Umroh.com – Menjelang pertengahan bulan Ramadhan, banyak dari kaum muslimin yang ingin melaksanakan itikaf. Itikaf itu sendiri adalah salah satu ibadah, yang dianjurkan selama bulan Ramadhan. Sebagaimana yang telah dilaksanakan oleh Rasulullah SAW. Abu Hurairah RA pernah meriwayatkan dalam kitab Bulughul Maram : Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa melakukan ibadah Ramadhan, karena iman dan mengharap ridho-Nya, maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lewat.” (Muttafaq Alaihi). Lalu yang menjadi pertanyaan adalah kapan waktu itikaf yang paling tepat ? Marilah kita simak, beberapa sudut pandang dari para ulama.
Waktu Itikaf
Ulama berbeda pendapat tentang rentang waktu minimal seseorang yang ingin itikaf atau berdiam di masjid. Berikut beberapa pendapat para ulama :
Waktu Minimalnya adalah Sehari (melewati siang hari)
Pendapat ini merupakn keterangan dari Abu Hanifah, pendapat sebagian Malikiyah, dan salah satu pendapat para ulama Syafiiyah. Ulama yang memilih pendapat ini beralasan bahwa diantara syarat sahnya itikaf adalah harus dilakukan dalam kondisi yang sedang berpuasa. Sebagaimana keterangan dari Aisyah R.A : “Tidak ada itikaf, kecuali dengan puasa.” (HR. Ad Daruquthni dan Baihaqi)
Waktu Minimalnya adalah Sehari Semalam
Pendapar ini merupakan, pendapat dari para mayoritas malikiyah. Ini berdasarkan pada keterangan Ibnu Umar, beliau mengatakan : “Tidak ada itikaf yang kurang dari sehari semalam.” (Disebutkan Syaikul Islam dalam Syarhul Umdah, 2:760 dan beliau mengatakan sebagai riwayat Ishaq bin Rahuyah)
Batas Minimal adalah Sepuluh Hari
Hal ini berdasarkan, dari salah satu keterangan Imam Malik. Berdasarkan riwayat dari Aisyah R.A yang mengatakan : “Rasulullah SAW melakukan itikaf disepuluh hari terakhir, sampai beliau diwafatkan oleh Allah SAW. Kemudian para istri beliau beritikaf sepeninggalan beliau.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Baca juga : Wajib Tahu! Inilah Manfaat Silaturahmi Bagi Kita
Boleh Itikaf Sehari Saja atau Semalam Saja
Berdasarkan riwayat dari Ibnu Umar, bahwa Umar bin Khatab pernah bertanya kepada Rasulullah SAW : “Aku pernah bernadzar di zaman jahiliyah (sebelum masuk islam) untuk melakukan itikaf semalam di masjid haram?” Rasulullah SAW menjawab : “Penuhi nadzarmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Boleh Itikaf Meskipun Hanya Beberapa Saat Saja
Umroh.com merangkum, endapat ini berdasarkan makna bahasa dari kata itikaf. Kata itikaf yang secara bahasa artinya adalah berdiam. Ibnu Hazm mengatakan : “Semua bentuk berdiam di Masjid karena Allah, dalam rangka beribadah kepada-Nya, termasuk itikaf.” (Al-Muhalla, 5:179)
Pendapat ini juga dikuatkan dengan riwayat dari Ya’la bin Umayyah R.A beliau mengatakan : “Saya berdiam beberapa saat di masjid, dan tidaklah aku berdiam kecuali itikaf.” (HR. Ibnu Abi Syaibha dan Abdurrazaq dalam al-Mushannaf)
Manfaat dari Itikaf
Berikut ini merupakan manfaat atau keuntungan itikaf, sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Dr. Khalid Kareem antara lain :
1. Itikaf memberikan perbaikan
Itikaf yang benar tentunya akan memberikan perbaikan dan buah di hati yang damai, serta menumbuhkan sifat ikhas dan penyucian jiwa. Hal ini karena inti dari semua perbuatan terletak di hati dan hari yang baik, akan membuahkan perbuatan yang baik pula. Rasulullah SAW bersabda : “Ketahuilah bahwa sesungguhnya di dalam fisik manusia terdapat sekerat daging, jika baik (keratin itu) maka baiklah secara fisik secara keseluruhannya, dan jika buruk (keratan itu), maka buruklah semuanya, ketahuilah bahwa (sekerat daging tersebut) adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Orang-orang yang mencari Lailatul Qadr
Mereka yang sedang melakukan itikaf, adalah orang-orang yang sedang mencari Lailatul Qadr dan jika pencarian itu lengkap sepuluh hari terakhir, maka Allah SWT akan memberikan ampunan atas dosa-dosa yang telah dilakukannya.
3. Pribadi yang menghidupkan sunnah
Bagi orang-orang yang beritikaf adalah pribadi-pribadi yang menghidupkan sunah Rasulullah SAW dan barangsiapa yang menghidupkan sunnah, maka mereka akan menjadi pribadi yang dicintai oleh Allah SWT dan Rasul-Nya, dan balasannya adalah ampunan dan surga. Allah SWT berfirman : “Katakan (Muhammad), jika kalian cinta kepada Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” (QS. Ali Imran : 31)
4. Memelihara diri dan menjaga diri
Orang-orang yang melakukan itikaf, maka orang tersebut telah memelihara diri dari kelupaan kepada Allah, menjaga diri dari perbuatan haram, menjauhkan panca indera dari perbuatan dosa dan maksiat. Semua itu merupakan hakekat peribadatan dan ketundukan kepada Allah SWT.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di umroh.com!
Begitulah pembahasan kali ini mengenai waktu itikaf serta manfaat dari beritikaf. Semoga Allah SWT selalu menjadikan itikaf kita di akhir Ramadhan nanti, sebagai itikaf yang benar dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW, sehingga dapat membuahkan perbuahan kebaikan, secara pribadi maupun sosial.