Umroh.com – Mandi junub merupakan salah satu cara membersihkan hadas atau najis selain dengan wudhu bagi umat muslim. Jika wudhu berfungsi membersihkan hadas kecil, maka mandi besar untuk menghilangkan hadas besar. Lalu bagaimana tata cara mandi junub itu sendiri? Berikut penjelasannya.
Dalam mandi junub atau mandi wajib juga terdapat wudhu di dalamnya. Selain itu dalam mandi wajib seluruh bagian tubuh luar dibersihkan secara menyeluruh. Untuk memahami tata cara dan syarat-syaratnya, berikut ulasan tata cara mandi wajib sesuai tuntunan Rasulullah salallahu ‘alayhi wa sallam bagi laki-laki dan wanita.
Baca juga: Jangan Dilakukan! Ini 5 Hal Terlarang bagi Orang Junub
Niat dan Syarat Sah Mandi Junub
Umroh.com merangkum, sama seperti ritual ibadah-ibadah lainnya dalam Islam, niat menjadi fondasi awal dalam hati. Selain itu, para ulama mengatakan bahwa di antara fungsi niat adalah untuk membedakan manakah yang menjadi kebiasaan dan manakah ibadah. Dalam hal mandi wajib tentu saja mesti dibedakan dengan mandi biasa yang merupakan sebuah kebiasaan. Pembedanya adalah niat.
Dalam hadits dari ‘Umar bin Al Khattab, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya.” (HR. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907)
Mau dapat tabungan umroh hingga jutaan rupiah? Yuk download aplikasinya di sini sekarang juga!
Rukun Mandi Junub
Rukun berarti hal yang harus dilakukan dalam sebuah ibadah, jika tidak dilakukan maka ibadah tersebut tertolak, maka Anda perlu mengulanginya lagi.
Dalam mandi junub, yang menjadi rukun ibadah ialah mengguyur air ke bagian tubuh, dari atas ke bawah. Hakikat mandi adalah mengguyur seluruh badan dengan air, yaitu mengenai rambut dan kulit. Inilah yang diterangkan dalam banyak hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di antaranya adalah hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha yang menceritakan tata cara mandi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, berikut:
“Kemudian beliau mengguyur air pada seluruh badannya.” (HR. An Nasa-i no. 247. Disahihkan syaikh Al Albani)
Ulama hafidz Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan, bahwa penguatan makna dalam hadits ini menunjukkan bahwa ketika mandi Rasulullah mengguyurkan air ke seluruh tubuh.
Senada dengan tafsiran tersebut, ada hadist lain dari Jubair bin Muth’im. Ia mengatakan, bahwa kami saling memperbincangkan tentang mandi janabah di sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu beliau bersabda,
“Saya mengambil dua telapak tangan, tiga kali lalu saya siramkan pada kepalaku, kemudian saya tuangkan setelahnya pada semua tubuhku.” (HR. Ahmad 4/81)
Dengan Anda mengguyur badan secara keseluruhan, maka mandinya dianggap sah, asalkan disertai niat untuk mandi wajib. Jadi seseorang yang mandi di pancuran atau shower dan air mengenai seluruh tubuhnya, maka mandinya sudah dianggap sah.
Adapun berkumur-kumur, memasukkan air dalam hidung (istinsyaq) dan menggosok-gosok badan adalah perkara yang disunnahkan menurut mayoritas ulama.
Yuk berangkat umroh agar rezeki Anda dilancarkan. Temukan paketnya di Umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
Tata Cara Mandi yang Sempurna
Tim Umroh.com memaparkan, setelah melaksanakan rukunnya, agar mandi Anda lebih sempurna perlu mempraktikan tata cara mandi yang disunnahkan Rasulullah salallahu ‘alayhi wa sallam. Tata cara tersebut yang paling benar dan disepakati ulama terdahulu (salaf) berasal dari dua dalil, yaitu hadits dari ‘Aisyah dan hadits dari Maimunah.
Hadist Pertama:
Dari ‘Aisyah, isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa jika Nabi mandi junub, beliau memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya. Kemudian beliau berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat. Lalu beliau memasukkan jari-jarinya ke dalam air, menggosokkannya ke kulit kepalanya, kemudian menyiramkan air ke atas kepalanya dengan cidukan kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengalirkan air ke seluruh kulitnya. (HR. Bukhari no. 248 dan Muslim no. 316)
Hadits kedua:
Dari Ibnu ‘Abbas berkata bahwa Maimunah mengatakan,
“Aku pernah menyediakan air mandi untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu beliau menuangkan air pada kedua tangannya dan mencuci keduanya dua kali-dua kali atau tiga kali. Lalu dengan tangan kanannya beliau menuangkan air pada telapak tangan kirinya, kemudian beliau mencuci kemaluannya.
