Abu Hurairah meriwayatkan bahwasanya Rasulullah bersabda, “Bersegeralah kalian melakukan amal saleh sebelum datangnya fitnah yang seperti potongan-potongan malam yang gelap gulita. Pagi-pagi seseorang masih beriman, tetapi di sore hari telah menjadi kafir, atau sore hari beriman, kemudian di pagi hari sudah menjadi kafir, menjual agamanya dengan gemerlap dunia.” (HR. Muslim)
Memasuki tahun 2019, masih menyisakan kisah sedih dalam perjalanan kaum muslimin. Bahkan semakin menyesakkan dada. Mulai dari pergaulan bebas, narkoba, kemiskinan, harga barang dan jasa melambung tinggi, biaya kesehatan dan pendidikan tak terjangkau, serta pemimpin negeri yang tidak amanah, ingkar janji dan anti Islam.
Ini merupakan fitnah berupa kesulitan dan kesengsaraan hidup yang menyebabkan seseorang dengan mudah menukar agamanya. Banyaknya fitnah yang menyebabkan seseorang murtad, merupakan tanda dekatnya akhir zaman.
Juga fitnah berupa kenikmatan semu dunia yang ditawarkan dengan amat memikat. Ujian bagi siapapun. Sehingga bagi yang tidak memiliki kekuatan iman, sangat mungkin bisa tergerus idealismenya.
Bagaimana upaya kita menyiapkan ananda dalam menghadapi masa yang penuh fitnah ini?
Pertama, bentengi diri ananda dengan keimanan yang tertancap kuat dalam jiwanya. Fitnah akhir zaman bagaikan gelombang lautan yang menerpa pantai, siap menyambar apapun. Hanya keimanan kepada Allah yang bisa menguatkan ananda untuk tidak terseret dalam gaya hidup kebebasan. Betapa model kehidupan sekulerisme yang memisahkan agama dari kehidupan telah mendominasi benak kaum muslimin. Salat, puasa dan haji boleh berjalan. Namun tawaran untuk menapaki hidup penuh kebebasan telah mewarnai suasana saat ini.
Kita tanamkan kepada ananda, bahwa Allahlah yang menciptakan kita dan segalanya yang ada di sekitar. Dalam mendampingi ananda, harus kita pastikan hadirnya Allah dalam jiwanya. Misalnya ketika melihat indahnya bunga yang bermekaran, pohon yang berdiri kokoh, ikan berwarna-warni meliuk di dalam air, burung-burung yang dengan elok mengepakkan sayapnya. Kita sampaikan berluang kali bahwa semuanya adalah ciptaan Allah. Allahlah yang menjaga dan melindungi semua makhluk sekaligus menjamin rezekinya. Sehingga mereka menjadi yaqin akan kemahabesaran Allah serta kehebatan-Nya.
Kita sampaikan pula kepada ananda, bahwa Allah menciptakan kita sekaligus memberikan seperangkat aturan terbaik nan sempurna bagi manusia. Sehingga ketika kita taat aturan Allah, maka sejatinya adalah demi kebaikan diri semata.
Kedua, bekali ananda dengan ilmu.
Fitnah akhir zaman begitu dahsyatnya, maka seorang mukmin tidak akan mampu menghadapinya kecuali dengan kekuatan ilmu. Ilmu yang barokah akan bisa membentengi diri dari fitnah apapun. Dengan ilmu agama, ananda akan memahami halal haram, baik dan buruk sebuah perbuatan. Dia akan berupaya untuk merealisasikan ilmu yang dimilikinya. Kisah pemuda yang selamat dari fitnah Dajjal tatkala ingin membinasakannya adalah contoh bagi kita bahwa ilmulah yang menyelamatkannya.
Ketiga, semangati ananda untuk memperbanyak amal salih. Melakukan amal salih merupakan sikap yang bisa menyelamatkan seseorang dari fitnah. Setiap saat selalu kita ingatkan untuk berbuat kebajikan. Yakni perbuatan yang diperintahkan Allah. Misalnya suka membantu orang tua, sayang kepada adik, cinta dan hormat kepada bunda, ayah juga kakak, tidak berkata bohong. Bersegara melaksanakan salat ketika azan berkumandang, gemar membaca Alquran, dll. Sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah Saw. bahwa kita harus beramal salih sebelum munculnya fitnah yang datang bagaikan potongan-potongan malam yang gelap.
Keempat, pahamkan ananda tentang kewajiban amar ma’ruf nahi munkar.
Allah berfirman dalam surat Al-Anfal 25:
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً
“Dan takutlah fitnah(bencana) yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim diantara kalian saja secara khusus.”
Bahwa kewajiban kita adalah menjauhkan diri dari fitnah serta saling mengingatkan dalam kebaikan. Kita tekankan kepada ananda untuk senantiasa mengoreksi siapapun termasuk ayah, bunda, kakak, adik, saudara dan teman-teman ketika mereka melakukan kesalahan. Jika bunda suka berkata kasar, jangan segan mengingatkan. Bila Kakak terlambat melaksanakan solat, harus ditegur. Ketika mendapati teman berbuat sesuatu yang kurang ahsan, harus berani memberi masukan. Dengan begitu, ananda akan terbiasa dan berani menyampaikan kebenaran, meski ada resiko yang harus didapat. Karena itu merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Agar kita semua terhindar dari fitnah kehidupan.
Keempat, pastikan lantunan do’a senantiasa mengalir dari lisan, dalam sujud di sepertiga malam- malam kita. Do’a merupakan senjata bagi orang mukmin. Tentunya segenap upaya harus diiringi do’a terbaik buat ananda dan keluarga, serta seluruh saudara muslim. Betapa butuhnya seorang hamba untuk senantiasa bermohon kepada Rabbnya agar dijaga dari fitnah dunia.
Rasulullah pun senantiasa berdoa agar dijauhkan diri dari fitnah.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ وَحُبَّ الْمَسَاكِينِ وَإِذَا أَرَدْتَ بِعِبَادِكَ فِتْنَةً فَاقْبِضْنِي إِلَيْكَ غَيْرَ مَفْتُونٍ.رواه الترمذي وأحمد
Ya Allah, sesungguhnya Aku bermohon pada-Mu agar dapat melakukan kebaikan-kebaikan dan meninggalkan kemungkaran-kemungkaran, agar Aku mencintai orang-orang miskin, dan seandainya Engkau ingin menurunkan pada hamba-hamba-Mu fitnah, maka cabutlah nyawaku dalam keadaan tidak terfitnah. (HR. Tirmizi dan Ahmad)
Demikianlah, segala kebaikan yang kita tanamkan kepada ananda sejak dini insya Allah akan menancap kuat dalam jiwanya. Sehingga membekas tajam dan menjadi bagian dari kehidupannya di masa mendatang.
Ananda akan tumbuh menjadi remaja berkepribadian Islam yang unggul, cerdas, peduli umat, agen perubah masyarakat, serta pejuang Islam terdepan. Jika kelak menjadi seorang pemimpin, insya Allah akan menjadi pemimpin yang amanah dan mencintai rakyat. Bila berperan sebagai ulama, adalah seorang ulama yang hanif dan mukhlis. Bukan ulama yang menjadi bagian dari fitnah akhir zaman. Sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah bahwa bencana bagi umat datang dari ulama su’, yaitu ulama yang dengan ilmunya bertujuan untuk mencari kenikmatan dunia, meraih gengsi dan kedudukan.
Wallahu a’lam bish-shawwab