1
Motivasi Tips

Persiapkanlah Fisik dan Mentalmu Untuk Menjadi Istri Soleha

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Manusia tidak bisa memilih lahir dalam rahim orang kaya atau orang miskin. Juga tidak bisa memilih dalam kandungan apakah lahir sebagai laki-laki atau wanita. Manusia saat ini hanya bisa memilih apakah mau taat pada Allah atau justru melanggar garis yang telah ditetapkanNya. Maka, berjuanglah menjadi umi shalehah, yaitu ummu warabbatul bait (ibu pengatur rumah tangga). Umi yang memelihara keluarga agar tetap sakinah, mawadah dan warahmah, membahagiakan suami serta melahirkan anak-anak berakhlak baik. Sebab, itu adalah bentuk ketaatan tertinggi sebagai wanita.
.
Tidak perlu ragu jika Anda belum punya gelar S1, S2, S3, bahkan tidak sekolah sekalipun. Yang penting bisa melaksanakan kewajiban sebagai ummu warabbatul bait. Toh di akhirat tidak akan ditanya gelarmu apa, tapi apakah sudah menjalankan kewajibanmu sebagai ummu warabbatul bait atau belum?
.
Tidak apa-apa pula seorang istri mempunyai gelar dari sarjana sampai doktor sekalipun, hanya saja yang menjadi titik tekannya adalah seorang wanita tidak boleh melupakan tugas utamanya. Gelar akademis seorang istri bukan untuk menyaingi suami, tapi untuk turut digunakan sebagai keahlian dalam mengatur rumah tangga. Seorang umi shalehah tidak ada salahnya ahli dalam suatu bidang, seperti menjadi dokter, chef, ahli IT, desain dan lainnya. Malah lebih bagus kalau punya keahlian lebih. Tapi ingat, apapun profesinya, tugas utamamu adalah menjadi seorang umi shalehah.

Mental merupakan bekal besar untuk menapaki berbagai persoalan kehidupan rumah tangga kelak. Oleh karenanya, para calon istri harus memupuknya sejak dini. Misalnya sejak sekarang sudah mulai melatih mental meningkatkan kualitas ibadah. Berusaha melaksanakan ibadah wajib tepat waktu, rajin ibadah sunah rawatib, shalat dhuha, juga shalat tahajud. Sehingga, setelah menikah tidak merasa terpaksa kalau suami ingin melihat Anda rajin ibadah atau mengajak ibadah sama-sama.

Perlu juga Anda tahu, bahwa menjadi umi shalehah tidak seperti cerita sinetron. Hari ini jahat, terus tiba-tiba dapat musibah, akhirnya tobat. Setelah itu langsung berubah menjadi umi shalehah dengan gampang tanpa ada hambatan. Seolah-olah mudah sekali mengubah diri langsung 180 derajat dari jahat menjadi baik. Tidak, tidak, itu hanya ada di dunia sinetron. Fiksi. Semua itu hanya mitos. Untuk berubah menuju umi shalehah, prosesnya harus sejak sekarang. Calon umi shalehah tidak punya pikiran, “Berubahnya entar saja”. Entar kalau sudah SMP, entar kalau sudah masuk SMA, entar kalau sudah kuliah, entar setelah selesai kuliah, sampai sudah mau nikah pun masih pakai entar-entar dan entar. Gitu saja terus sampai kiamat. Kata “entar” inilah yang membuat manusia bermalas-malasan dan membuat wanita malas berusaha untuk menuju gelar umi shalehah.

Para calon istri seharusnya menghindari kata “entar” dan bermalasan-malasan. Calon umi shalehah memanfaatkan setiap detik waktunya untuk meningkatkan kualitas diri. Menganalisis potensi diri sedalam-dalamnya sampai memahami potensi apa yang bisa dikembangkan dalam diri. Tidak membiarkan kekurangan melemahkan diri, tapi akan mengasah kemampuan mentalnya sebagai bekal membahagiakan suami.

-Istri Sehat, Suami Bahagia

Sebagai suami melihat fisik istri selalu sehat, itu adalah sebuah kebahagiaan baginya. Namun, jika istri sering sakit-sakitan, tentu jadi pekerjaan berat bagi suami. Bisa jadi, suami akan terkendala mencari nafkah karena harus menemani istri terus menerus. Maka dari itu, perlulah wanita merawat fisiknya sejak dini. Termasuk kebersihan badan, tetap harus dijaga. Jangan sebelum nikah Anda sikat gigi tiga kali sehari, lalu setelah menikah jadi sikat gigi tiga hari sekali. Jangan menuakan diri sendiri akibat tidak mengurus penampilan.

Termasuk pola dan jenis makanan, para istri harus menjaganya sejak sekarang untuk masa depan kelak. Jangan berpikir makanan itu yang penting enak dan halal saja. Pikirkan juga sehatnya. Jangan pula menganggap mumpung sekarang masih jomblo, pola hidupnya boleh tidak teratur, sementara kalau sakit nanti ada suami yang urus. Hentikan berpikiran seperti itu!

Ingatlah, jika tubuh istri sehat, insyaAllah suami mencari nafkah bisa tenang. Tapi kalau istri sakit, pikiran suami juga jadi tidak karuan. Tentu Anda tidak mau kan, selama hidup berumah tangga kerjanya hanya merepotkan suami atau anak?

webinar umroh.com

Jangan juga berpikir, “Ah, ngapain urus fisik? Toh sudah laku juga.” STOP berpikir seperti itu! Perlu diingat, dengan penampilan fisik lah, suami bisa betah di rumah. Ingat, di luar sana banyak pemandangan yang bisa mengguncang keimanan laki-laki. Rumput tetangga seringkali lebih hijau. Seorang umi shalehah harus bisa membuat suami tertarik, agar Anda menjadi ladang mengekspresikan naluri cintanya saat berada di rumah.