Bagi kalangan masyarakat diseluruh belahan bumi ini, tentunya sudah mengetahui bahwa terdapat negara yang bernama Amerika Serikat, negada Adi Daya ini tentunya dikenal sebagai negara yang maju akan teknologinya, dan negara rakyatnya sendiri dijamin oleh pemerintah dalam keberlangsungan hidupnya serta mempunyai sistem ekonomi yang maju, serta negara yang dielu-elu kan akan kehebatannya dalam dunia bisnis.
Baca juga: 4 Kota Ini Memiliki Peranan Penting dalam Islam
Negara Amerika Serikat sendiri, merdeka pada tahun 1783, jauh sebelum Presiden Amerika Serikat yang sekarang memimpin yaitu Donald Trump melarang untuk umat Muslim datang ke negara Amerika Serikat atau berimigran, maka umat Muslim telah menempati negara Amerika Serikat terlebih dahulu, karena sejarah mencatat, umat Muslim menempati negara Paman Syam tersebut telah lama, bahkan sudah bertahun-tahun, jadi hal tersebut tidaklah mudah untuk melarang umat Muslim untuk menempati negara Paman Syam tersebut, dan kedatangan umat Muslim pun memiliki sejumlah catatan sejarah.
Umroh.com merangkum, pada tahun 1807, terdapat seorang ilmuwan yang sangat kaya raya, dia berusia sekitar 37 tahun, pada saat itu dia ditangkap oleh sekelompok orang sekitar yang berada di Afrika Barat, tepatnya yang bernama Senegal, dan dia pun diangkut ke Amerika Serikat untuk dijual dan dijadikan sebagai budak (pembantu).
Pria tersebut bernama Omar bin Said, ketika dia berhasil ditangkap dan dibawa ke negara Amerika Serikat maka dia hanya menjalani sisa hidupnya sebagai budak di Amerika Selatan, dia pun semasa hidupnya meninggalkan jejak berupa otobiografi tulisannya yang berupa tulisan tangan yang dia buat lalu ditinggalkan sebagai sejarah.
Baca juga: Ingin Mengajak Keluarga untuk Halal Trip ke Amerika Serikat? Yuk Lihat di Sini Caranya
Tulisan tersebut ditulis dalam Bahasa Arab dan baru-baru ini diakuisisi oleh Perputakaan Kongres Amerika Serikat (Library of Congress) “The life of Omar ibn Said” bukan hanya kisah tulisan tangan pribadinya saja yang menjadi sejarah, tetapi salah satu cerita pertama dari awalnya sejarah Islam di Amerika Serikat.
Sebagian keturunan Bin Said diantaranya sekita sepertiga budak-budak yang berada di Amerika Serikat memeluk agama Islam, sementara untuk sebagian Muslim yang saat itu dijadikan budak belum diketahui pasti dari mana asal-usulnya orang tersebut, dapat diperkirakan bahwa lebih dari 40 persen orang-orang Afrika yang ditangkap dan dijadikan budak berasal dari sebagian besar wilayah Muslim di Afrika Barat. Tentunya hal tersebut menjadi perbincangan mengenai bagaimana kedudukan umat Muslim di Amerika Serikat sendiri. “Ini menantang gagasan tentang (Amerika) sebagai bangsa Kristen” ujar Zaherr Ali, sejarahwan lisan di Brooklyn Historical Society dan direktur proyek Muslim di Brooklyn. Serta Zaheer Ali pun berkata kembali bahwa “Ini membuka pemahaman kita bahwa ada orang non-kristen yang hadir di masa pendirian bangsa ini, dan bukan hanya pada masa pendirian bangsa ini, tetapi mereka juga membantu bangsa ini, serta menentang gagasan bahwa Amerika ini merupakan bangsa Kristen sejak awal.”
Baca juga: Sudahkah Anda Sholat Hari Ini? Kalau Belum, Yuk Simak Jadwalnya di Sini
Muslim pertama di Amerika Serikat adalah sebagai kaum yang dijadikan budak
Setelah menjadikan umat Muslim sebagai budak, maka yang dilakukan selanjutnya adalah penghapusan identitas umat Muslim yang berkulit hitam, yang dibawa ke Amerika Serikat pada waktu itu adalah sebagai bagian dari strategi untuk melucuti identitas setiap individu sebagai orang Afrika serta mereduksi bahwa mereka hanyalah sebagai “budak” saja, tidak lebih dari itu, baik secara legal maupun dalam imajinasi publik. “Klasifikasi hitam dirancang hanya untuk menandai orang Afrika yang dijadikan budak sebagai property (harta milik), jadi dapat dipastikan bahwa jika kulit anda hitam, maka anda dianggap bukan lagi manusia.” Ujar Khaled Beydoun, seorang penulis dan professor hukum di University of Arkansas.
Sebelum masa perang di Selatan, identitas seorang Muslim diambil dari identitas yang sangat berbeda dari stereotip seorang budak Afrika. “Ketika orang berpikir tentang seorang Muslim pada waktu itu, mereka berpikir Arab, Ottoman, dan mereka berpikir Timur Tengah.” Kata Beydoun.
Menorehkan Diri Ke dalam Catatan Sejarah
Sebagian Muslim pada saat itu yang dijadikan sebagai budak di Amerika Serikat, mereka meninggalkan catatan yang berupa tulisan, bahwa mereka menentang gagasan bahwa pria dan wanita yang jadikan budak adalah tenaga kasar yang hanya mampu melakukan pekerjaan fisik, dan berfikir bahwa mereka tidak memiliki kapasitas yang intelektual dan membuat mereka pantas mendapatkan kemerdekaan dan kebebasan.
Baca juga: 10 Kota Kebudayaan Islam di Timur Tengah
Tinggalkan jejak pada Budaya Amerika Serikat
Ali mengatakan bahwa mungkin saja alat musik banjo dan gitar berasal dari instrument tradisional Afrika Barat. Diperkirakan juga warisan budak Muslim yang paling abadi adalah gerakan modern diantara beberapa orang Afrika-Amerika, untuk memeluk agama asli yang mereka yakini.
“Gerakan menuju Islam di Komunitas Afrika-Amerika pada abad ke-20, sebagian dipahami oleh pengatutnya sebagai warisan yang hilang, bahwa ini bukan agama baru” kata Ali. Serta Ali mengatakan bahwa Islam sendiri bukanlah agama baru di Amerika Serikat.