1
Parenting Tips

Inilah Kewajiban Orangtua Pada Anak di Usia Remaja

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

🧑// Kewajiban Orang Tua Pada Anak Di Usia Remaja //🧑

Ayah dan Bunda, selepas Sekolah Dasar dan sebelum memasuki usia remaja, anak berada dalam usia yang populernya disebut dengan istilah ABG (Anak Baru Gede).

Ini adalah masa transisi dan keadaannya cukup unik. Banyak orangtua bingung menghadapi anak di usia ini dan bertanya, “Anak saya ini masih anak-anak atau sudah remaja sih?”

Dalam psikologi, setiap tahapan usia mempunyai tugas perkembangan masing-masing.

Misalnya: salah satu tugas perkembangan di masa awal anak-anak adalah belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya, sedangkan salah satu tugas perkembangan di masa tua adalah menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan.

ABG dikategorikan dalam periode Remaja.

Rentang usia remaja tergolong singkat, dari usia 13 atau 14 tahun sampai usia 18 tahun. Yah, sekitar usia SMP sampai awal SMA lah.

Menurut Havighurst, tugas perkembangan masa remaja adalah:

webinar umroh.com

1️⃣Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.
2️⃣Mencapai peran sosial pria dan wanita.
3️⃣Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.
4️⃣Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.
5️⃣Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang-orang dewasa lainnya.
6️⃣Mempersiapkan karir ekonomi.
7️⃣Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
8️⃣Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku: mengembangkan ideologi.

Seluruh poin di atas adalah hal yang harus diperhatikan bila orangtua ingin membantu anak melewati masa remajanya dengan baik.

Sebagai contoh:

🎁Pada poin pertama terlihat bahwa anak mulai tertarik secara serius dengan lawan jenis. Nah, berikan pengertian pada anak mengenai batas-batas pergaulan dan bagaimana mengontrol dorongan kepada lawan jenis.

🎁Pada poin kedua, ajarkan tanggung jawab memimpin pada anak laki-laki dan tanggung jawab mengelola rumah pada anak perempuan.

Bukan berarti menjadikan anak laki-laki malas mengurus rumah dan menjadikan anak perempuan tidak boleh memimpin lho, tetapi ada prioritas sesuai kodratnya sebagai pria dan wanita.

Nah, persiapan ke arah sana yang harus orangtua bantu. Contohnya ajarkan anak perempuan memasak dan anak laki-laki memperbaiki barang-barang yang rusak.

Sementara ini, poin-poin yang lain kita lewat dulu untuk sampai ke tugas perkembangan no. 8 yaitu: Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku: mengembangkan ideologi.

Apa yang dimaksud poin 8 ini? Artinya di usia remaja anak sudah mulai mantap memilih sistem nilai untuk berperilaku.

Sistem nilai ini akan ia jadikan pijakan untuk berperilaku sampai masa dewasanya. Jadi apakah kelak di usia dewasa ia akan berperilaku islami atau hedon, ditentukan di usia ini.

Kesimpulannya: usia remaja yang singkat ini adalah masa-masa penting yang sayangnya banyak luput dari perhatian orangtua.

Kebanyakan anak di usia remaja dianggap sudah dewasa sehingga orangtua banyak yang melepas kontrolnya.

Sebagai contoh: membiarkan anak pacaran, membiarkan anak pergi naik motor berombongan dengan teman sebaya.

Hal ini riskan sebab di masa ini anak sedang memilih sistem nilai yang ia pakai.

Seharusnya orangtua banyak menemaninya mempertimbangkan pilihan-pilihan sistem nilai itu dan mengarahkannya kepada perilaku islami.

Poin 8 juga berarti anak sedang memutuskan apakah minat intelektualnya masih tumbuh atau tidak.

Bila ia berada di lingkungan teman yang menyeretnya untuk mencari kesenangan, maka minat intelektualnya akan mengering.

Namun bila ia ada di lingkungan teman yang senang belajar, minat intelektualnya akan terjaga.

Salah satu alat yang dapat dipakai orangtua buat membekali anak remajanya melalui poin ke 8 adalah buku.

Sayangnya, bicara tentang buku (terutama di Indonesia) terjadi hal yang merepotkan: jarang sekali terdapat buku-buku berkualitas untuk anak-anak ABG.

Kelangkaan buku ini bisa berakibat menurunnya minat baca. Ditambah lagi kondisi psikis remaja yang labil sehingga mudah membuat anak lebih memilih bermain sepuasnya bersama teman dibanding sesekali membaca buku.

Nah, bagaimana menjaga semangat intelektual mereka?

Lagi-lagi orangtua harus turun gunung, Ayah dan Bunda.

Caranya adalah dengan mengajak mereka bicara dan berdiskusi. Biarkan mereka curhat dan sesekali kisahkan pengalaman kita sewaktu berada di usia ABG dulu.

Selain itu, berusahalah tetap membelikan buku. Petualangan dan pergaulan adalah tema-tema yang biasanya paling diminati.

Bentuknya bisa berupa novel, novelet atau komik. Selama tidak melanggar nilai-nilai syar’i, buku-buku itu bisa diharapkan tetap menjaga anak di jalur yang baik melalui masa remajanya. Wallahu a’lam.

Salam Smart Parents!