Umroh.com – Pernikahan yang langgeng bisa diusahakan dengan memaksimalkan proses taaruf. Islam memberi cara mulia untuk berkenalan dengan calon pasangan melalui taaruf, dimana masing-masing pihak bisa menggali informasi tentang calon pasangan. Informasi yang diperoleh dalam proses taaruf akan menjadi dasar untuk memutuskan, atau bekal untuk melanjutkan membangun rumah tangga dengan calon mempelai. Tapi apa aja sih pertanyaan yang ditujukan untuk calon suami saat taaruf?
Berdasarkan pemaparan tim umroh.com, ada banyak hal yang boleh ditanyakan saat proses taaruf. Semua disesuaikan dengan kebutuhan dan potret keluarga impian yang ingin dicapai. Selain pertanyaan pribadi, ada beberapa hal yang sebaiknya ditanyakan oleh seorang wanita kepada calon imamnya.
Baca juga: Ingin Taaruf? Ini Cara Membuat Proposal Taaruf yang Benar
5 Pertanyaan Penting saat Taaruf
1. Pertanyaan tentang Visi dan Misi Pernikahan
Pria adalah pemimpin bagi wanita, dan ini sudah digariskan Allah SWT. Di dalam kehidupan pernikahan, peran pria sebagai pemimpin sangat dibutuhkan.
Layaknya pemimpin, seorang lelaki harus memiliki kepemimpinan yang baik. Ia harus memiliki pandangan tentang keluarga yang ingin dicapainya, serta cara-cara apa yang menurutnya baik untuk dilakukan demi mencapai visi tersebut.
Di sini wanita perlu menanyakan tentang visi dan misi pernikahan kepada calon pasangan pria. Tanyakan tentang gambaran keluarga yang ingin dimilikinya di masa depan. Juga tentang cara-cara yang akan dilakukannya untuk mencapai keluarga impian.
Mau punya tabungan umroh hingga jutaan rupiah? Yuk download aplikasinya di sini sekarang juga!
Misal sang wanita kemudian mengetahui bahwa sang pria ingin memiliki keluarga Islami. Untuk itu, sang pria sebagai suami akan mengajak anggota keluarganya agar dekat dengan masjid. Atau sang pria juga ingin memiliki keluarga yang ceria, sehingga ia akan mengusahakan untuk mengajak pasangan beserta anak refreshing dan liburan.
Mengetahui visi dan misi sangat penting agar wanita bisa mengukur kecocokan dengan calon pasangan. Kecocokan akan dirasakan jika ternyata wanita juga memiliki visi yang sama, serta misi yang serupa. Karena itu, pertanyaan ini bisa berkembang menjadi media agar masing-masing pihak mengetahui visi dan misi calon pasangannya. Adakah hal yang sesuai, atau hal yang bisa dikompromikan, atau bahkan tidak cocok sama sekali.
Sebaliknya, jika merasakan ketidakcocokan terhadap visi dan misi calon pasangan, maka proses taaruf bisa dihentikan. Misalnya jika ternyata sang wanita ingin memiliki keluarga yang disiplin, sementara sang pria tidak menganggap disiplin adalah hal penting.
2. Pertanyaan tentang Ibadah
Menikah adalah ibadah yang terpanjang dan berlangsung sepanjang waktu. Akan lebih indah dan berkah jika pernikahan membuat suami dan istri semakin taat kepada Allah. Karena itu, pertanyaan tentang ibadah penting untuk diajukan.
Tanyakan tentang ibadah wajib dan sunnah yang dijalankan calon suami. Apakah shalat lima waktunya lengkap, apakah tepat waktu, atau apakah dilaksanakan di masjid. Tanyakan juga tentang ibadah-ibadah sunnah yang dilaksanakannya.
Lanjutkan taaruf jika sang wanita ridha dengan ibadah calon suami. Apabila ada kekurangan menurut pandangan wanita mengenai ibadahnya, tanyakan apakah bersedia untuk bersama-sama memperbaiki diri dan saling mengingatkan.
Ibadah sunnah dan kesempurnaan ibadah wajib bisa ditingkatkan seiring waktu. Namun, perlu diperhatikan untuk memastikan calon suami yang dipilih tidak akan meninggalkan shalat wajib.
3. Pertanyaan tentang Pembagian Peran di Rumah Tangga
Kehidupan rumah tangga tidak melulu soal bahagia. Ketika memutuskan telah berumah tangga, suami dan istri akan menghadapi persoalan kehidupan. Mulai dari persoalan pemenuhan kebutuhan rumah tangga sehari-hari, hingga permasalahan berat yang menguras energi dan emosi.
Segala persoalan di rumah tangga menuntut kerjasama suami dan istri untuk menuntaskannya. Suami dan istri harus berbagi peran agar masalah di rumah tangga teratasi dan tidak berantakan.
Karena itu, pandangan mengenai peran di rumah tangga juga harus ditanyakan kepada calon suami saat taaruf. Misalnya pertanyaan tentang siapa yang akan mencari nafkah, bolehkah wanita bekerja, maukah suami dan istri saling membantu, bersediakah suami membantu istri jika kewalahan dengan tugasnya atau sebaliknya.
Dari pertanyaan ini, masing-masing pihak bisa memberikan pendapat mengenai batasan dan harapan tentang peran di rumah tangga. Dengan demikian, masing-masing pihak bisa memperkirakan kecocokan, sekaligus mempersiapkan diri untuk berkompromi dalam bekerjasama dengan pasangan.
Harga pas di kantong, yuk pilih paket umroh Anda cuma di umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
4. Pertanyaan Tentang Karakter saat Menghadapi Konflik
Rumah tangaa tidak akan bisa dihindarkan dari konflik. Perbedaan karakter antara suami dan istri akan mencapai titik temu di mana masing-masing dituntut untuk saling mengerti. Di titik ini, konflik akan terjadi dan kebijaksanaan untuk menghadapinya menjadi kunci langgengnya pernikahan.
Umroh.com merangkum, sang wanita perlu mengetahui bagaimana cara suami menghadapi konflik. Tanyakan bagaimana sikapnya jika menemui hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginannya. Apakah ia tipe yang memendam perasaan, apakah mengutarakan dengan kepala dingin, atau apakah lebih sering mengutarakannya disertai dengan emosi.
Jawaban dari calon suami menjadi modal penting untuk memperkirakan kecocokan. Misalnya jika ternyata calon suami adalah tipe orang yang suka berterus terang dan langsung melampiaskan emosinya, apakah wanita bisa menerimanya. Atau apakah ada hal yang harus disampaikan atau kesepakatan yang dibuat jika ternyata wanita tidak cocok dengan cara pasangan menghadapi konflik.
5. Pertanyaan tentang Pandangan terkait Keuangan
Visi dan misi keluarga akan berkaitan dengan keuangan. Tanyakan kepada calon suami tentang hal-hal yang akan diupayakannya untuk mencukupi keluarga, atau tanyakan tentang caranya mengelola keuangan. Apakah seluruh penghasilan akan diserahkan kepada istri untuk dikelola, atau dikelola sendiri, dan bagaimana caranya mengelola keuangan.
Banyak masalah rumah tangga dimulai dari finansial. Karena itu, sang wanita perlu bertanya lebih detail sebagai bekal untuk memutuskan atau mempersiapkan diri dan bekerjasama menjalani pernikahan dengan calon suami.