Umroh.com – Sebagai seorang muslim kita mengetahui panggilan sholat bernama adzan. Namun, taukah apa itu adzan? Adzan adalah pemberitahuan masuknya waktu sholat dengan lafazh yang khusus. Adzan dikumandangkan untuk memberi tahu umat muslim bahwa sudah masuk waktu sholat. Maka, hukum adzan adalah wajib. Berikut akan dijelaskan tata cara adzan yang benar sesuai ajaran islam.
Dari Malik bin al-Huwairits, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدُكُمْ وَلْيَؤُمَّكُمْ أَكْبَرُكُمْ.
“Jika telah tiba (waktu) shalat, maka hendaklah salah seorang dari kalian mengumandangkan adzan untuk kalian. Dan hendak-lah yang paling tua di antara kalian mengimami kalian.”
Rasulullah SAW memerintahkan adzan sebagai perintah yang mengandung kewajiban untuk kita melaksanakan sholat.
Baca juga: Batas Waktu Tidur Menurut Islam yang Dianjurkan
Dari Anas Radhiyallahu anhu, “bahwasanya ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama kami untuk memerangi sebuah kaum, beliau tidak berperang hingga datangnya pagi. Beliau menunggu, jika mendengar adzan, beliau tidak memerangi mereka. Sebaliknya, jika tidak mendengar adzan, maka beliau menyerang mereka.”
Keutamaan Adzan
Mu’awiyah Radhiallahu anhu, Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ الْمُؤَذِّنِيْنَ أَطْوَلُ النَّاسِ أَعْنَاقًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
“Sesungguhnya para muadzin adalah orang yang paling panjang lehernya pada hari Kiamat.”
Berdasarkan riwayat ‘Abdurrahman bin ‘Abdillah bin ‘Abdirrahman bin Abi Sha’sha’ah al Anshori, Al Mazini dari ayahnya, ia mengabarkan bahwa Abu Sa’id al Khudri berkata,
“Sungguh aku melihat engkau menyukai kambing dan gurun (pedalaman). Jika engkau berada di antara kambingmu atau di gurunmu, maka adzanlah untuk shalat dan keraskanlah suaramu dengan seruan itu. Karena sesungguhnya tidaklah jin, manusia, dan lain-lain mendengar suara mu-adzin melainkan mereka akan memberikan kesaksian baginya di hari Kiamat.” Abu Sa’id melanjutkan, “Aku mendengarnya dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
Tata Cara Adzan
‘Abdullah bin Zaid bin ‘Abdi Rabbih, ia berkata ketika Rasulullah SAW sepakat untuk menabuh lonceng padahal Rasulullah SAW membencinya karena menyerupai kaum Nasrani, tatkala itu aku bermimpi berpapasan dengan seorang pria di malam hari yang mengenakan dua pakaian hijau sambil membawa lonceng. Aku berkata padanya,
“Wahai hamba Allah, apakah engkau menjual lonceng?” Ia bertanya, “Apakah yang kau perbuat dengannya?” Aku menjawab, “Kami menggunakannya untuk menyeru shalat.” Dia berkata, “Maukah kau kutunjuki (cara) yang lebih baik dari itu?” Aku berkata: “Tentu.” Dia berkata, “Katakanlah:
“Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar”
“Ashadu’ala ilaha ilallah, Ashadu’ala ilaha ilallah”
“Ashadu anna Muhammadarasulullah, Ashadu anna Muhammadarasulullah”
“Haiya alasholah, Haiya alasholah”
“Haiya alal falah, Haiya alal falah”
“Allahuakbar, Allahuakbar”
“Laa ila ha ilallah”
Agak lama kemudian ia melanjutkan, “Kemudian jika engkau hendak mendirikan shalat (mengumandangkan iqamat) engkau mengucapkan:
“Allahuakbar, Allahuakbar”
“Ashadu’ala illa ha ilallah, wa ashaduanna Muhammadarasulullah”
“Haiya ‘ala sholah, haiya alal falah”
“Qadqamati sholah, qadqamati sholah”
“Allahuakbar, Allahuakbar”
“Laa illa ha ilallah”
Tatkala pagi tiba, aku mendatangi Rasulullah SAW dan kuceritakan padanya tentang apa yang kulihat dalam mimpiku. Lalu Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya ini adalah mimpi yang benar insya Allah.” Kemudian beliau menyuruh adzan. Dan Bilal budak yang dimerdekakan oleh Abu Bakar mengumandangkan adzan dengan (lafazh tersebut).
Tak hanya menjadi tamu Allah, Umroh juga melancarkan rezeki Anda. Yuk temukan paketnya di Umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
Berbagai Sunnah untuk Muadzin
Ini sunnah yang sebaiknya dilakukan oleh Muadzin.
1. Muadzin disunnah untuk menggabungkan dua takbir dalam satu nafas.
Umroh.com merangkum, dari ‘Umar bin al-Khaththab, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Jika mu’adzin mengatakan, ‘Allaahu Akbar, Allaahu Akbar.’ Maka hendaklah seorang di antara kalian mengatakan, ‘Allaahu Akbar, Allaahu Akbar.’ Kemudian jika mengatakan, ‘Asyhadu allaa ilaaha illallaah.’ Maka dia mengatakan, ‘Asyhadu allaa ilaaha illallaah.’ …”
Di sini didapati isyarat yang jelas bahwa muadzin menggabungkan setiap dua takbir dalam satu nafas. Dan bagi para pendengar adzan juga menjawab seperti itu.
2. Disunnahkan at-Tarjiil (Pengulangan)
At-tarjiil merupakan mengucapkan kembali dua kalimat syahadat dengan suara yang keras sebanyak dua kali setelah dua kalimat syahadat diucapkan sebanyak dua kali dengan suara yang pelan.
Dari Abu Mahdzurah, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarinya adzan (dengan cara) ini,
“Allaahu Akbar, Allaahu Akbar. Asyhadu allaa ilaaha illallaah, Asyhadu allaa ilaaha illallaah. Asyhadu anna Muhammadar Rasulullaah, Asyhadu anna Muhammadar Rasulullaah.”
Kemudian mengulang dan mengucapkan,
“Asyhadu allaa ilaaha illallaah, Asyhadu allaa ilaaha illallaah. Asyhadu anna Muhammadar Rasulullaah, Asyhadu anna Muhammadar Rasulullaah. Hayya ‘alash Shalaah. dua kali. Hayya ‘alal Falaah. dua kali. Allaahu Akbar, Allaahu Akbar. Laa ilaaha illallaah.”
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di Umroh.com!
Seperti itulah tata cara adzan. Semoga bermanfaat untuk kita semua dan bagi siapapun yang hendak menjadi muadzin!