Umroh.com – Sebagai umat muslim tentunya kita akan tahu bahwa amalan puasa adalah amal yang mulia. Namun dengan syarat puasa tersebut tentu saja harus sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam, di samping kita harus ikhlas dalam beribadah agar puasa kita diterima di sisi Allah SWT. Pada pembahasan kali ini akan membahas mengenai hukum puasa akhir tahun dan awal tahun.
Amalan yang satu ini akan kita bahas pada kesempatan kali ini, yaitu puasa di akhir tahun (29 atau 30 Dzulhijjah) dan awal tahun hijriyah (1 Muharram) puasa ini adalah amalan yang saat ini tersebar di tengah-tengah kaum muslimin. Lalu bagaimana hukum puasa akhir tahun dan awal tahun dalam pandangan islam ? apakah benar dianjurkan ?
Baca juga : Pengertian Qonaah Serta Contohnya dalam Kehidupan
Tinjauan Hadits
Dalam merayakan akhir tahun dan awal tahun Hijriah, umat islam dianjurkan untuk melakukan amalan sunnah di akhir dan awal tahun hijriah. Hal ini tentunya bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Salah satu amalan yang paling dianjurkan saat akhir tahun dan awal tahun hijriah adalah puasa sunnah akhir dan awal tahun hijriah. Sebab ada sebuah hadits yang menyebutkan jika seorang muslim berpuasa pada hari tersebut, niscaya dosanya selama 50 tahun akan diampuni oleh Allah SWT.
Dalam rangka muhasabah dan bersyukur ini banyak orang yang mengungkapkannya dengan berbagai macam ibadah. Diantaranya adalah dengan berpuasa di hari akhir (penutup) tahun dan di hari awal (pembuka) tahun. Oleh karena itulah ulama salaf di jawa menamakan puasa dua hari dengan nama puasa tutup kendang. Puasa ini juga di dasari oleh adanya hadits dari Rasulullah SAW yang berbunyi :
“Barang siapa yang berpuasa sehari pada akhir tahun dari bulan Dzulhijjah dan puasa sehari pada awal dari bulan Muharram, maka ia sungguh-sungguh telah menutup tahun yang lalu dengan puasa dan membuka tahun yang akan datang dengan puasa, dan Allah Ta’ala menjadikan kaffarah atau terleburnya dosa selama 50 tahun.”
Kesunnahan Puasa Akhir Tahun
Kesunnahan puasa akhir tahun ini mendapatkan legalitasnya berdasarkan hadits shahih :
“Diriwayatkan dari Imran bin Al Husain R.A dari Nabi SAW yang meminta orang kepada dia, atau dia bertanya kepada siapa pun, sementara Imran mendengarnya. Lalu Rasulullah SAW berkata “Wahai Abu Fulan, apakah kamu puasa akhir bulan (Sya’ban) ini ? Abu An-Nu’man berkata :
“saya menduga maksudnya adalah bulan itu.” As-Shal bin Muhammad berkata, “Maksud dugaan An-Nu’man adalah bulan Ramadhan.” Orang yang menjawab oleh Rasulullah SAW menjawab “Tida“ wahai Rasulullah.” Rasulullah SAW menyambungnya. “jika kamu tidak puasa, maka puasalah dua hari (sebagai gantinya).” As-Shalt tidak mengatakan redaksi. “saya menduganya adalah bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)
Mulai hari ini kuatkan Niat mu kebaitullah dan wujudkan bersama Umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]Kesunnahan Puasa Awal Tahun
Sementara untuk kesunnahan puasa awal tahun sangat jelas haditsnya, yaitu tentang anjuran berpuasa di hari-hari bulan Muharram, ikut diriwayatkan :
“Orang yang berkuasa setiap hari dari bulan Muharram, maka dengan puasa persetujuan ia mendapatkan (pahala puasa) 30 hari. (HR. Thabarani dalam Al-Mu’Jamus Saghir). Dalam Al-Mu’jamul Kabir merupakan redaksi, 30faat.
Umroh.com merangkum, puasa akhir tahun dengan maksud melakukan puasa akhir tahun hukumnya adalah sunnah hal ini berdasarkan dengan ijtihad dan hadits terjemahan dari Imam Al-Bukhari. Lalu puasa awal tahun dengan maksud melakukan puasa pada hari-hari di bulan Muharram adalah sunnah dan pahalanya sangat banyak hal ini juga berdasarkan hadits kunjungan Imam At-Thabarani.
Dengan demikian, persetujuan yang menyatakan bahwa awal dan akhir tahun jika berpuasa lalu dikatakan sebagai amalan dari bentuk bid’ah maka pendapat tersebut tidaklah tepat, karena sudah jelas ada dalil-dalil yang rujukannya dari islam.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!
Demikian penjelasan mengenai hukum puasa di akhir tahun dan awal tahun, semoga dengan adanya artikel ini dapat menambahkan ilmu wawasan kita mengenai apa itu yang disunnahkan serta yang diwajibkan serta dapat membedakan ibadah sunnah yang lainnya dengan bid’ah atau yang tidak sesuai dengan ajaran islam, karena jika kita mengerjakan segala sesuatunya harus didasarkan oleh Al-Quran dan sunnah.
