Pekerjaan rumah tidak ada habisnya. Dari berantakan…rapi….tidak lama berantakan lagi.
Dari kotor….bersih….tidak lama kotor lagi. Anak-anak, suami, dapur, rumah dan seterusnya…Dan apabila kita mengerjakan suatu pekerjaan rumah dan sudah bisa beres di hari itu, tentu itu bukan berarti beres untuk selamanya. Karena pada keesekoan harinya kita juga dituntuk untuk kembali mengerjakan rumah, demikian pula pada hari-hari berikutnya dan seterusnya….
.
Ali bin Abi Thalib sebagai suami menuturkan betapa lelah istrinya mengurusi rumah yg tak seberapa besar itu. Bisa dibayangkan, rumah yang tak seberapa besar saja bisa membuat lelah para istri apabila harus mengurus rumah dengan benar. Apabila kalo rumahnya jauh lebih besar da nisi yang ada di dalam rumah juga jauh lebih banyak jika kita memang mau benar-benar mengurus rumah dengan baik dan benar.
Contoh lain dari kasus ini adalah Ttangan Fatimah putri Nabi yg mulia itu menjadi keras dan kasar karena harus menumbuk dan mengadoni sendiri dengan menggunakan roha (alat tumbuk saat itu). Hingga suatu hari mereka berdua mendengar bahwa Nabi mendapatkan budak yg bisa dijadikan pembantu. Darisini kita pun harus bisa menyadari bahwa betapa besarnya peran para pembantu yang kerap melakukan pekerjaan-pekerjaan yang ada di rumah sehingga bisa banyak meringankan beban sang pemilik rumah dalam mengurusi rumah.
.
Fatimah datang utk memohon pembantu dari ayah mulia Rasulullah. Tapi Rasul tidak ada di tempat. Fatimah hanya berjumpa Aisyah. Aisyah berjanji menyampaikannya.
.
Malam itu, saat Ali dan Fatimah sudah bersiap istirahat dan telah berbaring. Ayahanda Rasulullah datang…
Keduanya bersegera ingin bangun.
Rasul berkata: “Tetaplah di tempat kalian berdua.”
.
Beliau mendekat dan duduk di antara mereka berdua hingga Ali merasakan dingin telapak kaki beliau mengenai perutnya.
.
Kemudian ayahanda Rasulullah berkata:
“Maukah aku tunjukkan pada kalian berdua yg lebih baik dari yang kalian minta? Jika kalian berdua sudah hendak tidur maka bertasbihlah 33 kali, bertahmidlah 33 kali dan bertakbirlah 34 kali. Itu lebih baik bagi kalian berdua dari seorang pembantu.”
.
Jika itu Fatimah, maka inilah ibunya Khodijah rodhiallohu anha.
Jibril pernah datang kepada Nabi. Tapi kedatangannya kali ini bukan menyampaikan ayat. Jibril datang turun dari langit yg tujuh sana hanya utk menyampaikan memberi salam. Salam untuk istri Nabi, Khodijah yg mulia.
.
Jibril berkata:
“Wahai Rasulullah, ini Khodijah akan datang membawa periuk ada lauk di dalamnya. Jika dia nanti datang sampaikan salam dari Robb nya dan dariku. Dan beritakan untuknya kabar gembira tentang surga yang tidak ada kegaduhan dan tidak ada kelelahan di dalamnya.”
.
(Salam dari kami para ayah untuk para ibu yg lelah. Dua kisah istimewa dari dalam rumah nubuwwah. Untukmu para ibu…..
Selamat ibu, dengan semua kelelahan urusan rumah. Semoga salam Allah dan para malaikat untukmu dan surga balasan tertinggimu.
Salam untukmu para ahlul bait…)