Kita hidup di dunia hanyalah sementara. Namun dari sebagian orang tidak menyadari betapa fananya hidup di dunia. Kehidupan abadi adalah kehidupan di akhirat. Di mana dari kita hidup di dunia bisa menentukan bagaimana perbuatan dan langkah kita menuju surgaNya atau justru nerakaNya. Akhir hayat yang indah selalu jadi dambaan. Walaupun yang mendambakan kadang tidak mengusahakan. Dan kita semua menginginkan surga.
Baca juga: Kisah Telaga Nabi yang Ada di Akhirat
Surga tempat yang selalu didamba oleh siapapun, karena menjadi tempat impian, di dalamnya menjadi daya tarik tersendiri, karena mata tak pernah melihat keindahannya, apalagi telinga tak pernah mendengar bisikan-bisikannya, bahkan hati pun tak pernah membayangkan betapa luas nan indahnya, sehingga manusia terpanggil ingin merasakannya.
Umroh.com merangkum, surga selalu jadi cerita indah. Penghuninya duduk-duduk di depan bertahtakan emas. Bertelekan berpandangan dengan kekasih. Mereka dilayani anak-anak muda membawa gelas, cerek, dan minuman dari sungai-sungainya. Buah-buahannya landai mendekat. Daging-daging jadi hidangan lezat untuk disantap. Kekasih mereka adalah bidadari yang terjaga. Bagaikan intan dan mutiara. Usia bidadari itu sebaya dan penuh cinta. Di dunia manusia lelah dengan pertengkaran dan keributan. Alangkah damainya surga, karena para penghuninya tidak pernah mendengar ucapan yang sia-sia. Tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa.
Allah Ta’ala berfirman,
فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Tak seorang pun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.” (QS. As-Sajdah: 17)
Dalam hadits disebutkan,
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – « يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى أَعْدَدْتُ لِعِبَادِى الصَّالِحِينَ مَا لاَ عَيْنٌ رَأَتْ ، وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ ، وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ ، ذُخْرًا ، بَلْهَ مَا أُطْلِعْتُمْ عَلَيْهِ » . ثُمَّ قَرَأَ ( فَلاَ تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِىَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ )
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sediakan bagi hamba-Ku yang shalih berbagai kenikmatan yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terbetik dalam benak manusia. Kalau kalian mau, bacalah, ‘Tak seorang pun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.’ (QS. As-Sajdah: 17).
Baca juga: Ingin Masuk Surga? Yuk Tabung Pahala dengan Membaca Al Quran di Sini
Ada delapan pintu surga. Ada empat pintu yang disebut dalam satu hadits. Sisanya dilihat dari hadits-hadits lainnya. Yaitu: (1) Pintu Shalat, (2) Pintu Sedekah, (3) Pintu Jihad, (4) Pintu Ar-Rayyan, (5) Pintu Haji, (6) Pintu Al-Ayman, (7) Pintu Al-Kazhimina Al-Ghaizha wa Al-Afina ‘an An-Naas. Pintu sisanya adalah Pintu Dzikir, Pintu Ridha, atau Pintu Ilmu.
8 Pintu Surga
1. Pintu Shalat
Orang-orang yang termasuk ke dalam golongan ahli shalat akan dipanggil lewat pintu ini. Tentu shalat yang secara kuantitas dan kualitas teramat istimewa. Bukan hanya biasa-biasa saja. Terlebih yang mengerjakannya sebatas rutinitas dan penggugur kewajiban. Orang-orang yang akan dipanggil lewat pintu ini ialah yang merasakan shalat sebagai kebutuhannya. Tidak perlu ditanya lagi berapa kuantitasnya, sebab mereka telah sampai pada derajat kualitas luar biasa.
2. Pintu Sedekah
Orang-orang yang merelakan sebagian hartanya untuk diberikan di jalan Allah akan masuk pada pintu ini. Meski sedekah erat kaitannya dengan harta benda, tetapi tidak ada jaminan orang yang berlebih hartanya akan dipanggil dari pintu ini. Sebab ibadah murni datangnya dari dasar hati, bukan dari keadaan materi. Begitu banyak orang yang teramat berlebihan harta bendanya, tetapi justeru enggan bersedekah, apalagi melebihkan sedekahnya. Sungguh berbeda dengan Rasul dan para sahabatnya, yang dengan kekayaannya, justeru berlomba-lomba menginfaqkannya di jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Baca juga: Ada Banyak Pilihan untuk Mendekatkan Diri dengan Allah, Ini Salah Satu Caranya!
