Pernikahan di usia muda juga dapat menjadi salah satu modal penting untuk membuat benteng agar kita tidak sempat berbuat maksiat terutama dalam urusan syahwat. Dan rupanya menikah sendiri memang cukup dianjurkan untuk dilakukan di usia muda. Karena itulah sebisa mungkin kita mempersiapkan diri kita (bagi yang belum nikah) atau pun anak dan cucu kita (bagi yang sudah berumah tannga) agar dapat menikah di usia muda dan tidak perlu menunggu di usia yang cenderung tua untuk menikah.
Mari kita tengok sejarah kegemilangan Islam, rasanya sudah cukup kita berkata bahwa sejarah hanya masa lalu. Karena ia sepertiga Al Quran. Sejarah di masa lalu juga mengisahkan beberapa orang yang menikah di usia muda. Namun justru hidup dan rumah tangga mereka sangat penuh dengan kebarokahan dan kemuliaan.
Ali bin Abi Thalib menikah dengan Fathimah putri Nabi dalam usia 21 tahun. Sedangkan Harun Ar Rasyid, salah satu pemimping paling hebat di dunia justru menikah pada saat usianya masih 15 tahun.
Harun Ar Rasyid, pemimpin paling hebat di dunia (seperti judul bukunya DR. Syauqi Abu Khalil), menikah pada tahun 165 H. Padahal ia dilahirkan pada tahun 150 H, berarti itu menunjukkan bahwa usianya masih 15 tahun saat menikah. Perlu juga anda ketahui 5 tahun berikutnya ia dilantik menjadi khalifah dan ia menjadi khalifah paling sukses di dinasti Bani Abbasiyyah. Yang memimpin selama 23 tahun.
Sekarang silakan renungi yang dalam dan jujur, mana yang lebih hebat. Ali bin Abi Thalib dan Harun Ar Rasyid atau kita, usia dan karya kita hari ini? Baru setelah ini silakan bertanya bagaimana cara mencapainya.
Tulisan ini sengaja dihadirkan untuk menyadarkan bahwa sejarah kebesaran Islam melahirkan orang-orang yang berumah tangga di usia sangat awal atau bisa dibilang sangat muda. Mengapa hal yang demikian bisa terjadi? Jawabannya adalah karena Islam telah menyiapkan anak-anak dengan sangat serius sejak awal.
Sehingga mereka mampu berkarya sejak awal. Karya yang dimaksud ini juga termasuk dalam urusan rumah tangga. Alangkah indah dan lengkapnya hidup kita, jika kita bisa menikmati kebesaran anak dan juga cucu. Dan kita akan tinggalkan dunia dengan senyum indah bila melihat karya serta dengan bangga bisa menunjukkan karya kita pada anak dan cucu.
Tapi apa daya, banyak yang menikah terlambat. Bahkan, mendorong anak-anaknya untuk menikah lebih terlambat lagi dengan segudang alat untuk menakut-nakuti tentang horornya dunia pernikahan.
Dan subhanallah, terdapat sebuah kisah yang sangat menarik. Dan para pembaca patut bersyukur karena ketika tulisan ini sudah direncanakan untuk dibuat, ternyata Allah mempertemukan sang penulis dengan seorang teman, yang merupakan seniornya ketika masih kuliah. Senior penulis ini menjadi direktur eksekutif di sebuah sekolah Islam.
Dan pada suatu ketika, pernah sang penulis diajak oleh seniornya tersebut ke sebuah forum ilmu. Di forum ilmu tersebut beliau memberi sambutan mengejutkan. Salah satunya adalah saat beliau berkata: “Orang yang ada di depan Anda ini dalam dua bulan lagi insya Allah akan menjadi kakek, padahal usianya belum genap 40 tahun. Anak saya yang pertama laki-laki sedang kuliah semester awal usianya 18 tahun dan sudah menikah. Dia juga telah hafal Al Quran berikut dua adiknya yang lain. Saya bertekad lima adiknya pun akan hapal Al Quran.”
Hafidzokumulloh, ya Usrotal Khoir.
Subhanallah, kisah sukses itu sebenarnya ada di sekitar kita semua.
Kisah barusan juga sangat berguna karena mengingat keterbatasan ilmu dan akal kita dalam menerima kisah-kisah yang terjadi pada saat jauh-jauh hari di zaman kebesaran Islam. Kita sering baru bisa menerima kalau ada contohnya hari ini. Maka, contoh sukses yang terjadi sekarang itu sudah ada di samping kita semua.
Di sisi lain pembahasan ini juga sangat penting mengingat bahwa banyak anak-anak muda kita sangat tidak siap berumah tangga. Tapi sampai kapan kita terus mendendangkan lagu kesedihan tentang anak-anak kita yang tak kunjung siap dan tak kunjung kita siapkan?
Ayo bentengi generasi muda ini dengan iman. Siapkan mereka untuk berumah tangga, Dan sambut pernikahan indah mereka di usia awal (sangat muda).