Umroh.com – Ruqyah adalah salah satu cara pengobatan dengan membaca ayat suci Al Qur’an, doa atau bacaan tertentu kepada penderita. Namun, aktivitas ini tak hanya dilakukan oleh umat muslim saja, ada juga dalam berbagai agama kepercayaan dan tradisi lainnya. Lalu bagaimana bunyi hadits tentang ruqyah? Berikut penjelasannya.
Dari kalangan muslim, ruqyah dipromosikan dengan ruqyah syar’iyyah. Ruqyah jenis ini bersumber pada hadits-hadits Rasulullah yang shahih. Di tambah, istilah ruqyah syar’iyyah ini banyak merujuk pada kitab At Thib an Nabaqi karya Ibnu Qayyim al Jauziyah.
Kitab tersebut berisi kompliasi hadits dan atsar seputar cara Rasulullah berobat, serta metode-metode yang populer di masa Ibnu Qayyim.
Baca juga: Hindari Gangguan Jin dengan Cara Meruqyah Diri Sendiri
Hadits tentang Ruqyah
Umroh.com merangkum, adapun hadits tentang ruqyah pada dasarnya banyak sekali seperti yang dicantumkan dalam Shahih Bukhari, Shahih Muslim dan kitab lainnya. Menurut para ulama, hadits ruqyah ini dinilai shaih dan bisa diamalkan. Banyak sahabat yang meriwayatkan dan menunjukkan aktivitas ruqyah dipraktekkan pada masa itu.
Secara bahasa, ruqyah berarti doa perlindungan. Sebetulnya sebelum Islam dibawakan Rasulullah SAW, tradisi ruqyah sudah berkembang di Arab. Hadirnya metode ruqyah syar’iyyah ini pun memberikan hal baru dalam tradisi yang dibawakan Rasulullah SAW.
Menurut Ibnu Qutaibah dalam Ta’wil Mukhtalafil Hadits menceritakan hadits seputar ruqyah. Sebuah riwayat menyebut bahwa Rasulullah SAW bersabda pelaku ruqyah tidak termasuk orang yang bertawakkal dan tidak mudah masuk surga. Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya ruqyah, jimat, dan tiwalah (aji pengasihan) termasuk bagian dari kesyirikan”
Hal ini menunjukkan praktek ruqyah yang dilakukan masyarakat sebelum Islam erat sekali dengan sihir, Ibnu Hajar al Asqalani dalam Fathul Bari mencatat syarah kitab Shahih al Bukhari.
Mau dapat tabungan umroh hingga jutaan rupiah? Yuk download aplikasinya di sini sekarang juga!
Namun dalam banyak hadis lain, disebutkan bahwa Rasulullah SAW justru memperkenankan, bahkan menganjurkan dan mempraktekkan ruqyah dengan doa atau ayat Al Quran. Nabi menyebutkan kebolehan ruqyah:
“Jika di dalamnya tidak mengandung kesyirikan.”
Kebolehan ini disampaikan semisal pada sahabat yang dipatok ular, tersengat kalajengking, atau binatang lain yang beracun (kullu dzi humatin).
Yuk jadi tamu Allah dengan temukan paketnya cuma di Umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
Hadits Tentang Ruqyah
Diketahui keracunan memang bisa mengganggu kesadaran, dan agaknya di masa itu penatalaksanaan akibat sengatan binatang beracun belum dikenal apalagi dilakukan secara medis seperti saat ini.
Riwayat hadis seputar ruqyah banyak berkisah bagaimana Rasulullah SAW membaca doa ketika mengunjungi orang sakit, seperti “Allahumma adzhibil ba’sa, isyfi anta asy syafi, syifa’an la yughadiru saqama”, “A’udzu bikalimatillahit tammah min syarri ma khalaq”, dan banyak lainnya.
Bacaan ini pun bervariasi, mulai dari doa, dzikir, dan ayat Al Quran seperti Al Fatihah dan al-mu’awwidzatain.
Selain itu, Rasulullah SAW juga melakukan amalan yang dinilai ulama sebagai ruqyah untuk diri sendiri. Seperti sebelum tidur, Nabi membaca doa dan membaca surat Al Ikhlas dan al-mu’awwidzatain. Di akhir usia beliau saat sakit dan menjelang wafat, Nabi bahkan berbaring di pangkuan Aisyah. Nabi membaca surat-surat tersebut, lalu Aisyah mengusapkan tangannya ke badan Rasul.
Hadits-hadits ajaran ruqyah dinilai shahih yang hanya menunjukkan gambaran seperti yang sudah dijabarkan. Jika dipersepsikan bahwa ruqyah adalah perkara ‘ajaib’, dalam hadis justru tidak disebutkan.
Adapun perilaku klien ruqyah yang berakhir pada muntah dan mual, meracau, berteriak, mulut berbuih, atau hal lainnya yang kerap diklaim sebagai “suksesnya ruqyah”, sejauh penelusuran malah tidak dijelaskan dalam hadits seputar ruqyah.
Berdasarkan riwayat hadits di atas malah menunjukkan bahwa praktik ruqyah yang Rasulullah SAW ajarkan adalah “mendoakan kesembuhan dan membacakan hal baik untuk orang sakit”, yang bisa dilakukan oleh siapa saja. Berdoa secara khusus agar diberi kesehatan tentu dianjurkan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di Umroh.com!
Pembahasan tentang memahami hadis ruqyah ini berbeda dengan persoalan klaim keberhasilan dan kebermanfaatan terapi ruqyah. Lewat pemahaman ini, doa saat menjenguk orang sakit, atau untuk diri sendiri sebelum tidur agar diberi rasa nyaman atau kesehatan, itulah sebenarnya ruqyah, dan ini jelas syar’i-nya.
Itulah pembahasan mengenai hadits tentang ruqyah bahwa sejatinya Rasulullah SAW memang mengajarkan umat-Nya untuk melakukan ruqyah namun tidak seperti ruqyah pada zaman sekarang yang harus disertai dengan meraung-raung atau muntah dan mual. Semoga pembahasan ini bermanfaat dan bisa memberikan banyak kebaikan.