3. Pintu jihad
Orang-orang yang mengabdikan diri di jalan Allah, menyedekahkan jiwa dan raganya untuk membela agama Allah, akan dimasukkan lewat pintu ini. Sebagaimana janji Allah, bahwa para mujahid akan masuk ke dalam surga tanpa hisab. Sebab mereka telah dengan rela melepaskan kepentingan dunianya, untuk semata-mata mengejar keridhaan Allah. Mengorbankan nyawanya untuk menegakkan agama Allah.
4. Pintu Puasa (Ar-Rayyan)
Orang-orang yang baik puasanya akan dimasukkan ke dalam surga lewat pintu ini. Tentu bukan hanya mengerjakan yang fadhu, tetapi sudah sampai pada derajat tegakknya sunnah-sunnah, senin-kamis, tiga hari di setiap tengah bulan, hingga puasa daud yang sehari puasa sehari tidak. Selain kuantitas yang amat baik, kualitasnya pun sudah tidak perlu diragukan. Tersebab itulah Allah menjanjikan surga bagi yang mengabdikan hidupnya sebagai ahlul siyam.
5. Pintu Al-Ayman
Dalam sebuah riwayat Imam Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Wahai Muhammad, suruhlah umatmu (yaitu) orang-orang yang tidak dihisab untuk masuk ke dalam surga melalui pintu Al-Ayman yang merupakan di antara pintu-pintu surga. Sedangkan pintu-pintu yang lain adalah pintu surga bagi semua orang.”
6. Pintu Al-Kazhimina Al-Ghaizha wa Al-Afina ‘an An-Naas (mudah menahan amarah dan memaafkan orang lain).
Terdapat nash dari hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, “Sesungguhnya Allah memiliki sebuah pintu di surga, tidaklah yang masuk melaluinya kecuali orang-orang yang memaafkan kedzaliman.” Sungguh betapa Allah teramat memuliakan orang-orang dengan sifat sabar dan mudah memaafkan.
Baca juga: Tips Memperpanjang Umur oleh Seorang Pemuda di Zaman Nabi Ibrahim
7. Pintu Al-Ayman (pintu ketujuh)
Menurut, kitab Fath Barri, “Ada juga pintu Al-Ayman (pintu ketujuh), yaitu pintu orang yang bertawakkal pada Allah yang masuk dalam surga tanpa hisab dan tanpa siksa. Adapun pintu kedelapan adalah Pintu Dzikir sebagaimana yang diisyaratkan dalam riwayat Tirmidzi. Bisa jadi pula adalah Pintu Ilmu.”
8. Pintu Ridha
Pendapat lainnya juga muncul, Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarh Shahih Muslim berkata, “Al-Qadhi berkata, pintu-pintu surga lainnya disebutkan dalam hadits lain yaitu pintu taubat, pintu Al-Kazhimina Al-Ghaizha wa Al-Afina ‘an An-Naas, Pintu Ridha. Inilah jadinya ada tujuh pintu yang ada dalam berbagai hadits. Sedangkan 70.000 orang yang masuk surga tanpa hisab akan masuk melalui pintu Al-Ayman. Itulah pintu kedelapan.”
Ibnu Hajar rahimahullah menyatakan, “Dalam hadits disebutkan ada empat pintu surga. Di awal-awal bab jihad sudah diterangkan pula bahwa pintu surga itu ada delapan. Rukun Islam yang tersisa adalah haji, tentu ada pintu khusus untuk orang yang berhaji. Itulah pintu kelima. Adapun tiga pintu lainnya, ada di situ pintu Al-Kazhimina Al-Ghaizha wa Al-Afina ‘an An-Naas terdapat dalam riwayat Imam Ahmad, dari Rawh bin ‘Ubadah dari Asy’ats, dari Al-Hasan Al-Bashri secara mursal, “Sesungguhnya Allah memiliki sebuah pintu di surga, tidaklah yang masuk melaluinya kecuali orang-orang yang memaafkan kezaliman.”
Dengan demikian, bahwa pintu surga itu aslinya ada banyak. Tidak hanya delapan. Kemungkinan semua orang itu akan memasuki pintunya masing-masing sesuai dengan amal shalih yang ia dawamkan atau istiqamahkan. Bagi yang mendawamkan shalat, maka ia akan masuk di pintu shalat, bagi yang mendawamkan puasa maka ia akan masuk di pintu rayyan, begitu pula dengan amal-amal shalih lainnya.