Umroh.com – Islam hadir dengan mengajarkan habluminannas. Untuk menjaga hubungan baik dengan sesama manusia, kita hendaknya mengedepankan husnudzon. Husnudzon atau berbaik sangka wajib ditunjukkan seorang muslim kepada sesama manusia, apalagi kepada Allah.
Merawat Persaudaraan dengan Husnudzon
Hubungan antarmanusia bisa terawat karena prasangka baik. Sebaliknya, hanya karena satu prasangka buruk, hubungan manusia bisa rusak. Prasangka buruk akan menghasilkan perbuatan buruk. Misalnya, mencari keburukan orang lain, ghibah, hingga permusuhan dan pertikaian.
Baca juga: Catat! Ini Pengertian Suudzon dalam Islam Beserta Contohnya
Larangan untuk berprasangka buruk tercantum di dalam Al Quran. Allah berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman. Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan berdakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat, Maha Penyayang” (QS.Al Hujurat: 12).
Hal yang Harus Dihindari Saat Husnudzon
Umroh.com merangkum, pada dasarnya, husnudzon adalah perbuatan baik yang diperintahkan Allah. Tetapi kita harus menghindari hal-hal ini saat berhusnudzon.
1. Berprasangka Baik Namun Tetap Bertahan pada Maksiat
Berprasangka baik kepada sesama manusia adalah kewajiban seorang muslim. Bahkan kita dianjurkan berprasangka baik kepada seseorang yang dikenal sebagai ahli maksiat. Bisa jadi ia telah bertaubat dan Allah mengampuni dosa-dosanya.
Orang mukmin juga hendaknya selalu berprasangka baik kepada Allah. Ada banyak bentuk prasangka baik kepada Allah. Mulai dari husnudzon bahwa Allah akan memberikan yang terbaik, hingga husnudzon bahwa Allah akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya.
Namun kita tidak boleh menjadikan husnudzon sebagai alasan untuk tetap bertahan pada kemaksiatan. Misalnya dengan berpikir bahwa “tidak apa saya melakukan maksiat ini. Toh, nanti Allah akan mengampuni dosa saya”. Pemikiran semacam itu tidak bisa dibenarkan. Karena menandakan ia tidak punya niat untuk bertaubat. Padahal dosa diampuni Allah adalah yang telah disesali, dan orang itu berjanji tidak akan mengulanginya lagi (taubat nasuha).
Melakukan perbuatan maksiat, dengan berpikir positif bahwa Allah akan mengampuni dosa itu setelahnya hanyalah tindakan menipu diri sendiri. Sayangnya, Allah tidak bisa ditipu, karena Allah mengetahui segala isi hati. Allah berfirman, “Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati” (QS.Al Mulk: 13).
2. Berprasangka Baik Tanpa Waspada
Prasangka baik bisa membawa kita pada peristiwa yang kurang mengenakkan, jika kita tidak waspada. Ketika kita terlalu berprasangka baik kepada orang yang baru dikenal, atau kepada seseorang yang dikenal ahli maksiat dan belum bertaubat.
Jika menemui situasi demikian, maka husnudzon harus disertai dengan doa mohon perlindungan Allah. Bermohonlah agar Allah melindungi kita dari segala akibat buruk. Jadi, kita telah mendasarkan prasangka baik kepada-Nya.
Selanjutnya, kita bisa berikhtiar untuk waspada dengan cara menanyakan informasi secara rinci, mengajak orang ketiga yang bisa dipercaya, atau mendokumentasikan transaksi. Sehingga kita akan terjaga dari peristiwa buruk karena prasangka yang terlalu baik.
Tak hanya melancarkan rezeki, umroh juga menjadikan Anda tamu Allah. Yuk temukan paket umroh terbaik cuma di Umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
3. Berprasangka Baik yang Tidak Diiringi dengan Usaha
Seorang mukmin sudah seharusnya selalu berprasangka baik terhadap Allah. Prasangka yang harus kita kedepankan adalah Allah akan mengabulkan doa, Allah akan memberikan yang terbaik, dan sebagainya.
Tetapi jangan sampai prasangka baik itu membuat kita enggan berusaha. Hendaknya kita tidak malas berikhtiar, hanya karena terlalu berpegang pada prasangka baik kepada Allah. Allah telah berfirman bahwa Dia tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum ia berusaha.
Sebagaimana tercantum dalam Al Quran, “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS.Ar Ra’d: 11).
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di Umroh.com!
Husnudzon adalah Karakter yang Mulia
Seorang hamba Allah yang beriman pasti memelihara prasangka baik dalam dirinya. Orang-orang yang beriman dan mulia, biasanya tidak melihat sesuatu kecuali hanya kebaikan yang dilihatnya. Ia pandai melihat hal-hal positif dari semua yang ditemuinya. Dengan menerapkan husnudzon yang baik, semoga kita bisa meraih ridho Allah.