Umroh.com – Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, masyarakat Indonesia punya cara khas dalam menyambut bulan Ramadhan. Terlebih lagi dengan beragam budaya yang ada di Indonesia membuat perayaan menyambut bulan Ramadhan menjadi semakin beragam.
Hampir setiap daerah yang memiliki mayoritas umat muslim memiliki tradisi tersendiri dalam menyambut Ramadhan. Tradisi tersebut merupakan cerminan ekspresi kegembiraan masyarakat dalam menyambut bulan yang istimewa bagi umat muslim itu. Berikut ini 16 tradisi menyambut Ramadhan dari berbagai daerah di Indonesia.
Tradisi Menyambut Ramadhan
1. Megibung, Bali
Masyarakat muslim di Bali memiliki tradisi Megibung untuk menyambut Ramadhan. Kala itu, masyarakat berkumpul dan bercengkrama bersama. Uniknya, biasanya masyarakat menyediakan makanan dalam porsi besar. Kemudian dinikmati bersama untuk setiap empat atau tujuh orang.
Baca juga: Perlu Tahu! Ini Keutamaan Sedekah di Bulan Ramadhan
2. Jalur Pacu, Riau
Umroh.com merangkum, suasana menjelang Ramadhan di Riau menjadi semakin semarak dengan acara Jalur Pacu. Jalur Pacu merupakan perlombaan dayung yang digelar oleh masyarakat sebagai tradisi menyambut Ramadhan. Di sini kita bisa menyaksikan masyarakat berbondong-bondong di pinggir sungai untuk menyaksikan perlombaan. Lomba ini merupakan bentuk suka cita masyarakat Riau dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan.
3. Nyorog, Betawi
Dalam tradisi ini, orang-orang muda mengirim bingkisan kepada kerabat yang lebih tua. Bingkisan dibagikan untuk menyambut Ramadhan, sekaligus memohon restu kepada kerabat yang lebih tua. Mereka berharap mendapat kelancaran selama melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan.
4. Meugang, Aceh
Tradisi menyambut Ramadhan di Aceh diisi dengan menyembelih hewan seperti kambing atau sapi. Hasil sembelih diolah menjadi makanan dan diberikan kepada mereka yang membutuhkan, sekaligus untuk dinikmati bersama keluarga. Tradisi bernama Meugang ini menjadi wujud syukur atas berkah yang telah diterima selama 11 bulan sebelumnya.
5. Dugderan, Semarang
Sejak tahun 1800-an, masyarakat Semarang telah menggelar Dugderan sebagai tradisi menyambut Ramadhan. Tradisi Dugderan kini semakin semarak dengan adanya karnaval dan tabuh bedug. Karnaval dimulai dari Balai Kota Semarang, dan berakhir di Masjid Kauman. Untuk memeriahkan acara ini, masyarakat berbondong-bondong bersama keluarga menyaksikan karnaval ini.
6. Munggahan, Jawa Barat
Tradisi ini dilakukan masyarakat Sunda dengan berkumpul bersama keluarga dan kerabat pada dua minggu atau seminggu sebelum Ramadhan. Mulai dari masing-masing rumah, sekolah, hingga kumpulan pengajian. Acara dimulai dengan makan bersama, dan diakhiri dengan saling bermaafan. Tujuannya, agar setiap orang berkesempatan membersihkan hati sebelum menunaikan ibadah di bulan Ramadhan.
Tak hanya menjadi tamu Allah, umroh juga melancarkan rezeki Anda. Yuk temukan paketnya cuma di Umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
7. Dandangan, Kudus
Tradisi Dandangan sudah dilakukan sejak masa Sunan Kudus. Dahulu, Sunan Kudus memberitahukan awal bulan Ramadhan dengan menabuh bedug di Menara Kudus. Bedug yang berbunyi “Dang-dang-dang” itu mengundang warga untuk berkumpul di sekitar Masjid Menara Kudus. Hingga saat ini, tradisi Dandangan diramaikan dengan para pedagang yang menggelar dagangan di sekitar Menara Kudus.
