Umroh.com – Pernahkah kalian melihat ada orang yang hidup dengan penuh kemewahan, rezeki melimpah, tak pernah celaka dan senantiasa sehat ? padahal hidupnya sangatlah jauh dari Allah dan akrab dengan kemaksiatan. Jangan takjub dan heran, hati – hati mungkin saja mereka di golongkan sebagai orang istidraj. Pengertian istidraj dalam islam akan dijelaskan pada ulasan ini beserta ciri – ciri dan cara menghindarinya.
Masyarakat modern saat ini sangat berambisi memperoleh kenikmatan duniawi dengan menerobos rambu – rambu agama. Perhatian masyarakat hanya tertuju pada kesuksesan duniawi yang melimpah sehingga menjadikan dunia sebagai standar kesuksesan hidup. Bahkan semakin suksesnya manusia di dunia, tidak perlu lagi untuk memperindah tuntunan agama dalam hidup. Salah satu akibat membangkan terhadap tuntunan agama islam yang dimulai sejak di dunia yaitu istidraj.
Baca juga : Jangan Dilakukan! 4 Hal Ini Bisa Membatalkan Wudhu
Apa Itu Istidraj ?
Istidraj adalah tipuan yang diberikan oleh Allah SWT terhadap orang – orang yang membangkang terhadap-Nya. Dalam hal ini Allah SWT mengabulkan segala keinginan manusia dengan membukakan pintu – pintu kesenangan, yang mana hal itu sebenarnya adalah kehancuran, kenistaan, dan kesengsaraan baginya.
Arti Istidraj, yaitu suatu jebakan berupa kelapangan rezeki padahal yang diberi dalam keadaan terus menerus bermaksiat pada Allah. Jadi, ketika Allah membiarkan kita sengaja meninggalkan shalat, meninggalkan puasa, tidak ada perasaan berdosa ketika bermaksiat, berat untuk bershadaqah, merasa bangga dengan apa yang dimiliki, mengabaikan semua atau mungkin sebagian perintah Allah, menganggap enteng perintah- perintah Allah, merasa umurnya panjang dan menunda-nunda taubat, dan tidak mau menuntut ilmu syar’i tetapi Allah tetap memberikan mereka harta yang berlimpah, kesenangan, hidup aman, tidak sakit dan tidak pula tertimpa musibah bersiaplah untuk menantikan konsekuensinya, karena janji Allah itu Maha Benar.
Mau dapat Tabungan umroh hingga jutaan rupiah? Yuk download aplikasinya sekarang juga!
Pada saat seseorang tertimpa istidrāj, ia sangat terlena dengan semua yang dia punya, sehingga lupa bahwa semuanya hanyalah titipan sementara. Dia lupa bersyukur atas nikmat yang diberikan, begitu juga ia gemar melakukan kemaksiatan tanpa merasa berdosa. Dan mengangggap nikmat yang Allah Swt berikan merupakan sebuah kebaikan untuknya. Ketika hal ini terjadi, maka akan berakibat nantinya mendapatkan siksaan dari arah yang tidak disangka-sangka. Maka dari itu, perlu meminta pertolongan kepada Allah Swt dan juga mengasah keimanan agar terus meningkat sehingga menyadari hakikat nikmat dan siksaan.
Hal seperti ini biasanya memang Allah berikan kepada orang-orang kafir dan ahli maksiat. Sebagaimana keterangan berikut:
“Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan.” (Ali ‘Imran: 178)
“Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka tidak, sebenarnya mereka tidak sadar.” (Al Mu’minun: 55-56)
“Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan Perkataan ini (Alquran). nanti Kami akan menarik mereka dengan beransur-ansur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui,” (Al Qalam: 44)
Jadi, ketika ada orang yang tidak shalat, tidak puasa Ramadhan, gemar bermaksiat, tetapi hidupnya makmur, sejahtera, dan bergelimang kemewahan, ini adalah tanda-tanda istidraj.
Ketika seseorang meraih pangkat dan jabatan atau kemenangan dengan cara-cara yang zalim dan menghalalkan segala cara, sesungguhnya hal ini juga pengertian istidraj dalam islam.
