Cara Agar Hati Terjaga Sebelum Menikah
Perintah Allah tersebut tentunya harus kita laksanakan dalam kehidupan kita sebagai upaya menjaga hati kita. Apalagi, calon pasangan yang sedang memiliki perasaan atau cinta, biasanya akan merasakan perasaan dan dorongan nafsu yang berlebih. Untuk itu, perlu dijaga hati agar tidak terjerumus kepada kemaksiatan dan perzinahan.
Berikut adalah cara menjaga hati sebelum menikah, baik yang akan menikah ataupun sedang dalam proses atau usaha mencari pasangan.
Meniatkan Diri Untuk Ibadah Kepada Allah
Jika dalam proses mencari jodoh, ingin menikah, ataupun sudah merencanakan pernikahan maka, seorang muslim layaknya meluruskan kembali niatnya untuk menikah adalah sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT. Kelurusan niat dalam hal ibadah adalah hal yang mendasar yang harus dilakukan sebelum nantinya melaksanakan yang lain. Hal ini sebagaimana Allah sampaikan dalam ayat berikut,
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS Al Bayinah : 5)
Tidak Mengkondisikan Diri Pada Lingkungan atau Suatu Pergaulan Bebas
Menjaga hati hendaknya juga sekaligus tidak mengkondisikan diri pada lingkungan atau pergaulan yang bebas. Lingkungan pergaulan sangat mudah untuk mempengaruhi kita. Syetan sangat mudah untuk menggoda manusia jika dilakukan dalam lingkungan yang kondusif untuk berbuat dosa.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS An-Nur : 21)
Menundukkan Pandangan dan Menjaga Aurat
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (QS Al-A’raf : 26)
Sebagaimana ayat di atas, maka sebaiknya untuk menjaga hati sebelum menikah hendaknya antar calon pasangan tidak saling mengumbar aurat dan pandangan sebelum terjadinya ijab qabul. Begitupun dengan yang masih mencari jodoh maka hendak tidak mengumbar pandangan dan auratnya kepada yang bukan mahrom. Hal ini sebagai bentuk ketaqwaan kepada Allah karena jika pandangan dan aurat terumbar, akan mudah seseorang dikelabui oleh setan untuk berzina.
Tidak Berkhalwat dengan yang Bukan Mahram
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. “ (QS Al-Isra : 32)
Berkhalwat artinya berduaan. Untuk itu bagi calon pasangan atau yan belum mahrom, tentu tidak diperkenankan berkhalwat yaitu berduaan di tempat yang sepi. Alangkah baiknya jika hendak berdiskusi dan saling mengenal memilih tempat yang ramai, tidak berpotensi untuk berbuat maksiat, dan jika memungkinkan ditemani oleh mahramnya.
Menjaga Aktivitas yang Produktif
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS Al Qashash : 77)
Hal yang paling bisa dilakukan saat sebelum menikah agar tidak terjebak kepada kemaksiatan adalah dengan cara membuat aktivitas yang produktif. Aktivitas yang produktif akan membuat fokus kita lebih banyak, sehingga tidak akan berpikir dan mengarah kepada hal-hal yang mendekati zinah. Untuk itu, lebih baik berfokus pada apa yang kita lakukan bukan hanya memikirkan masalah calon pasangan.
Bisa juga para muslim yang sedang menunggu pernikahan, melakukan
Hal-hal tersebut juga dibutuhkan dalam membangun pernikahan nantinya. Sehingga, lebih baik mempelajari hal tersebut ketimbang melakukan hal-hal yang tidak produktif atau menjeremuskan.