Mungkin cukup banyak orang tua yang mendapati anaknya sering kali ingin bermain keluar rumah. Hal tersebut tentu saja dapat menimbulkan kehawatiran khusus bagi orang tua, terlebih apabila orang tua tidak ikut mengawasi langsung ketika anaknya bermain keluar. Namun ada beberapa cara dan juga tips bagi orang tua untuk menyikapi fenomena tersebut.
Pertama sekali, orang tua jangan secara langsung dan blak-blakan melarangnya secara keras, karena apabila para orang tua ingin melarang anaknya bermain, bisa jadi anaknya justru tetap ingin bermain dan parahnya malah tidak mau minta izin sebab sudah tahu kalau orang tuanya pasti melarang, sementara sang anak sudah meyakinkan orang tuanya bahwa dia akan baik-baik saja sudah serta bisa menilai mana yang baik dan mana yang buruk.
Disamping itu ada juga seorang anak yang meski gemar bermain namun tidak pernah meninggalkan shalat saat bermain bahkan mengajak teman-temannya untuk mau shalat di masjid, dan ada juga anak yang sebelum bermain selalu setor muraja’ah dulu minimal 1/2 juz. Bahkan ada juga anak yang dapat membuat salah satu temannya pindah sekolah ke sekolahnya karena tertarik dengan sekolah tingkah laku baik yang telah diperbuat anak itu.
Dan hal ini juga sangat perlu diketahui para orang tua. Saat ananda bermain, pada dasarnya anak sedang maping, memetakan wilayah eksplorasinya, memetakan teman-temannya dan memtakan posisinya di hadapan teman-temannya. Beberapa strategi ini mungkin bisa diterapkan ketika ananda ingin bermain keluar rumah tanpa pendampingaan di luar :
– Mintalah ananda untuk izin terlebih dahulu ketika keluar rumah. Berikan dia kepercayaan dan berdiskusilah seputar target ananda bermain, semisal olah raga dengan bersepeda, biar berkeringat dan jadi sehat.
– Pastikan kejujuran ananda bermain dimana dan memilih teman yang menguatkan ketaatan pada Allah. bacakan hadist rasulullah tentang memilih teman dan betapa teman adalah orang penting dalam hidup ananda.
– Beri jadwal bermain dan batasi waktu pulang, jika tidak pulang pada waktu yang sudah ditentukan ada sangsi menghafal satu hadist misalnya agar ananda memahami makna disiplin.
– Beri tugas geografi atau sains atau matematika saat bermain, misal menghitung berapa mesjid yang dilewati di wilayah bermain ananda, berapa gang yang dilewati, Jumlah teman bermain, berapa yang shalat dan berapa yang tidak. Trus apa yang ananda lakukan ketika ada teman yang tidak shalat. Atau bisa juga beri tugas dakwah. Dengan demikian bermainnya tetap dalam proses pembelajaran, mengasah mafhum dan mengikatkannya dengan amal dan proses tanggung jawab.
Perlu diketahui bahwa anak tidak selalu beradadalam pendampingan kita ketika bermain, karena itu berilah kepercayaan namun tetap waspada, pada kondisi seperti ini anak rentan tidak jujur, maka selalu kokohkan aqidah Islam dan menstelkan dalam imannya bahwa dimanapun dia berada walau ayah orang tua tidak bersamanya Allah senantiasa mengawasinya dan setiap apa yang kita lakukan kelak akan dipertanggung jawabkan.
Walau tidak menutupkan kemungkinan ananda dapat melakukan kesalahan-kesalahan, maka pada saat inilah para orang tua wajib mengikatkan mafhum dan amal itu lebih erat lagi, tarkiz aqidah islam lebih kokoh lagi, tsaqafah Islam lebih deras lagi. Dengan seperti ini kelak ananda akan berada dalam tempaan yang keras dan hal itu akan semakin menguatkan kepribadian Islamnya dan ketika dia dewasa kelak kepribadian Islamnya akan sudah matang.
Wallau a’lam bishshawab
—
[Silakan dishare, semoga menjadi amal sholih]