Umroh.com – Manusia adalah makhluk hidup yang sempurna yang diciptakan Allah SWT. Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Sang Khalik. Allah bukan sekedar menciptakan saja, namun membuat manusia lebih berarti memaknai dan memahami kehidupan di dunia ini. Buat apa manusia hidup? Untuk siapa manusia ada? Dengan apa manusia bertahan? Semua jawabannya karena Allah menciptakan dengan maksud dan tujuan dengan sempurna. Berikut ini akan dijelaskan nasib orang musyrik jika hari kiamat akan tiba kelak.
Tim umroh.com memaparkan, setiap manusia yang hidup menginginkan kebahagiaan dan tidak pernah menginginkan kesengsaraan walau sejenak. Semua orang ingin senantiasa beruntung dan berusaha maksimal menghindari kerugian, namun apa hendak dikata, fakta berbicara lain. Tidak semua yang diinginkan manusia di dunia terwujud, terkadang apa yang justru dihindari menjadi fakta yang harus diterima, meski terasa pahit.
Baca juga: Wajib Tahu, Ini Rahasia Kehebatan Sholawat Nabi
Kerugian terus mendera. Kenyataan pahit ini disikapi dengan sikap yang berbeda-beda, mulai dari sikap ekstrim sampai yang biasa-biasa saja. Terkadang sikap itu justru mendatangkan kerugian atau penderitaan baru mengambil jalan pintas melakukan hala-hal mungkar. Tapi ada juga yang menyikapi dengan santai, tenang dan penuh kesabaran. Itu semua tergantung keimanan dan ketaqwaan seseorang kepada Allah SWT
Pengertian Orang Musyrik
Orang musyrik adalah orang yang tidak puas atas pemberian nikmat yang Allah berikan. Mereka rela menyekutukan Allah dengan cara apapun. Musyrik merupakan dosa yang tidak dapat diampuni kecuali dengan bertaubat dan meninggalkan kemusyrikan sejauh-jauhnya.
Tanpa kita sadari kemusyrikan yang kita lakukan ini, ternyata perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Sering kali manusia menyepelekan antara kebenaran dengan kejahatan. Mereka berlomba-lomba beribadah namun di luar jalur yang telah Allah tentukan. Merkea meminta sesuatu selain kepada Allah. Bahkan mereka menyembah yang tak selayaknya disembah.
Nasib Orang Musyrik di Hari Kiamat
Nasib terburuk yang menimpa seseorang adalah kerugian yang menimpa agamanya, karena kerugian ini akan menyebabkan penderitaan abadi di akhirat. Kerugian yang menimpa agama seseorang merupakan musibah terparah bagi seseorang.
Mau dapat tabungan umroh hingga jutaan rupiah? Yuk download aplikasinya di sini sekarang juga!
Diantara ciri orang yang menderita kerugian dengan kerugian hakiki adalah ia melalaikan kesempatan beramal shaleh dalam kehidupannya. Dia membiarkan kesempatan itu lewat begitu saja, sehingga akhirnya saat kematian tiba, amal kabaikan yang pernah dilakukannya masih sedikit, sementara keburukannya menggunung. Jika demikian keadaannya, timbangan keburukannya akan mengalahkan timbangan kebaikannya. Orang seperti ini termasuk yang merugi, sebagaimana firman Allâh Azza wa Jalla :
“Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan barangsiapa ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri”. (Al-A’raf/7:8-9)
Umroh.com merangkum, pada hari kiamat kelak, seluruh manusia akan dihidupkan kembali. Mereka semua dibangkitkan dari kuburnya. Kemudian mereka dikumpulkan untuk dihisab dan diadili. Di hari kiamat, orang-orang musyrik itu akan dikumpulkan dengan berhala-berhala mereka. Setelah hari kiamat, berhala-berhala itu tetap tidak bisa memenuhi doa dan permintaan mereka selama di dunia. Juga tidak memberikan pertolongan atau menyelamatkan mereka dari azab Allah SWT. Lebih dari itu, berhala-berhala yang mereka sembah itu justru menjadi musuh bagi mereka.
Orang-orang musyrik itu benar-benar merugi. Selama di dunia mereka telah bersusah payah menyembah berhala-berhala. Akan tetapi, upaya itu tidak memberikan manfaat baginya. Di dunia, doanya tidak didengarkan, apalagi dikabulkan. Sementara di akhirat, berhala-berhala itu justru memusuhi mereka. Berlepas diri dari dan melaknat mereka. Tidak mengakui bahwa mereka telah memerintahkan melakukan penyembahan.
Harga pas di kantong, yuk pilih paket umroh Anda cuma di umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
Tentu saja, apa yang mereka alami berbeda sama sekali terhadap dengan apa yang didapatkan orang-orang Mukmin yang menyembah Allah SWT. Doa-doa yang mereka munajatkan kepada Allah SWT didengar oleh-Nya. Sebab, Dia Maha Mendengar. Dia juga sangat dekat dengan hamba-Nya. Bahkan lebih dekat dari urat leher. Allah SWT berfirman: Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya (QS Qaf [50]: 16).
Dia juga menjanjikan akan mengabulkan doa-doa hamba-Nya (lihat QS al-Baqarah [2]: 186). Allah SWT juga berfirman: Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (QS Ghafir [40]: 60).
Dalam ayat tersebut, doa dinyatakan sebagai ibadah. Sebagai layaknya ibadah, maka orang yang berdoa pun berhak mendapatkan pahala. Oleh karena itu, semua doa yang ikhlas dan benar yang dimunajatkan oleh orang-orang Mukmin dan bukan pelaku maksiat akan dikabulkan. Jika tidak di dunia, akan diberikan kepada mereka di akhirat. Dengan demikian, tak ada kerugian sama sekali bagi mereka. Tentu saja ini berbeda sama sekali dengan orang-orang musyrik yang menyembah dan meminta pertolongan kepada selain Allah SWT. Sudahlah doa mereka tidak dikabulkan di dunia, di akhirat mereka jauh lebih menderita. Berhala yang mereka sembah semasa di dunia justru memusuhi mereka. Belum lagi ditambah dengan azab neraka selama-lamanya. Semoga kita dilindungi-Nya dari kemusyrikan.