Umroh.com – Dalam hidup, memiliki sifat tawadhu ialah suatu keharusan bagi setiap manusia, utamanya bagi setiap muslim. Tawadhu ialah bagian dari salah satu sifat mulia yang paling dicintai oleh Allah SWT. sifat inilah yang akan senantiasa membawa kita dalam kebaikan serta kedamaian dalam hidup. Pada pembahasan kali ini akan mengupas tuntas tentang penjelasan tawadhu yang masih banyak di salah artikan banyak orang. Lantas apa yang di maksud dengan sifat tawadhu dalam islam ? simak penjelasannya.
Baca juga : Terungkap! Inilah 7 Penyebab Penghalang Jodoh, Apa Saja?
Apa Itu Tawadhu ?
Dalam kamus besar bahasa Indonesia tawadhu berarti rendah hati. Menurut Fudail bin Iyad tawadhu adalah tunduk kepada kebenaran dan patuh kepadanya serta mau menerima keberadaan itu dari siapapun yang mengucapkannya. sedangkan menurut Al Gazali tawadhu atau rendah hati adalah kebalikan dari sifat sombong. Jadi tawadhu adalah rendah hati / tidak sombong.
Orang yang tawadhu menyadari bahwa segala yang dimilikinya adalah merupakan karunia dari Allah SWT. orang yang bersifat tawadhu selalu baik dan tidak membanggakan diri kepada orang lain. dia selalu menghormati orang lain dan bersifat ramah. Dalam kehidupan sehari – hari kita diperintahkan untuk selalu tawadhu dan tidak boleh sombong atau takabur.
Sifat takabur hanya layak dimiliki oleh Allah SWT. dalam Asmaul Husna disebutkan bahwa Allah SWT bersifat al-Mutakabbir artinya yang berhak untuk takabur. Sedangkan manusia pada dasarnya bersifat lemah dan berbeda pada penjelasan tawadhu, apabila dia mempunyai kekuatan atau kemampuan itu hanya terbatas. Tawadhu artinya rendah hati, lawan dari sombong atau takabur.
Orang yang rendah hati tidak memandang dirinya lebih dari orang lain, sementara orang yang sombong menghargai dirinya secara berlebihan. Rendah hati tidak sama dengan rendah diri, karena rendah diri berarti kehilangan kepercayaan diri. Sekalipun dalam praktik- nya orang yang rendah hati cendenmg rnerendahkan dirinya di hadapan orang lain, tapi sikap tersebut bukan lahir dari rasa tidak percaya diri.
Ciri Orang Tawadhu
Sikap tawadhu itu merupakan sikap rendah hati yang diwujudkan dalam beberapa tindakan-tindakan nyata diantaranya sebagai berikut:
- Salah satu sikap di penjelasan tawadhu dapat ditunjukkan pada saat kita berdoa kepada Allah. Saat berdoa, seseorang dapat dikatakan tawadhu apabila ada rasa takut dan penuh harap kepada Allah Swt. Jika seseorang berdoa dengan rasa takut kepada Allah Swt, maka ia pasti tidak akan berdoa dengan sembarang cara. Etika berdoa pasti akan dilakukan dengan benar. Demikian pula, seseorang yang berdoa dengan penuh harap, maka ia akan selalu optimis, penuh keyakinan dan istiqamah dalam memohon. Ia yakin bahwa tidak ada yang bisa memenuhi semua keinginannya kecuali dengan pertolongan Allah, sehingga perasaan ini tidak akan menjadikannya sombong dan angkuh.
- Tawadhu juga berkaitan dengan sikap baik kita kepada orang tua dan orang lain. Kepada orang tua, kita bersikap penuh hormat dan patuh terhadap perintah-perintahnya. Jika mereka memerintahkan kepada hal- hal yang positif, kita berusaha memenuhinya sekuat tenaga. Sebaliknya, jika orang tua memerintahkan kita kepada hal yang buruk, maka kita berusaha menolaknya dengan cara ramah. Kepada orang lain sikap tawadhu juga bisa ditunjukkan dengan memperlakukan mereka secara manusiawi, tidak menyakiti mereka, berusaha membantu dan menolong mereka, serta menyayangi mereka sebagaimana kita menyayangi diri sendiri. Selain itu, memuliakan orang lain atau menganggap mulia orang lain dalam batas-batas yang wajar merupakan bagian dari sikap-sikap tawadhu. Sebab, hanya dengan memuliakan orang lain itulah, kita bakal bisa berusaha menekan keinginan untuk menyombongkan diri sendiri.
Bila hidup bukan untuk ridha Allah lantas apalagi yg engkau cari? Segera penuhi panggilan-nya bersama Umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]- Seseorang dapat belajar sikap tawadhu salah satunya dengan berusaha tidak membangga-banggakan diri dengan apa yang kita miliki. Sikap membanggakan diri dengan apa yang kita miliki. Sikap membangga- banggakan diri sangat dekat dengan kesombongan. Sementara, kesombongan itu merupakan lawan daripada tawadhu. Dengan demikian, berusaha menahan diri dari sikap membangga-banggakan diri secara berlebihan akan memudahkan seseorang untuk menjadi pribadi-pribadi yang tawadhu.
- Ringan tangan dalam membantu orang-orang yang memerlukan bantuan sehingga bersedia bertindak atas nama mereka. Ia tidak merasa turun derajat jika yang ia bantu ternyata dari kalangan yang lebih rendah atau orang-orang biasa. Dengan kata lain orang tawadhu’ tidak suka bersikap diskriminatif sehingga hanya bersedia membantu orang-orang yang sederajat atau lebih tinggi saja.
- Tidak merasa berat untuk mengucapkan terima kasih kepada siapa saja yang telah membantu menunaikan kewajibannya, karena suatu alasan, tanpa memandang status sosialnya. Ketika ternyata ada yang lalai dalam membatu, ia tidak keberatan untuk memaafkannya. Dengan kata lain orang tawadhu’ tentu berterima kasih atas kebaikan orang lain dan tidak keberatan untuk memaafkan mereka yang telah berbuat salah.
Bagaimana Caranya Bertawadhu?
Umroh.com merangkum, sikap pada penjelasan tawadhu memang tidak mudah untuk dimulai, namun jika sudah dicoba dan merasakan manfaat serta kedamaian yang akan menerpa hati kita maka tawadhu akan menjadi kebutuhan dan kewajiban tersendiri bagi diri kita dalam bersikap.
Dalam hal ini, bersikap selalu Ikhlas terhadap apapun yang terjadi ialah salah satu sifat tawadhu. Ingat bahwa semua yang terjadi di dunia ini ialah hanya atas izin Allah. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam yang artinya :
“Tidaklah seorang bertawadhu’ yang ditunjukkan semata-mata karena Allah, melainkan Allah Azza wa Jalla akan mengangkat (derajat)nya.” ( Diriwayatkan oleh Imam Muslim ).
selain ikhlas, wajib mempunyai Kemampuan ialah salah satu cara bersikap tawadhu.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!
Hal ini didasarkan pada sabda Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam yang pernah berkata:
“Barangsiapa yang menanggalkan pakaian mewah karena tawadhu’ kepada Allah, padahal ia dapat (mampu) membelinya, Allah akan memanggilnya pada hari kiamat dihadap sekalian manusia, kemudian menyuruhnya memilih sendiri pakaian iman mana pun yang ia kehendaki untuk dikenakan.” ( Diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi )
