Seperti yang kita semua tahu, bahwa tidak ada 1 jenis siswa. Beberapa orang bekerja keras dan sukses. Namun ada juga yang bekerja keras dan gagal, tapi mereka terus berusaha yang terbaik
Yang lain berusaha cukup keras untuk lulus. Tapi ada juga orang-orang yang kemudian tidak banyak belajar, berfikir bahwa mereka akan beruntung pada saat ujian, namun mereka gagal.
Saya belum pernah bertemu dengan seseorang yang bersungguh-sungguh belajar tetapi kemudian menyadari bahwa mereka tidak akan mendapatkan hasil 100% pada setiap ujian yang mereka ambil, lalu menyerah dan tidak mengisi ujian sama sekali atau bahkan tidak muncul pada saat ujian. Hal ini karena sekolah bukanlah segalanya, setiap poin dan tugas diperhitungkan saat Anda mencoba mendapatkan nilai kelulusan.
Bukan Tentang Menjadi Sempurna
Agama kita juga sama, tapi Setan tidak ingin kita mengetahui hal itu. Setan mencoba meyakinkan kita bahwa jika kita tidak menyembah Tuhan dengan cara yang sempurna, maka kita lebih baik tidak perlu repot-repot mencoba sama sekali
Jadi, jika seseorang tidak mengerjakan sholat lima waktu atau bahkan tidak sholat sama sekali, lalu disaat mereka akhirnya berdiri untuk menawarkan doa, maka Setan akan membuat mereka berfikir, “Apakah saya bercanda? Saya tidak pernah sholat ketika saya diwajibkan untuk itu. Lalu, akankah Tuhan menerima semua do’a saya sekarang?
Atau jika seorang wanita berfikir tentang mengejakan hijab tapi tidak menutup dengan sempurna atau berbuat dosa dengan cara tertentu, maka Setan akan membuatnya merasa tidak ada gunanya menggunakan hijab.
Ini hanya beberapa contoh, tapi konsep ini berlaku hampir di semya aktivitas yang kita jalankan sebagai seorang muslim.
Nabi Muhammad (saw) berkata:
Allah Ta’ala berfirman: ‘Jika hamba saya berniat melakukan perbuatan baik dan dia tidak melakukannya (karena dia tidak mampu), maka itu dicatat baginya sebagai perbuatan baik. Jika dia melakukannya, maka itu dicatat sebagai sepuluh perbuatan baik dan dikalikan hingga tujuh ratus kali. Dan jika hamba saya berniat melakukan perbuatan buruk dan dia tidak melakukannya, maka itu tidak dicatat untuknya. Jika dia melakukannya, maka itu dicatat sebagai satu perbuatan buruk. ‘(HR. Sahih Al-Bukhari)
Hadits ini menunjukkan rahmat Allah, karena perbuatan baik dihitung hingga 7.000 kali lebih banyak daripada perbuatan buruk. Kamipun akhirnya benar-benar meninggalkan pemikiran tentang perbuatan buruk kami, karena hal itu tidak akan mempengaruhi perbuatan baik kami.
Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya, perbuatan baik menghapus segala kejahatan. Itu adalah pengingat bagi mereka yang ingat. (Quran 11: 114)
Jika Setan (atau pemikiran kita sendiri) berusaha meyakinkan kita bahwa tidak ada gunanya mencoba melakukan ibadah tertentu karena kita tidak cukup baik, atau karena kita adalah pendosa, maka kita perlu mengingatkan diri kita bahwa rahmat Allah lebih besar dari semua hal baik atau buruk yang pernah kita lakukan.
Nabi Muhammad berkata:
Semua anak Adam pernah melakukan perbuatan dosa, namun yang terbaik adalah mereka yang bertaubat. (HR. At-Tirmidzi)
Kita semua pernah melakukan dosa. Tidak ada manusia yang sempurna, dan kita tidak tahu siapa diantara kita yang paling dekat dengan Allah. Semua yang Allah harapkan dari kita adalah upaya yang tulus dan pertobatan yang jujur ketika kita gagal.
Manusia mengharapkan kesempurnaan, tapi Tuhan tidak. Jika kita dapat mengingatnya, maka akan lebih mudah bagi kita untuk dekat dengan Allah dan melakukan hal-hal yang dikehendaki Allah.