Setelah itu beliau menggosokkan tangannya ke tanah. Kemudian beliau berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidung. Lalu beliau membasuh muka dan kedua tangannya. Kemudian beliau membasuh kepalanya tiga kali dan mengguyur seluruh badannya. Setelah itu beliau bergeser dari posisi semula lalu mencuci kedua telapak kakinya (di tempat yang berbeda).” (HR. Bukhari no. 265 dan Muslim no. 317)
Tata Cara Mandi Junub yang Disunnahkan
- Pertama: Mencuci tangan sebanyak tiga kali sebelum tangan tersebut dimasukkan dalam bejana atau sebelum mandi.
Cara ini sama seperti yang disunnahkan setelah bangun tidur sebelum berwudhu atau menyikat gigi. Rasul menyuruh kita untuk mencuci tangan dengan guyuran air sebelum tangan dimasukan ke dalam sumber air (bejana).
- Kedua: Membersihkan kemaluan dan kotoran yang ada dengan tangan kiri.
- Ketiga: Mencuci tangan setelah membersihkan kemaluan dengan menggosokkan ke tanah atau dengan menggunakan sabun.
- Keempat: Berwudhu dengan wudhu yang sempurna seperti ketika hendak shalat.
Imam Asy Syaukani rahimahullah berpendapat mendahulukan mencuci anggota wudhu ketika mandi itu tidaklah wajib. Anda cukup mengguyur badan ke seluruh badan tanpa didahului dengan berwudhu, maka itu sudah disebut mandi.
- Kelima: Mengguyur air pada kepala sebanyak tiga kali hingga sampai ke pangkal rambut.
- Keenam: Memulai mencuci kepala bagian kanan, lalu kepala bagian kiri.
- Ketujuh: Menyela-nyela rambut.
- Kedelapan: Mengguyur air pada seluruh badan dimulai dari sisi yang kanan setelah itu yang kiri.
Dalilnya adalah hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mendahulukan yang kanan ketika memakai sendal, ketika bersisir, ketika bersuci dan dalam setiap perkara (yang baik-baik).” (HR. Bukhari no. 168 dan Muslim no. 268)
Mengguyur air ke seluruh tubuh di sini cukup sekali saja sebagaimana tekstual hadits yang membicarakan tentang mandi.
Sedangkan bagian kaki dapat dicuci terakhir. Dua cara yang disebut dalam hadits ‘Aisyah dan Maimunah bisa sama-sama digunakan. Yaitu kita bisa saja mandi dengan berwudhu secara sempurna terlebih dahulu, setelah itu kita mengguyur air ke seluruh tubuh, sebagaimana disebutkan dalam riwayat ‘Aisyah. Atau boleh jadi kita gunakan cara mandi dengan mulai berkumur-kumur, memasukkan air dalam hidup, mencuci wajah, mencuci kedua tangan, mencuci kepala, lalu mengguyur air ke seluruh tubuh, kemudian kaki dicuci terakhir.
Bagaimanakah Tata Cara Mandi Junub pada Wanita?
Tata cara mandi junub pada wanita sama dengan tata cara mandi yang diterangkan di atas sebagaimana telah diterangkan dalam hadits Ummu Salamah, “Saya berkata, wahai Rasulullah, aku seorang wanita yang mengepang rambut kepalaku, apakah aku harus membuka kepangku ketika mandi junub?”
Rasulullah salallahu’alayhi wa sallam bersabda, “Jangan (kamu buka). Cukuplah kamu mengguyur air pada kepalamu tiga kali, kemudian guyurlah yang lainnya dengan air, maka kamu telah suci.” (HR. Muslim no. 330)
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di Umroh.com!
Untuk mandi karena haidh dan nifas, tata caranya sama dengan mandi junub namun ditambahkan dengan beberapa hal berikut ini:
- Pertama: Menggunakan sabun dan pembersih lainnya beserta air.
- Kedua: Melepas kepangan sehingga air sampai ke pangkal rambut.
- Ketiga: Ketika mandi sesuai masa haidh, seorang wanita disunnahkan membawa kapas atau potongan kain untuk mengusap tempat keluarnya darah guna menghilangkan sisa-sisanya. Selain itu, disunnahkan mengusap bekas darah pada kemaluan setelah mandi dengan minyak misk atau parfum lainnya. Hal ini dengan tujuan untuk menghilangkan bau yang tidak enak karena bekas darah haidh.