Umroh.com – Sebagai bulan yang berada tepat sebelum Ramadhan, kita harus menaruh perhatian pada bulan Sya’ban. Terutama tentang larangan di bulan Sya’ban. Aisyah ra menuturkan, “Rasulullah memberi perhatian terhadap hilal bulan Sya’ban, tidak sebagaimana perhatian beliau terhadap bulan-bulan yang lain. Kemudian beliau berpuasa ketika melihat hilal Ramadhan. Jika hilal tidak kelihatan, beliau genapkan Sya’ban sampai 30 hari.” (HR.Ahmad, Abu Daud, An Nasa’i)
Anjuran Memperbanyak Puasa di Bulan Sya’ban
Rasulullah bersabda, “Bulan Sya’ban adalah bulan di mana manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.” (HR.An Nasa’i).
Sementara istri beliau, Aisyah ra, menuturkan, “Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak biasa berpuasa pada satu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya.” (HR.Bukhari dan Muslim).
Larangan di Bulan Sya’ban
Selain anjuran untuk memperbanyak puasa, ada juga larangan di bulan Sya’ban yang harus kita perhatikan. Diantaranya:
Berpuasa Setelah Pertengahan Bulan Sya’ban
Rasulullah melarang kita berpuasa setelah pertengahan bulan Sya’ban. Beliau bersabda, “Jika Sya’ban sudah sampai pertengahan, janganlah kalian berpuasa” (HR.Tirmidzi dan Abu Daud). Dalam hadis lain, Rasulullah juga bersabda, “Jika tersisa separuh bulan Sya’ban, maka tahanlah diri dari berpuasa hingga datang bulan Ramadhan.” (HR.Ahmad).
Tetapi, ada catatan khusus mengenai larangan di bulan Sya’ban ini. Para ulama menyebut bahwa larangan berpuasa setelah pertengahan bulan Sya’ban hanya berlaku untuk orang yang tidak berpuasa sebelum pertengahan bulan Sya’ban (memulai puasa setelah pertengahan bulan Sya’ban).
Jika sebelum pertengahan bulan Sya’ban seseorang sudah mulai beramal memperbanyak puasa, maka dibolehkan berpuasa setelah pertengahan bulan Sya’ban. Walaupun hanya sebanyak satu hari sebelumnya.
Baca juga : Perlu Tahu! Ini Amalan Doa 10 Hari Pertama Ramadhan
Kemudian, larangan di bulan Sya’ban ini juga berlaku bagi yang telah berpuasa sebelumnya, dan puasa itu putus setelah pertengahan bulan Sya’ban. Misalnya seseorang berpuasa di tanggal 14 hingga 21. Lalu di tanggal 22, ia tidak berpuasa. Maka ia tidak boleh melanjutkan puasa di tanggal 23 dan seterusnya.
Selain itu, larangan berpuasa setelah pertengahan bulan Sya’ban ini berlaku hanya bagi puasa Sunnah. Jika seseorang akan melakukan puasa wajib, misalnya mengqadha puasa, maka tetap dibolehkan berpuasa setelah pertengahan bulan Sya’ban.
Berpuasa di Hari yang Meragukan
Hari meragukan di bulan Sya’ban terletak di perbatasannya dengan bulan Ramadhan. Hari meragukan itu disebut Yaumul Yask. Biasanya terjadi di tanggal 29 atau 30 Sya’ban.
Larangan di bulan Sya’ban ini berfungsi agar kita jangan sampai masih berniat puasa sunnah, padahal sudah masuk bulan Ramadhan. Biasanya, di hari tersebut kita akan ragu apakah Sya’ban sebanyak 29 hari, atau digenapkan menjadi 30 hari. Para ulama menyebut berpuasa di hari itu sangat beresiko.
Walaupun termasuk larangan di bulan Sya’ban, namun hal itu boleh dilakukan jika memang orang yang melaksanakannya terbiasa berpuasa di bulan Sya’ban. Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang berpuasa pada yaumul syak, maka dia telah bermaksiat kepada Abul Qasim (Nabi Muhammad) Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.” (HR.Bukhari).
Larangan di bulan Sya’ban ini berlaku bagi seseorang yang sebelumnya tidak berpuasa di bulan Sya’ban lalu berpuasa di hari yang meragukan. Dalam hal tersebut, Rasulullah bersabda, “Janganlah salah seorang kalian mendahulukan Ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari, kecuali bagi seseorang yang sedang menjalankan puasa kebiasaannya, maka puasalah pada hari itu.” (HR.Bukhari).
Mengerjakan Amalan Puasa Sunnah di Bulan Sya’ban
Umroh.com merangkum, mengerjakan puasa sunnah di bulan Sya’ban termasuk sunnah Rasulullah yang boleh kita ikuti. Namun dengan adanya larangan bulan Sya’ban tersebut, para ulama menjelaskan tentang cara yang bisa kita lakukan.
Jika ingin mengerjakan puasa sunnah, para ulama menjelaskan bahwa harus ada pemisah antara puasa Sya’ban dan Ramadhan. Jangan sampai kita berpuasa mendekati bulan Ramadhan, sebagaimana sabda Rasulullah, “Janganlah mendahulukan Ramadhan dengan sehari atau dua hari berpuasa kecuali jika seseorang memiliki kebiasaan berpuasa, maka berpuasalah.” (HR.Muslim).
Apabila seseorang memang sudah biasa mengerjakan puasa sunnah (misal puasa Senin-Kamis), maka berpuasa mendekati bulan Ramadhan dibolehkan. Puasa yang dilarang di bulan Sya’ban adalah bagi mereka yang memulainya saat mendekati bulan Ramadhan.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!
Menurut para ulama, larangan di bulan Sya’ban untuk tidak berpuasa mendekati Ramadhan adalah dalam rangka kehati-hatian. Tujuannya agar kita tidak menambah puasa Ramadhan yang tidak diajarkan. Selain itu, kita juga bisa membedakan antara puasa wajib dan puasa sunnah. Dalam syariat Islam, memisahkan amalan wajib dan sunnah termasuk hal yang disyariatkan.