đ Di dalam shalat, kita memang dituntut untuk selalu khusyuâ. Dan meski pun dalam shalat 5 waktu yang jika dilakukan berjamaah kita tidak dianjurkan untuk melama-lamakan waktu dan bacaan mengingat banyaknya kemungkinan kondisi jamaah kita, namun tetap saja kita tidak diperkenankan untuk terlalu tergesa-gesa dalam mengerjakan shalat sampai mengakhiri shalat. Ada beberapa faktor dan sebab yang menjadkan pelaksanaan shalat seorang hamba harusnya lebih lama, tenang dan khusyuâ, di antaranya:
đ1- Shalat adalah qurratul âain (penyejuk hati atau penghibur jiwa) bagi orang yang benar, sehingga ketika melaksanakannya dia akan betah berlama-lama karena dia merasakan kenikmatannya.
RasĂťlullâh Shallallahu âalaihi wa sallam bersabda, yang artinya:
Allâh menjadikan qurratul âain (penyejuk hati/penghibur jiwa) bagiku pada (waktu aku  melaksanakan) shalat.
Faktor inilah yang akan memudahkan seorang hamba untuk meraih khusyuâ dalam shalatnya, dengan izin Allâh Azza wa Jalla .
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, âKhusyuâ dalam shalat hanyalah akan diraih oleh orang yang hatinya tercurah sepenuhnya kepada shalat (yang sedang dikerjakannya), dia hanya menyibuk-kan diri dan lebih mengutamakan shalat tersebut dari hal-hal lainnya. Ketika itulah shalat akan menjadi (sebab) kelapangan (jiwanya) dan kesejukan (hatinya), sebagamana sabda RasĂťlullâh Shallallahu âalaihi wa sallam dalam hadits riwayat imam Ahmad dan an-Nasa-i, dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu bahwa RasĂťlullâh Shallallahu âalaihi wa sallam bersabda: âAllâh menjadikan qurratul âain (penyejuk/penghibur hati) bagiku pada (waktu aku melaksanakan) shalatâ
đ2- Bacaan al-Qurâan, doâa dan dzikir dalam shalat, semua ini termasuk sebab utama yang menjadikan tenang dan damai hati manusia.
Orang-orang yang beriman pastinya akan menjadikan hati mereka senantiasa tenteram jika mereka berzikir kepada Allâh. Dan mereka pun selalu ingat jika hanya dengan berdzikir kepada Allâh hati menjadi tenteram.
Artinya orang-orang beriman pasti akan meyakini bahwa dengan berzikir kepada Allâh Azza wa Jalla, maka segala kegalauan dan juga kegundahan yang ada di dalam hati mereka akan hilang, dan kegalauan serta kegundahan itu pun akhirnya akan berganti dengan kegembiraan dan kesenangan.
Bahkan mereka juga begitu menanamkan prinsip di dalam hati mereka bahwa tidak ada sesuatupun yang lebih besar mendatangkan ketentraman dan kebahagiaan bagi hati manusia melebihi berzikir kepada Allâh Azza wa Jalla.
Salah seorang Ulama salaf berkata, âKami mengerjakan shalat lalu beristirahat (merasakan kegembiraan) di dalam shalat kami.â
đ3- Saat shalat merupakan waktu bermunajat dan dekat dengan Allâh Azza wa Jalla .
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu bahwa RasĂťlullâh Shallallahu âalaihi wa sallam bersabda, yang artinya, âKetika salah seorang dari kalian sedang mengerjakan shalat maka sesungguhnya (saat itu) dia sedang bermunajat (berkomuni-kasi/ berbisik-bisik) dengan Rabbnya (Allâh Azza wa Jalla )â.
Bermunajat kepada Allâh Azza wa Jalla adalah kedudukan tertinggi dan kemuliaan terbesar seorang hamba di sisi Allâh Azza wa Jalla.
đ4- Doâa-doâa dalam shalat lebih utama dan dijanjikan pengabulan dari Allâh Azza wa Jalla , sebagaimana penjelasan yang telah lalu. Tentu ini menjadikan seorang hamba lebih bersemangat dan bersungguh-sungguh untuk memperbanyak doâa di dalam shalat.