Umroh.com – Banyak orang yang berkata bahwa bencana alam hanyalah merupakan bencana yang memang sudah harus terjadi. Dan mengatakan bahwa bencana alam itu merupakan proses dari fenomena alam itu sendiri, tanpa orang-orang tersebut mengait-ngaitkannya dengan perbuatan manusia atau takdir Allah SWT itu sendiri. Hal ini tentunya merupakan pendapat dan pemahaman tentang bencana alam dari sudut pandang secular atau sudut pandang dari orang-orang yang tidak percaya dengan kewudjuan dan kekuasaan Allah SWT (paham Atheis) yang banyak diterima oleh masyarakat pada saat ini mengenai hadits tentang bencana alam.
Baca juga : Bacaan Niat Sholat Tahiyatul Masjid dan Hal yang Tidak Wajib
Hadits Tentang Bencana Alam
Ada lagi yang membahas tentang bencana alam itu sebagai tanda alamnya terhadap manusia, sehingga untuk memadamkan perbuahan alam tersebut, dibutuhkannya sesajen (sajian khas untuk alam) dan seperti memberikan sesuatu sebagai persembahan kepada alam, seperti memberikan bunga ke laut, lalu menyembah kepala sapi, dan memberikan kepala sapi ke laut atau gunung. Maka hal ini adalah pandangan dari orang-orang yang masih setuju dengan ajaran animisme atau dinamisme dan tentunya perbuatan tersebut adalah perbuatan syirik, berikut ini hadtentang bencana alam.
Dari Abu Hurairah R.A berkata; Rasulullah SAW bersabda :
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَزِيدَ الْوَاسِطِيُّ عَنْ الْمُسْتَلِمِ بْنِ سَعِيدٍ عَنْ رُمَيْحٍ الْجُذَامِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اتُّخِذَ الْفَيْءُ دُوَلًا وَالْأَمَانَةُ مَغْنَمًا وَالزَّكَاةُ مَغْرَمًا وَتُعُلِّمَ لِغَيْرِ الدِّينِ وَأَطَاعَ الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ وَعَقَّ أُمَّهُ وَأَدْنَى صَدِيقَهُ وَأَقْصَى أَبَاهُ وَظَهَرَتْ الْأَصْوَاتُ فِي الْمَسَاجِدِ وَسَادَ الْقَبِيلَةَ فَاسِقُهُمْ وَكَانَ زَعِيمُ الْقَوْمِ أَرْذَلَهُمْ وَأُكْرِمَ الرَّجُلُ مَخَافَةَ شَرِّهِ وَظَهَرَتْ الْقَيْنَاتُ وَالْمَعَازِفُ وَشُرِبَتْ الْخُمُورُ وَلَعَنَ آخِرُ هَذِهِ الْأُمَّةِ أَوَّلَهَا فَلْيَرْتَقِبُوا عِنْدَ ذَلِكَ رِيحًا حَمْرَاءَ وَزَلْزَلَةً وَخَسْفًا وَمَسْخًا وَقَذْفًا وَآيَاتٍ تَتَابَعُ كَنِظَامٍ بَالٍ قُطِعَ سِلْكُهُ فَتَتَابَعَ قَالَ أَبُو عِيسَى وَفِي الْبَاب عَنْ عَلِيٍّ وَهَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ
“Jika berkuasa, menguntungkan, amanat, ghanimah (rampasan) membayar zakat dianggap merugikan, belajar bukan karena agama (untuk mencapai tujuan duniawi saja), sesuai dengan yang diminta, durhaka untuk ibu, menaati kawan yang menyimpang dari keyakinan, membenci ayah, bersuara keras (menjerit-jerit) di masjid, orang fasih menjadi pemimpin bangsa, pemimpin bertemu golongan yang rendah akhlaknya, orang setuju karena takut pada kekerasan, para biduan dan musik (digali maksiat) digemari, minum keras atau narkoba samakin meluas, orang akhir zaman ini sewenang-wenang mengutuk generasi pertama kaum Muslimin (termasuk para sahabat Nabi, tabi’in dan para muktabar). Maka pergilah mereka pada saat itu akan terjadi hawa panas, gempa, longsor dan kemusnahan.” (HR. Tirmidzi no. 2137)
Dalam pandangan islam, setiap apa yang terjadi di atas permukaan bumi ini semua tidak terlepas dari kehendak Allah SWT atau takdir-Nya. Sebagaimana firman Allah SWT :
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
“Dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi, dan tidak ada sesuatu yang basah atau yang kering, terbitkan dalam kitab yang nyata. Lauhul Mahfudh.” (QS. Al-an’am : 59)
أَمِ اتَّخَذُوا آلِهَةً مِنَ الْأَرْضِ هُمْ يُنْشِرُونَ
“Dan (ingatlah) bahwa kami tidak menciptakan langit dan bumi dengan segala yang ada di sana, main-main.” (QS. Al-Anbiya : 21)