Demikian pula, kalau ada negara yang kufur kepada Allah, menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah, melegalkan beragam bentuk maksiat, memerangi orang-orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, membatasi atau melarang berbagai aktivitas dakwah. Negara itu bisa saja secara zahir tampak maju di berbagai aspek kehidupan. Namun, kemajuan itu tak lain istidraj.
Ciri-Ciri Istidraj
1. Ibadah Kita Semakin Turun, Namun Kesenangan Makin Melimpah
Ibnu Athaillah berkata :
“Hendaklah engkau takut jika selalu mendapat karunia Allah, sementara engkau tetap dalam perbuatan maksiat kepada-Nya, jangan sampai karunia itu semata-mata istidraj oleh Allah”
2. Kita Melakukan Maksiat, Tapi Malah Makin Banyak Kesenangan
Ali Bin Abi Thalib r.a. berkata :
“Hai anak Adam ingat dan waspadalah bila kau lihat Tuhanmu terus menerus melimpahkan nikmat atas dirimu sementara engkau terus-menerus melakukan maksiat kepadaNya” (Mutiara Nahjul Balaghoh Hal 121)
3. Semakin Kita Kikir, Namun Harta Semakin Banyak
Sebagaimana kita ketahui bahwa sebetulnya Sodaqoh dapat membuat harta kita semakin banyak. Ketika kita dihinggapi sifat kikir, tak pernah zakat, infak, shadaqah ataupun mengulurkan bantuan orang lain. Namun justru harta semakin melimpah ruah. itulah menjadi salah satu ciri pengertian istidraj dalam islam.
4. Jarang Sakit
Imam Syafi’I pernah mengatakan:
Setiap orang pasti pernah mengalami sakit suatu ketika dalam hidupnya, jika engkau tidak pernah sakit maka tengoklah ke belakang mungkin ada yang salah dengan dirimu.
Dapatkan Paket Umroh Menarik Hanya di Umroh.com
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
Cara Hindari Istidraj
Umroh.com merangkum bahwa istidraj bisa kita hindari dengan cara sebagai berikut :
1. Meningkatkan Keimanan
Jadikan keimanan kita kepada Allah SWT sebagai dasar bagi kita dalam menjalankan kehidupan di dunia. Karena dengan iman yang kuat keberkahan yang sejati akan kita dapatkan dalam hidup.
2. Mengerjakan Amal Sholeh
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya:
“Barangsiapa yang mengerjakan amal sholeh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman. maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sungguh akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS An-nahl ayat 97)
3. Berdoa
Doa merupakan obat yang paling ampuh bagi umat muslim. Berdoa dengan sungguh-sungguh merupakan cara kita meminta kepada Allah secara langsung agar diberikan keberkahan harta, waktu, keluarga dan juga kenikmatan kenikmatan dunia yang lainnya. Namun juga jangan sampai nikmat tersebut melalaikan kita, menjadikan kita malas untuk beribadah, berbangga diri dan menyepelekan orang lain. Bahkan membuat kita semakin jauh dari Allah subhanahu wa ta’ala. Ingatlah bahwa sebaik-baiknya kenikmatan ialah yang akan kita dapatkan di akhirat kelak kenikmatan yang kekal selama-lamanya.
4. Memperbanyak Intropeksi Diri
Senantiasa intropeksi diri adalah hal terbaik untuk mengukur dan mengingatkan diri sendiri agar terhindar dari perbuatan yang tidak disukai Allah SWT. Ketika hati diingatkan untuk memohon ampun, maka itulah “perahu” yang menyelamatkan dari arus istidraj.Agar sinyal taubat itu ada, hendaknya seorang beriman menjaga diri dari harta yang haram dan berupaya konsisten dalam menjalankan perintah-perintah Allah.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!
Semoga kita senantiasa terhindar dari perbuatan istidraj dan selalu menyertakan Allah SWT dalam setiap langkah agar kita senantiasa terlindungi dunia akhirat. aamiin