Umroh.com – Ilmu menjadi cahaya bagi manusia selama menjalani kehidupan. Dalam memperoleh ilmu, islam mengajarkan pentingnya adab. Adab menuntut ilmu serta akhlak mulia akan membuat ilmu yang diperoleh menjadi lebih berkah. Berikut ini adab menuntut ilmu yang harus kita perhatikan.
Adab Menuntut Ilmu
1. Mencari Ilmu karena Allah
Allah Maha Mengetahui, dan pemilik segala ilmu di dunia. Keikhlasan menuntut ilmu karena Allah akan membuat seseorang memiliki niat dan tujuan yang baik selama menuntut ilmu. Dengan demikian, Allah memberikan kemudahan bagi seseorang dalam menuntut ilmu.
Baca juga: Inilah Hadits Menuntut Ilmu yang Wajib Diingat!
Jika seseorang menuntut ilmu bukan karena Allah, ia akan mendapatkan balasan yang buruk ketika di akhirat. Terutama jika dia menuntut ilmu agama dengan niat meraih keuntungan duniawi. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang menuntut ilmu syar’i yang semestinya ia lakukan untuk mencari wajah Allah dengan ikhlas, namun ia tidak melakukannya melainkan untuk mencari keuntungan duniawi, maka ia tidak akan mendapat harumnya aroma surga pada hari kiamat.” (HR.Ahmad)
2. Mengiringi dengan Doa
Saat menuntut ilmu, hendaknya kita tidak lupa untuk memohon kepada Allah. Dengan doa yang kita panjatkan, Allah akan memudahkan jalan meraih ilmu bermanfaat. Serta menghindarkan kita dari ilmu yang sesat dan tidak bermanfaat.
3. Menunjukkan Keinginan untuk Terus Berusaha Memperoleh Ilmu
Ilmu Allah sangat luas dan tiada batas. Jika kita benar-benar ingin dianugerahi ilmu, maka kita harus menunjukkan usaha yang sungguh-sungguh serta keinginan untuk terus memperoleh ilmu. Rasulullah bersabda tentang seseorang yang haus akan ilmu, “Dua orang yang rakus yang tidak pernah kenyang yaitu: orang yang rakus terhadap ilmu dan tidak pernah kenyang dengannya dan orang yang rakus terhadap dunia dan tidak pernah kenyang dengannya.” (HR.Al Baihaqi).
4. Senantiasa Bertaqwa kepada Allah
Umroh.com merangkum, adab menuntut ilmu selanjutnya adalah selalu berusaha menjadi insan yang taqwa kepada Allah. Seorang penuntut ilmu harus senantiasa melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dengan begitu, Allah akan memberikan ilmu kepadanya. Sebagaimana firman Allah, “Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS.Al Baqarah: 282).
Dosa yang diperoleh dari maksiat akan membuat seseorang terhalang dari ilmu. Dosa itu menutupi “cahaya” petunjuk dari Allah. Sehingga dia terhalang dari ilmu yang bermanfaat.
5. Menjaga Diri dari Rasa Sombong dan Malu
Dua sikap yang tidak boleh dimiliki oleh seorang penuntut ilmu adalah sombong dan malu. Sombong berarti menolak kebenaran dan merasa lebih baik dari orang lain sekaligus merendahkan orang lain. Sedangkan pemalu artinya takut dengan tanggapan atau penilaian dari orang lain.
Sikap sombong dan malu akan membuat seseorang tidak bergerak untuk memperoleh ilmu. Orang sombong merasa cepat puas dengan ilmu yang dimiliki, sehingga enggan menerima ilmu dari orang lain. Sementara orang pemalu terlalu memperhatikan pendapat orang lain, sehingga ia tidak melangkah untuk bertanya hal yang ingin diketahui.
Seorang ulama besar bernama Imam Mujahid menjelaskan, “Dua orang yang tidak belajar ilmu: orang pemalu dan orang sombong” (HR.Bukhari secara muallaq).
Mau jadi tamu istimewa Allah di Tanah Suci? Yuk temukan paket umroh terbaiknya cuma di Umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
6. Mendengarkan Pelajaran dengan Baik
Ketika seorang guru, ustadz, atau syekh sedang menjelaskan sesuatu, seorang penuntut ilmu hendaknya mendengarkan secara seksama. Kemauan seseorang dalam memperhatikan adab menuntut ilmu ini akan membuatnya selalu diberi petunjuk oleh Allah.
Allah berfirman, “…sebab itu sampaikanlah berita gembira itu kepada hamba-hambaKu, (yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan merekalah orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (QS.Az Zumar: 17-18).
Salah satu sikap yang menunjukkan kesediaan untuk memperhatikan adalah diam saat ilmu sedang disampaikan. Ketika guru sedang menyampaikan ilmu, hendaknya seseorang tidak berbicara yang tiada hubungannya dengan ilmu yang sedang diajarkan.
Sebagaimana perintah Allah, “Dan apabila dibacakan Alquran, maka dengarkanlah dan diamlah agar kamu mendapat rahmat.” (QS.Al A’raaf: 204). Al Quran adalah kitab yang berisi petunjuk dan ilmu dari Allah, sehingga mendengarkannya sambil diam akan membuat kita mendapatkan rahmat dan petunjuk dari Allah.
7. Berlapang Dada jika Ada Persoalan Khilafiyah
Ilmu tidak lepas dari persoalan khilafiyah. Persoalan ini timbul dari perbedaan pendapat para ulama. Jika menghadapi persoalan khilafiyah dalam hal yang dibolehkan untuk berijtihad, maka hendaknya seorang penuntut ilmu menunjukkan sikap lapang dada.
Sikap berlapang dada ditunjukkan dengan mendengarkan pendapat yang berbeda, tidak meninggikan suara, dan tidak melontarkan argumen yang dilandasi niat untuk menjatuhkan orang yang berbeda pendapat. Hindari menjadikan perbedaan pendapat sebagai ajang mencela orang lain. Apalagi sampai menyebabkan permusuhan atau kebencian di antara penuntut ilmu.
Jika ada perbedaan pendapat, para penuntut ilmu hendaknya tetap memelihara persaudaraan, dan saling mendengarkan dalam sebuah diskusi yang baik. Diskusi tersebut diselenggarakan karena Allah, dengan niat memperoleh ilmu dan sudut pandang baru. Perpecahan di antara umat Islam hanya akan membuat kaum muslim tercerai berai dan mudah ditaklukan oleh musuh-musuh Islam.
8. Mengamalkan Ilmu
Ketika seseorang telah memperoleh ilmu, hendaknya ia mengamalkannya di jalan Allah. Mengamalkan ilmu merupakan buah yang dihasilkan dari seorang penuntut ilmu. Ilmu yang diperoleh hendaknya menjadi sesuatu yang bisa bermanfaat bagi umat, sehingga manusia bisa mencapai kehidupan yang lebih baik.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di Umroh.com!
Apabila seseorang memperoleh ilmu agama, maka hendaknya ia mendakwahkannya di jalan Allah. Selalu tunjukkan kebijaksanaan sebagai adab menuntut ilmu sekaligus saat menyebarkannya. Dengan demikian, banyak orang akan tercerahkan dengan ilmu yang telah Allah anugerahkan kepada kita.