1
Sejarah Islam

Beri Kontribusi, Inilah Ilmuwan Muslim di Bidang Astronomi

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Ilmuwan muslim memberi banyak pengaruh positif bagi ilmu pengetahuan. Salah satunya, perkembangan ilmu astronomi. Cabang dari ilmu alam yang meneliti benda langit, seperti bulan, bintang, planet, dan sebagainya. Ilmu astronomi juga merupakan salah satu ilmu tertua dan ditemukan lewat pengamatan terhadap langit malam. 

Berkembang di Abad Kesembilan 

Umroh.com merangkum, berkembangnya ilmu astronomi dalam peradaban Islam tak lepas dari pengaruh peradaban India dan Iran. Hal ini diungkapkan oleh pakar sejarah sains, David A King, dalam ‘The Renaissance of Astronomy in Baghdad in the 9th and 10th Centuries’. 

Baca juga: Inilah Golongan yang Mulia Menurut Rasulullah

Perkembangan ilmu astronomi di kalangan ilmuwan muslim diawali pada abad ke-9, saat karya-karya utama Almagest mulai diterjemahkan. Almagest menjadi sumber penting tentang ilmu astronomi Yunani Kuno. 

Para ilmuwan muslim cepat mempelajarinya, dengan menggunakan metode penelitian. Hasilnya, ada banyak penemuan yang dihasilkan oleh ilmuwan muslim. Inilah yang mengantarkan peradaban Islam mencapai puncak kejayaan sepanjang sejarah peradaban. Di dunia Barat, peradaban ini dikenal dengan sebutan The Islamic Civilization atau peradaban Islam.

Banyak Ilmuwan Muslim Berkontribusi di Bidang Astronomi 

Ada banyak ilmuwan muslim yang menyumbangkan pemikirannya dalam eksplorasi luar angkasa. Perkembangan ilmu astronomi ini erat kaitannya dengan ilmu matematika dan fisika. Karenanya, ilmuwan muslim yang berkontribusi dalam perkembangan ilmu astronomi ini sangat banyak. 

Mau pergi umroh tapi gak mau ribet? Cuma di sini, Anda bisa pergi umroh dijamin nyaman dan senang! Yuk pilih paket umrohnya di sini!

Ilmuwan muslim di bidang astronomi

1. Al Battani 

Dia berhasil menemukan metode untuk memperkirakan awal bulan baru, serta memperkirakan panjang matahari. Ia juga menjadi ilmuwan yang memberikan koreksi terhadap Ptolemeus tentang orbit bulan dan planet-planet. Al Battani juga berhasil mengetahui cara untuk menghitung gerakan dan orbit planet-planet. Sumbangsihnya ini membuatnya berperan besar dalam astronomi modern yang berkembang di Eropa. 

Beri Kontribusi, Inilah Ilmuwan Muslim di Bidang Astronomi

2. Al Sufi 

Di dunia Barat, dia dikenal dengan nama Azophi. Dia menyumbangkan pengetahuan tentang arah laluan matahari, bulan, dan planet, serta pergerakan matahari. Al Sufi juga menulis kitab yang menjelaskan ciri-ciri bintang, serta jarak dan kedudukannya. Al Sufi juga mengulas tentang astrolab atau piranti kuno untuk mengukur kedudukan benda langit, beserta cara-cara penggunaannya.  

webinar umroh.com

3. Ibnu Yunus 

Dalam kitab yang ditulisnya, Ibnu Yunus mengulas tentang tabel bola astronomi yang dipakai untuk mengatur waktu di Kairo, Mesir, yang merupakan tempat asalnya. Tabel tersebut digunakan hingga abad 19.  

Penemuan Ibnu Yunus di bidang astronomi dianggap akurat dan tepat. Tidak heran ia dianggap sebagai astronom yang berpengaruh. Ibnu Yunus selalu melakukan penelitian dan observasi secara teliti dan hati-hati. Salah satu inovasi yang dicetuskannya adalah penggunaan bandul untuk mengukur waktu, sehingga ia dianggap sebagai penemu pertama bandul waktu di abad 10.

Mau dapat tabungan umroh hingga jutaan rupiah? Yuk download aplikasinya di sini dan dapatkan tabungan Anda sekarang juga!

Pengamatan yang dilakukan Ibnu Yunus membuatnya mampu menjelaskan 40 planet di abad ke 10, serta menyaksikan 30 gerhana bulan. Ia juga mampu menjelaskan konjungsi planet yang terjadi di abad itu dengan akurat. Pemikiran Ibnu Yunus ini memberikan banyak pengaruh bagi ilmuwan Barat, hingga seorang ilmuwan barat menggunakan teori Ibnu Yunus untuk menentukan percepatan bulan. Dunia astronomi sangat menghargai pemikirannya, sehingga namanya digunakan untuk menamai sebuah kawah di bulan. 

4. Al Fazari 

Muhammad Al Fazari adalah ahli astronomi yang hidup pada masa Dinasti Abbasiyah. Ia menulis kitab yang mengoreksi tabel dalam teks astronomi India Shiddanta yang ditulis Brahmagupta. Al fazari juga dikenal sebagai ilmuwan muslim pertama yang membuat astrolab.  

5. Al Farghani 

Al Farghani atau Alfarganus yang hidup di masa khalifah Al Ma’mun ini banyak bereksperimen untuk mengukur diameter bumi. Karenanya Al Farghani berhasil menjabarkan jarak dan diameter planet-planet lain. Al Farghani juga memperkenalkan istilah-istilah seperti azimuth, zenith, nadir, dan sebagainya yang diambil dari bahasa Arab. 

Baca juga: Mengenal Sosok Al Biruni, Pakar Islam yang Jeniusnya Tak Tertandingi

Al Farghani menulis kitab Ushul al-Falak (prinsip-prinsip astronomi) dan Jawami ilm an-Nujum wa Ushul al-Harakah as-Samawiyyah (penjelasan lengkap tentang bintang dan prinsip-prinsip gerakan langit). Karya Al Farghani yang terkenal adalah yang diterjemahkan dengan judul The Elements of Astronomy. Kitab yang diterjemahkan dari karya Al Farghani itu memberi banyak pengaruh bagi perkembangan astronomi di Eropa. 

6. Al Zarqali 

Orang Barat mengenalnya sebagai Arzachel. Ia berhasil menciptakan astrolab yang lebih kompleks dan diberi nama Safiha. Atas sumbangsihnya, wajah Al Zarqali diabadikan di Spanyol. 

Beri Kontribusi, Inilah Ilmuwan Muslim di Bidang Astronomi

7. Jabir Ibn Aflah 

Ilmuwan Islam berkebangsaan Spanyol ini disebut sebagai ilmuwan pertama yang menciptakan alat yang mudah dipindahkan dan digunakan untuk mengukur dan menerangkan pergerakan objek langit. Orang barat menyebutnya sebagai Geber, dan ia menjadi astronom muslim Eropa pertama yang membangun observatorium Giralda. 

Observatorium itu dibangun di kota kelahirannya, Serville. Jabir juga menulis kitab yang berjudul The Book of Astronomy, yang salinannya masih tersimpan di Berlin hingga kini.  

Mau punya kesempatan umroh gratis? Cukup dengan download aplikasinya di sini!

8. Al Miqati 

Ilmuwan yang bernama lengkap Syamsuddin Abu Abdullah Muhammad bin Mahmud al-Khalili al-Miqati ini berasal dari Damaskus dan hidup di abad ke 14. Merupakan ahli miqat (penentuan waktu berdasar matahari dan bintang), karyanya menjadi rujukan dan disadur oleh Copernicus.