Setiap bencana alam itu sendiri merupakan takdir ilahi dan segala takdir yang terjadi merupakan Allah SWT yang Maha Mengetahui, dan Maha Bijaksana. Oleh sebab itu Rasulullah SAW melarang umatnya untuk mencaci maki takdir seperti musibah atau bencana alam lainnya. Sebagaimana dinyatakan dalam hadits :
“Janganlah kamu menuduh Allah dengan suatu tuduhan yang tidak baik pada setiap kejadian yang sudah ditakdirkan-Nya.” (HR. Imam Ahmad)
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari di dalam shahih-nya dari Jabir bin Abdullah R.A, dari Nabi Muhammad SAW, dia (Jabir) berkata :
“Saat firman Allah SWT turun, Rasulullah SAW berdoa, “Aku berlindung dengan wajahMu,’ lalu beliau Rasulullah SAW melanjutkan (membaca) berdoa lagi,’ aku berlindung dengan wajahMu.” (HR. Imam Bukhari 6769)
Diriwayatkan oleh Abu Syaikh al Ashbahani dari Mujahid tentang tafsir ayat ini adalah :
Beliau mengatakan, yaitu halilintar, hujan batu dan angina topan, gempa dan tanah longsor.
Penyebab Datangnya Bencana Alam
1. Dosa mengingkari nikmat Allah
Sungguh dahsyat dari dosa mengingkari nikmat yang telah Allah berikat kepada kita semua, padahal segala hal yang ada di dalam hidup kita karena nikmat yang telah Allah berikan, tapi kita justru mengingkarinya dan mengatakan bahwa nikmat tersebut dari hasil jerih payah kita sendiri. Maka tak heran jika Allah menimpakan bencana alam kepada orang-orang yang kufur terhadap nikmat Allah SWT :
“Mereka mengetahui nikmat-nikmat Allah (tetapi) kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir” (QS. An-Nahl : 83)
Tak cuma menjadi tamu Allah, Umroh juga bisa memperlancar rezeki Anda dengan temukan paketnya di Umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
2. Dosa berbuat zalim
Allah SWT telah berjanji tidak akan pernah membinasakan sebuah kota melainkan jika penduduk di kota tersebut telah berbuat zalim yang sifatnya masif.
“Dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman.” (QS. Al-Qhashash : 59)
3. Dosa orang yang hidupnya mewah namun melakukan kedurhakaan
Berhati-hatilah jika kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang diberikan kehidupan mewah oleh Allah SWT di negara kita tinggal, tetapi jika kita melakukan kedurhakaan pada Allah, maka hal tersebut akan menjadi alasan bagi Allah untuk menghancurkan negeri tersebut.
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (QS. Al-Isra’ : 16)
4. Dosa melakukan zina dan makan uang riba secara terang – terangan
Dosa diatas merupakan penyebab dari datangnya bencana alam dan perbuatan zina tentunya merupakan perbuatan keji dan memakan uang riba secara terang-terangan juga merupakan perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah SWT.
“Wahai sekalian kaum Muhajirin, ada lima hal yang jika kalian terjatuh ke dalamnya – dan aku berlindung kepada Allah supaya kalian tidak menjumpainya – (niscaya akan turun kepada kalian bencana): (1) tidaklah nampak zina di suatu kaum, sehingga dilakukan secara terang-terangan kecuali akan tersebar di tengah-tengah mereka tha’un (wabah) dan penyakit-penyakit yang tidak pernah menjakit generasi sebelumnya.” (HR. Ibnu Majah)
5. Dosa mengurangi takaran timbangan
Banyak pedagang yang telah melakukan perbuatan curang atas dagangan yang mereka jual. Mereka para pedagang mengurangi takaran atau timbangannya sehingga bisa mengambil untung lebih dari perbuatannya tersebut jika dilihat dari hadits tentang bencana alam.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!
“Tidaklah (suatu kaum) mengurangi takaran dan timbangan kecuali akan ditimpa paceklik, susahnya penghidupan dan kezaliman penguasa atas mereka.” (HR. Ibnu Majah)