Umroh.com – Sebagai seorang muslim, alangkah baiknya untuk kita mengetahui perjuangan-perjuangan para pejuang terlebih dahulu yang memperebutkan kemerdekaan Islam pada masa itu. Di sini penulis akan menceritakan tentang bagaimana pengorbanan serta kehebatan yang dimiliki oleh Sultan Abdul Hamid II dalam membuat keputusan yang sangat tepat pada saat itu. Perjuangan Sultan Abdul Hamid II begitu luar biasa, terlebih dalam mempertahankan Tanah Palestina dari serangan dan usaha perebutan dari pihak-pihak musuh Islam. Dan bagi kita yang saat ini begitu sakit melihat perjuangan rakyat Palestina dalam mempertahankan Tanah Air mereka, Bumi Anbiya, Pelestina, perlu mengetahui tentang sosok Sultan Abdul Hamid II ini.
Baca juga: Nabi Muhammad, Sosok Konglomerat yang Sederhana
Profil Sultan Abdul Hamid II
Umroh.com merangkum, Sultan Abdul Hamid II lahir pada tahun 1843 M di Istanbul, Turki, dengan nama Abdul Hamid bin Abdul Majid bin Mahmud bin Abdul Hamid bin Ahmad. Dia diangkat menjadi khalifah pada masa Usmani setelah saudaranya yang bernama Murad VI diturunkan sebagai khalifah pada tahun 1876, pada saat itu usianya 33 tahun.
Kisah Sultan Abdul Hamid II dalam kepemimpinannya
Pada masa kepemerintahannya tersebut, gerakan missionaris Kristen sangat gencar dan gerakan para orang Yahudi mulai gencar secara terang-terangan. Adalah seorang Yahudi yang mendirikan Zionis bernama Hertzel yang memiliki keinginan untuk merebut Tanah Palestina dan mendirikan negara Yahudi di sana. Hertzel kemudian menyuruh seorang pendeta Yahudi yang bernama Muosyeh Levi untuk datang menghadap Sultan Abdul Hamid II dan merayunya, dengan membawa sejumlah uang kepada sang Sultan, agar Sultan mau menyerahkan Tanah Palestina padanya. Namun, jawaban Sultan Abdul Hamid II sangatlah tegas, “Saya tidak akan mungkin melepaskan sejengkalpun Tanah Palestina, meskipun itu hanya sejengkal. Palestina adalah bukan milikku, namun milik ummat Islam. Ummat Islam telah banyak mengorbankan nyawa dalam mempertahankan Palestina. Sebaiknya kalian simpan uang tersebut. Jika suatu saat kekhalifahan Turki Ustami runtuh, kemungkinan besar mereka akan mampu menguasai Palestina hanya dengan Cuma-Cuma.”.
Mau dapat tabungan umroh hingga jutaan rupiah? Yuk download aplikasinya di sini sekarang juga!
Sultan Abdul Hamid II mengeluarkan keputusan yang melarang orang-orang Yahudi untuk melakukan imigrasi ke Palestina. Pada tahun 1876 M, Sultan Abdul Hamid II mendirikan Dewan Majelis Rendah, dimana Dewan tersebut terdiri dari dua Dewan yang anggotanya dipilih dan yang anggotanya ditentukan oleh pihak yang berkuasa. Dewan yang anggotanya dipilih diberi nama Dewan Mab’utsan, sedangkan Dewan yang anggotanya ditentukan oleh pemerintah kemudian diberi nama Dewan A’yan. Sultan menganggap semua rakyat sama kedudukannya di hadapan Undang-undang, serta juga diberikan kebebasan pers. Sultan juga membuat peraturan wajib belajar kepada semua rakyatnya tanpa terkecuali. Selain itu, dia juga menghapuskan peraturan yang memperbolehkan Polisi melakukan tindak kekerasan kepada tahanan dalam menginterogasi atau masa investigasi, menghapuskan peraturan pengambilan paksa tanah, serta menolak memecat seorang Hakim tanpa ada alasan yang dibenarkan.
Melancarkan rezeki Anda, yuk temukan paket umroh Anda cuma di Umroh.com!
[xyz-ihs snippet="Iframe-Package"]
Prestasi Sulltan Abdul Hamid II
Prestasi pada pemerintahan beliau adalah memangkas hutang luar negeri. Penting untuk menjelaskan mengenai hutang Daulah Utsmani ketika kita Abdul Hamid II sedang berkuasa yaitu 2.582 juta lira emas Turki. Dan ketika beliau dijatuhkan, hutang Turki hanya tersisa 106 juta lira. Artinya beliau berhasil memotong jumlah hutang sekitar 1/20 dari hutang sebelumnya.
Selama periode pemerintahannya, beliau selalu dihadapi dengan para kaum zionis yang ingin mendirikan negara Israel di Palestina. Bankir konglomerat Yahudi Mizray Krusow serta pimpinan zionisme yang lainya menawarkan kepada Sultan Abdul Hamid II berupa:
- Akan membayar seluruh hutang yang dimiliki oleh Daulah Utsmaniyah
- Akan membantu meningkatkan kekuatan Angkatan Laut Daulah Utsmaniyah
- Memberikan pinjaman sebesar 35 juta mata uang emas Lira Utsmaniyah tanpa bunga sedikitpun dan menjamin kesejahteraan Daulah Utsmaniyah
Tentu mereka menginginkan balasan yang setimpal dengan tawaran yang mereka berikan, sehingga mereka mengajukan syarat sebagai berikut:
- Diperbolehkanya warga Yahudi untuk berziarah ke Palestina, kapanpun mereka akan menghendakinya, dan tinggal di Palestina selama mereka juga menginginkan tinggal di “tanah suci”
- Diperbolehkannya warga Yahudi membangun permukiman di sekitar Yerussalem.
Punya rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di Umroh.com!
Berdasarkan pemaparan tim Umroh.com, mendengar hal tersebut lantas Sultan menolaknya dan tidak ingin bertemu dengan delegasi ini. Beliau juga mengirimkan sebuah jawabannya yang dikirimkan kepada kaum zionis “Sampaikanlah kepada para kaum Yahudi yang tidak ada sopannya itu bahwa hutang Utsmani bukanlah sebuah hal yang memalukan, Perancis juga memiliki hutang dan hutang tersebut tidak mempengaruhi sebuah negara tersebut. Yerussalem telah menjadi bagian dari tanah kaum Muslimin sejak Umar bin Khattab membesaskan kota ini dan aku tidak pernah mau menanggung beban sejarah memalukan dengan menjual tanah suci kepada kaum Yahudi dan mengkhianati tanggung jawab dan kepercayaan dari kaumku. Silahkan Yahudi itu menyimpan uang mereka dan utsmani tidak akan pernah mau berlindung di balik benteng yang dibuat dari uang musuh-musuh islam.”