelampiasan syahwat yang tidak benar, yang salah satu caranya dengan sering berpuasa dan menundukkan pandangan ke lawan jenis.

Untuk itulah jika kita semua sudah merasa mampu untuk menikah tak peduli dianggap usia yang terlalu dini, maka segeralah menikah. Namun apabila belum sanggup, solusi yang ampuh adalah dengan senantiasa menundukkan pandangan ke lawan jenis dan sering berpuasa, agar kita dapat mengontrol syahwat kita dan tidak sampai melampiaskannya ke jalan maksiat. Semoga Allah SWT senantiasa menjaga diri kita dari segala kemaksiatan yang ada. Amin.