8. Suro’ Baca, Makassar
Tradisi ini dilakukan pada akhir bulan Sya’ban, atau sekitar seminggu sebelum Ramadhan. Kegiatannya diisi dengan silaturahmi, berdoa, dan ziarah ke makam orang tua.
9. Megengan, Surabaya
Warga Surabaya dan sekitar masih melaksanakan tradisi Megengan untuk menyambut Ramadhan hingga saat ini. Tradisi ini dilakukan dengan membagikan kue apem, yang jika diucapkan mirip dengan kata “afwan” dalam bahasa Arab. Kue apem ini adalah simbol untuk meminta maaf, sekaligus mendoakan kerabat yang telah meninggal.
10. Pawai Obor, Cirebon
Setiap tahun, Masyarakat di Cirebon menyambut Ramadhan dengan mengadakan tradisi pawai obor. Dalam tradisi ini, warga berjalan melalui rute tertentu sambil membawa obor. Masyarakat selalu antusias melakukan pawai obor ini. Sambil berjalan, mereka mengumandangkan shalawat dan takbir. Tradisi seperti ini juga bisa kita jumpai di Garut.
11. Permainan Bola Api, Bandung
Masyarakat di Cileunyi memiliki tradisi menyambut Ramadhan yang unik. Mereka mengadakan pertandingan bola api yang dimainkan oleh anak-anak-anak. Beda pertandingan bola api dengan pertandingan sepak bola pada umumnya adalah gawang yang ukurannya hanya satu langkah kaki, dan tidak terdapat penjaga gawang.
12. Mohibadaa, Gorontalo
Para wanita di Gorontalo memiliki tradisi unik untuk menyambut Ramadhan. Mereka merawat kecantikan menggunakan beras yang ditumbuk dengan aneka rempah, lalu dioleskan ke wajah. Ramuan itu dipercaya bisa membuat kulit menjadi sehat di tengah cuaca Gorontalo yang menyengat. Mohibadaa dilakukan untuk membuat kulit tetap sehat saat melaksanakan ibadah puasa di cuaca yang panas.
13. Mabbaca-Baca, Polewali Mandar
Warga Polewali Mandar mengadakan tradisi Mabbaca-Baca untuk menyambut Ramadhan. Tradisi ini dilakukan dengan menyajikan nasi ketan, kari ayam, telur, dan buah-buahan. Mereka juga menyalakan lilin tradisional yang terbuat dari kapas dan kemiri, yang disebut Pallang. Sebelum menyantap makanan bersama, terlebih dahulu mereka berdoa agar seisi rumah bisa melaksanakan ibadah puasa dengan lancar.
14. Ngubek Satu, Bogor
Tradisi menyambut Ramadhan di Bogor juga tidak kalah unik. Mereka melaksanakan tradisi Ngubek Satu, yang merupakan kegiatan memanen ikan beramai-ramai. Masyarakat turun bersama dengan membawa jala untuk mengambil ikan.
15. Cucurak, Bogor
Selain memanen ikan, warga Bogor juga melakukan tradisi Cucurak. Masyarakat Bogor berkumpul dan bersilaturahim dengan keluarga dan kerabat. Tradisi ini banyak dijumpai di berbagai lokasi wisata, dimana banyak keluarga menghabiskan waktu bersama untuk melakukan tradisi Cucurak.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di Umroh.com!
16. Rarakaan, Ciamis
Di Ciamis, warga menyambut Ramadhan dengan mengadakan permainan Rarakaan. Permainan yang biasanya diikuti oleh anak-anak ini dilakukan dengan melewati jembatan bambu di atas kolam. Permainan ini merupakan simbol dari beratnya perjalanan menuju surga. Anak-anak yang menang dalam perlombaan ini akan mendapatkan hadiah dari penyelenggara.