Umroh.com – Dalam beribadah, niat adalah perkara utama. Niat akan menentukan nilai suatu aktivitas menjadi ibadah. Tanpa niat yang baik dan jelas, maka suatu kegiatan hanya menjadi gerak tubuh tanpa bernilai ibadah. Jadi pastikan kita sudah menghadirkan niat di dalam hati sebelum memulai sebuah aktivitas. Contohnya hukum niat puasa setelah subuh yang masih menjadi banyak pertanyaan.
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR.Bukhari dan Muslim).
Baca juga : Ini Keistimewaan 10 hari Pertama di Bulan Ramadhan
Tidak Berniat Sebelum Subuh, Puasa Tidak Sah?
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang tidak berniat sebelum fajar (Shubuh), maka puasanya tidak sah.” (HR.Abu Daud, Tirmidzi, dan An Nasa’i). Dari sini kita mengetahui bahwa dalam ibadah puasa, niat tetap harus dilakukan sebelum fajar atau sebelum ibadah puasa dilakukan. Jika tidak, maka ibadah puasa yang dilakukan tidak sah, dan tidak bernilai ibadah.
Hukum Niat Puasa Wajib Setelah Subuh
Mengenai hadis tersebut, para ulama menjelaskan bahwa hal itu berlaku bagi puasa wajib saja. Saat kita hendak melakukan puasa wajib, maka niat harus dilakukan sebelum subuh atau fajar, agar puasa tetap sah. Jadi, hukum niat puasa setelah subuh dalam puasa wajib adalah tidak boleh. Sementara jenis puasa wajib yang harus diperhatikan waktu niatnya adalah puasa Ramadhan, puasa qadha, dan puasa nadzar. Bahkan sebagai langkah kehati-hatian, banyak orang membiasakan mulai berniat puasa Ramadhan usai sholat tarawih.
Hukum Niat Puasa Sunnah Setelah Subuh
Sebaliknya, jika kita hendak berpuasa sunnah, maka dibolehkan melakukan niat setelah subuh. Sah-sah saja jika kita berniat di siang hari (setelah matahari terbit), jika puasa yang akan kita lakukan bukan puasa wajib.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim, Aisyah ra pernah menuturkan, “Pada suatu hari, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menemuiku dan bertanya, “Apakah kamu mempunyai makanan?” Kami menjawab, “Tidak ada.” Beliau berkata, “Kalau begitu, saya akan berpuasa.” Kemudian beliau datang lagi pada hari yang lain dan kami berkata, “Wahai Rasulullah, kita telah diberi hadiah berupa Hais (makanan yang terbuat dari kurma, samin dan keju).” Maka beliau pun berkata, “Bawalah kemari, sesungguhnya dari tadi pagi tadi aku berpuasa.”
Imam Nawawi menjelaskan bahwa dalil tersebut disepakati oleh mayoritas ulama sebagai dalil untuk bolehnya berniat puasa sunnah di siang hari sebelum waktu zawal (ketika matahari bergeser ke barat).
Umroh.com merangkum, mengenai batasan waktu untuk berniat puasa sunnah, ada dua pendapat di kalangan ulama. Pertama, tidak boleh berniat setelah pertengahan siang. Pendapat ini diungkapkan oleh Imam Abu Hanifah dan murid-muridnya. Kedua, boleh berniat sebelum atau sesudah zawal (tergelincir matahari ke barat), karena tidak disebutkan batasan mengenai hal tersebut. Pendapat itu merupakan pendapat terbaru dari Imam Syafi’i dan menjadi pegangan Imam Ahmad.
Puasa Sunnah Tidak Di Syaratkan Berniat di Malam Hari
Menurut para ulama, hadis yang berasal dari Aisyah ra tersebut menandakan bahwa puasa sunnah tidak di syaratkan berniat di malam hari (tabyiytun niat). Ketentuan tersebut berlaku untuk puasa sunnah mutlak.
Puasa Sunnah yang Berkaitan dengan Waktu Tetap Harus Berniat di Malam Hari
Namun apabila kita hendak melaksanakan puasa sunnah yang berkaitan dengan waktu, tetap diharuskan untuk berniat di malam hari atau sebelum subuh. Contoh puasa sunnah yang berkaitan dengan waktu adalah puasa sunnah ayyamul bidh, yang dilakukan setiap tanggal 13, 14, 15 setiap bulan Hijriyah.
Apalagi yang engkau cari jika hidup bukan untuk ridha Allah? Segera penuhi panggilan-nya bersama Umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
Niat Puasa di Pagi Hari Sah
Tidak selamanya berniat puasa sunnah dibolehkan di pagi hari. Niat puasa sunnah di pagi hari di bolehan jika kita belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak Subuh. Misalnya, ketika seseorang berniat puasa di jam 9, maka puasa sunnah dinilai sah jika ia belum makan dan minum (atau tidak melakukan hal yang membatalkan puasa lainnya) sejak subuh.
Lalu, Bagaimana Jika Kita Bangun Kesiangan Saat Puasa Ramadhan?
Ada kondisi lain yang memungkinkan kita terpaksa berniat di pagi hari setelah fajar, misalnya ketika kita bangun kesiangan, terlewat makan sahur, dan malamnya belum sempat berniat untuk berpuasa. Jika mengalami hal ini, bagaimana hukum niat puasa setelah subuh?
Ada Tiga pendapat di Kalangan Ulama
1. Menurut Imam Hanafi
Menurut pendapat Imam Hanafi, orang yang lupa berniat, kemudian bangun kesiangan, dan tidak makan sahur, tetap diperbolehkan langsung berpuasa Ramadhan. Puasanya juga dinilai tetap sah, dan tidak perlu di-qadha di luar bulan Ramadhan. Namun, jika puasa yang akan dilakukan adalah untuk membayar hutang, maka ia wajib berniat di malam harinya.
2. Menurut Imam Malik
Imam Malik berpendapat bahwa diperbolehkan berniat puasa Ramadhan setelah terbit fajar, jika seseorang benar-benar tidak sengaja bangun kesiangan.
3. Menurut Imam Syafi’i
Sedangkan Imam Syafi’i berpendapat bahwa niat harus dilakukan di malam hari. Jadi, jika seseorang bangun kesiangan, dan dia lupa berniat puasa Ramadhan, ia tetap wajib tidak makan dan minum di siang harinya, serta wajib meng-qadha puasanya.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!
Hanya Allah yang memberi taufik. Semoga selawat dan salam tercurah pada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.” (Fatwa Al Lajnah Ad Daimah no. 17468, juz 9, hal. 150). Semoga bermanfaat.