Umroh.com – Mandi besar wajib dilakukan oleh umat muslim untuk mensucikan diri dari hadast besar. Seseorang diharuskan melakukan mandi besar jika mengalami beberapa hal, yaitu keluarnya air mani dengan syahwat, melakukan hubungan badan atau junub, selesai haid atau nifas, masuk Islam, dan meninggal dunia. Berikut akan dijelaskan beberapa niat mandi besar yang wajib dihafalkan.
Umroh.com merangkum, mandi besar dilakukan ketika seseorang dituntut dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan ibadah sholat wajib, atau ketika ingin melakukan tawaf, atau membaca Al Quran.
Baca juga: Lengkap, Ini Tata Cara Mandi Besar Menurut Rasulullah
Niat Mandi Besar
Niat merupakan perkara penting dalam pelaksanaan suatu ibadah. Niat akan membedakan antara aktivitas biasa atau ibadah, serta menentukan pahala dari ritual ibadah yang kita lakukan. Dari Umar bin Khattab, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya” (HR. Bukhari dan Muslim).
Misalnya ketika mandi besar harus disertai dengan menghadirkan niat untuk mensucikan diri dari hadast besar. Jika tidak ada niat, maka mandi yang dilakukan hanya sekedar mengalirkan air ke seluruh tubuh.
Mau dapat tabungan umroh hingga jutaan rupiah? Yuk download aplikasinya di sini sekarang juga!
Niat bisa dihadirkan di dalam hati saja, atau diucapkan dengan lisan. Melafalkan niat bisa membantu kita untuk menghadirkan niat dengan lebih jelas. Jika memilih untuk melafalkannya, maka adalah sebagai berikut :
1. Niat mandi besar secara umum
نَوَیْتُ الغُسْلَ لرَفْعِ الْحَدَثِ الاَكْبَرِ فَرْضًا ِﷲِ تَعَالَى
Nawaitul ghusla liraf ‘il hadatsil akbari fardhal lillaahi ta’aala
Artinya: Aku berniat mandi besar untuk menghilangkan hadas besar fardu kerena
Allah ta’ala.
2. Niat mandi besar untuk bersuci dari junub
نَوَیْتُ الْغُسْلَ لرَفْعِ الحَدَثِ اْلأَكْبَرِ مِنَ الجنابةِ فَرْضًا ﷲِِ تَعَالَى
Nawaitul ghusla lirof’il hadatsil akbari minal janaabati fardhon lillaahi ta’aala
Artinya: “Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari janabah, fardhu karena Allah ta’ala.”
3. Niat mandi besar untuk bersuci dari haid
نَوَیْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبرِ مِنَ الحَیْضِ فَرْضًا ِﷲِ تَعَالَى
Nawaitul Ghusla Liraf’il Hadatsil Akbari minal Haidhi Fardhan Lillaahi Ta’aala
Artinya: “Aku niat mandi besar untuk menghilangkan hadas besar dari haid fardhu karena Allah ta’ala.”
4. Niat mandi besar untuk bersuci dari nifas
نَوَیْتُ الْغُسْلَ لرَفْعِ الْحَدَثِ الْاَكْبَرِ مِنَ ِّ النفَاسِ فَرْضًا ﷲِِ تَعَالَى
Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbari minan nifasi fardhan lillahi ta’aala
Artinya: “Saya niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari nifas fardu karena Allah ta’ala”.
Harga pas di kantong, yuk pilih paket umroh Anda cuma di umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
Rukun Mandi Besar
Berdasarkan pemaparan tim umroh.com, rukun mandi besar adalah niat dan menyiramkan air ke seluruh tubuh hingga mengenai rambut dan kulit. Jika kedua unsur tersebut dipenuhi, maka mandi besarnya dinilai sah.
Seseorang disebut telah mandi besar ketika ia telah menghadirkan niat dan memastikan air terguyur secara merata ke seluruh tubuh. Suatu hari, Rasulullah dan para Sahabat sedang melakukan perjalanan dan bermalam di suatu tempat. Mereka bangun kesiangan, dan sholat subuh ketika matahari telah naik.
Usai sholat subuh, Rasulullah melihat ada seorang sahabat yang menjauhkan diri dan tidak ikut sholat berjamaah dengan Rasulullah.
Rasulullah pun bertanya, “Apa yang menghalangimu, wahai Fulan untuk sholat bersama orang-orang?”. Orang tersebut kemudian menjawab, “Aku tertimpa janabat dan tidak ada air”.
Rasulullah kemudian menyuruhnya untuk bertayamum, dan ketika Rasulullah telah menemukan air, beliau memberikan air tersebut dan berkata, “Pergilah dan tuangkanlah air itu kepada dirimu”.
Dalam hadist lain, disebutkan pula Rasulullah mandi besar dengan memastikan air telah mengalir ke seluruh tubuh.
Aisyah ra. bertutur tentang tata cara mandi Rasulullah, “Kemudian beliau mengguyur air pada seluruh badannya” (HR. An Nasa’i).
Sementara Jubair bin Muth’im berkata, “Kami saling memperbincangkan tentang mandi janabah di sisi Rasulullah, lalu beliau bersabda, “Saya mengambil dua telapak tangan, tiga kali lalu saya siramkan pada kepalaku, kemudian saya tuangkan setelahnya pada semua tubuhku” (HR. Ahmad).
Ummu Salamah menuturkan, “Saya berkata, wahai Rasulullah, aku seorang wanita yang mengepang rambut kepalaku, apakah aku harus membuka kepangku ketika mandi junub?” Beliau bersabda, “Jangan (kamu buka). Cukuplah kamu mengguyur air pada kepalamu tiga kali, kemudian guyurlah yang lainnya dengan air, maka kamu telah suci”. (HR. Muslim).
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!
Adab Mandi Besar
Selain memperhatikan niat mandi besar, hal lain yang juga harus kita perhatikan ketika membersihkan hadast besar adalah adab. Imam al-Ghazali menjelaskan beberapa adab untuk melakukan mandi besar sebagai berikut :
- Ketika memasuki kamar mandi, disarankan untuk membasuh tangan terlebih dahulu. Caranya adalah dengan langsung mengambil air untuk membasuh tangan sebanyak tiga kali.
- Membersihkan kotoran atau najis di tubuh terlebih dahulu.
- Berwudhu, sama seperti wudhu ketika akan melakukan sholat. Akhiri wudhu dengan menyiramkan air pada kaki.
- Memulai dengan mengguyur kepala sebanyak tiga kali. Bersamaan dengan mengguyur kepala, hendaknya melafalkan atau menghadirkan niat mandi besar untuk menghilangkan hadas besar.
- Setelah itu dilanjutkan dengan mengguyur tubuh bagian kanan sebanyak tiga kali, dan bagian kiri sebanyak tiga kali, disertai dengan gerakan menggosok-gosok tubuh bagian depan dan belakang sebanyak tiga kali, serta memastikan lipatan-lipatan tubuh terkena air digosok-gosok. Gosok juga sela-sela rambut dan jenggot.