1
Muslim Lifestyle News Tips

Beginilah Seharusnya Anak Sekolah Diberi Pendidikan Reproduksi

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Digencarkanlah Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja atau yang biasa disingkat KRR. Target dari Pendidikan KRR ini adalah untuk mewujudkan perilaku seksual remaja yang aman dan sehat. Perilaku seksual remaja yang aman artinya perilaku seksual remaja yang tidak mengantarkan mereka pada terjadinya kehamilan tidak diinginkan berikut risiko yang menyertainya. Sehat artinya perilaku seksual remaja tersebut tidak mengantarkan remaja tertular penyakit menular seksual. Dikampanyekanlah konsep ABCD (Abstinensia, Be faithful, use Condom, no Drug) yang diiringi dengan implementasi kebijakan kondomisasi.

Pertanyaannya, Benarkah Kampanye ABCD adalah sebuah pendidikan bagi remaja kita? Sebelum kampanye ABCD dilakukan, dalam setiap penyampaian Pendidikan KRR selalu diawali dengan mengajak remaja untuk memahami proses pubertas yang mereka alami, dengan berbagai perubahan yang terjadi pada tubuh (fisik), mental dan libido mereka.

Benang merahnya adalah bahwa eksplorasi seksual pada masa pubertas ini adalah sesuatu yang wajar dilakukan oleh remaja, karena kondisi libido mereka yang memang lagi tinggi-tingginya. Namun agar tidak sampai terjatuh pada risiko mengalami kehamilan tidak diinginkan dan tertular penyakit menular seksual, maka perilaku seksual mereka haruslah senantiasa aman dan sehat, dengan melakukan ABCD. Dengan demikian remaja dikatakan sudah memiliki perilaku seksual yang bertanggung jawab.

Konsep ABCD diartikan, kalau remaja mau sehat kespronya jangan nge-seks. Tapi kalau nggak kuat nahan nafsu juga, boleh nge-seks adalal dengan pasangan nikah, karena nikah dini dianggap buruk oleh KRR. Kalau nggak bisa setia bagaimana? Tenang, pakai kondom dijamin aman nggak bakal hamil dan tidak tertular virus HIV/ AIDS.

Secara rasional, di saat budaya kebebasan seks tumbuh subur, ketaqwaan yang kian tipis, kultur yang kian individualistis, kontrol masyarakat semakin lemah dan maraknya industri prostitusi, maka kondomisasi dengan propaganda dual proteksinya jelas akan membuat remaja semakin berani, nyaman dan aman melakukan perzinahan.

Sementara opsi D (no Drug) berarti jangan pernah menggunakan narkoba adalah sebuah konten kampanye yang benar, namun tidak efektif. Pemberian jarum suntik steril agar terhindar dari penularan HIV/AIDS, jelas merupakan strategi yang sangat absurd. Ketika seorang pemakai sedang fly karena narkoba suntik tersebut, mungkinkah masih memiliki kesadaran?

Sebenarnya aroma liberalisasi pendidikan bisa kita lihat sejak dari tujuan apa yang ingin diraih dengan dilakukannya pendidikan KRR ini: sekedar mewujudkan perilaku seksual remaja yang sehat dan aman, bukan mewujudkan perilaku seksual remaja yang benar. Maka standard yang dipakai bukanlah halal-haram atau benar-salah.

Masalah perilaku seksual remaja ini hanya dipandang sebagai masalah medis saja. Yakni bahwa banyak remaja kita yang menjadi korban di tempat-tempat aborsi dan menjadi pengidap penyakit mematikan, meregang nyawa hingga kehilangan kesempatan untuk melaksanakan tugasnya menjadi generasi masa depan, karena itu harus diselamatkan. Tanpa melihat lebih ke akar masalah mengapa hal tersebut terjadi.

webinar umroh.com

Alhasil, pendidikan KRR yang diharapkan bisa merubah perilaku seksual remaja yang saat ini sudah begitu liberal tidak hanya mengalami kegagalan, namun malah menimbulkan masalah baru yakni semakin liberalnya perilaku seksual remaja kita saat ini.

Akankah kita menerima dan ikut-ikutan mengkampanyekan KRR hanya karena ditawarkan oleh UNAIDS dan WHO? Sudah saatnya negeri ini merumuskan sendiri strategi penanganan masalah reproduksi remaja yang berparadigma Ilahiyah. Agar pemunculan dan pemenuhan naluri seks menyehatkan, harus diatur sesuai aturan dari Zat yang menciptakan naluri itu, yaitu Allah SWT. Yaitu dengan syariat Islam. Sebab, hanya Allah SWT sajalah yang paling tahu hakikat naluri tersebut.

Berbeda dengan pandangan Barat, menurut Islam, sesungguhnya naluri seks diciptakan Allah SWT untuk tujuan mulia, yaitu agar ras manusia lestari. Firman Allah SWT dalam QS 4:1, yang artinya Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.