1
Motivasi Muslim Lifestyle Tips

Ingin Mencetak Pemuda Generasi Emas yang Luar Biasa? Ingatlah Hal-Hal Berikut (Part 2)

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Untuk melahirkan generasi emas yang luar biasa, kehidupan para pemuda pun harus sangat menerapkan nilai-nilai Islam sejak dini. Salah satu ciri kehidupan yang sarat dengan nilai-nilai Islam adalah keberadaan pria dan wanita yang dipisah. Tidak ada yang namanya ikhtilath, khalwat, atau pun menarik perhatian lawan jenis [tabarruj], apalagi pacaran terlebih lagi jika sampai terjerumus hingga perzinaan. Hal itu tentu saja bisa terjadi karena suatu sebab. Selain berbagai pintu ke sana ditutup rapat, sanksi hukumnya pun bersifat tegas dan keras, sehingga membuat siapapun yang hendak melanggar akan berpikir ulang ribuan kali.

Pendek kata, kehidupan sosial yang terjadi di tengah masyarakat menjadi benar-benar bersih. Kehormatan [izzah] pria dan wanita, serta kesucian hati [iffah] mereka pun terjaga. Semuanya itu, selain karena modal ilmu, ketakwaan, sikap dan nafsiyah mereka, juga sistem yang diterapkan di tengah-tengah masyarakat oleh pemerintahan yang selalu taat pada aturan-aturan Islam.

Karena kehidupan mereka seperti itu, maka produktivitas generasi muda di dalam sistem pemerintahan Islam ini pun luar biasa. Banyak karya ilmiah yang mereka hasilkan saat usia mereka masih muda. Begitu juga riset dan penemuan juga bisa mereka hasilkan ketika usia mereka masih sangat belia. Semuanya itu merupakan dampak dari kondusivitas kehidupan masyarakat di zamannya. Kehidupan masyarakat yang bersih ini juga bagian dari tatsqif jama’i yang membentuk karakter dan kepribadian generasi muda di zaman itu.

Peran negara, masyarakat dan juga keluarga begitu luar biasa dalam membentuk suatu karakter dan juga kepribadian mereka. Selain juga disebabkan oleh kesadaran individunya sendiri. Karena itu, tradisi seperti ini bisa terus berlangsung dan bertahan hingga ribuan tahun. Bahkan, tradisi seperti masih dipertahankan di beberapa negeri kaum Muslim, meski tidak berada dalam sebauh negara yang mendasarkan aturannya pada syariat Islam yang kaffah. Ini bisa kita lihat pada tradisi-tradisi yang ada di beberapa tempat seperti Madinah, Makkah, Mauritania, Hederabad, dan beberapa wilayah lain.

*Sibuk dalam Ketaatan
Ada ungkapan bijak, “Jika seseorang tidak menyibukkan diri dalam kebenaran, pasti sibuk dalam kebatilan.” Karena itu, selain kehidupan masyarakat yang bersih, berbagai tayangan, tontonan atau acara yang bisa menyibukkan masyarakat dalam kebatilan harus dihentikan. Mungkin awalnya mubah, tetapi lama-lama kemubahan tersebut melalaikan, bahkan menyibukkannya dalam kebatilan.

Karena itu Nabi SAW menitahkan, “Min husni Islami al-mar’i tarkuhu ma la ya’nihi.” [Di antara ciri baiknya keislaman seseorang, ketika dia bisa meninggalkan apa yang tidak ada manfaatnya bagi dirinya]. Boleh jadi sesuatu yang tidak manfaat itu mubah, tetapi sia-sia. Waktu, tenaga, pikiran, bahkan harta yang digunakannya pun hilang percuma.

Agar masyarakat, khususnya para generasi muda tidak dalam terperosok dalam kesia-siaan, maka yang perlu diperhatikan adalah mereka harus disibukkan dengan ketaatan. Baik membaca, mendengar atau menghafal Alquran, hadits, kitab-kitab tsaqafah para ulama’, atau berdakwah di tengah-tengah umat dengan mengajar di masjid, kantor, tempat keramaian, dan sebagainya. Mereka juga bisa menyibukkan diri dengan melakukan perjalanan mencari ilmu, berjihad, atau yang lain.

Pendek kata, mereka harus benar-benar menyibukkan diri dalam ketaatan. Hanya dengan cara seperti itu, mereka tidak akan sibuk melakukan maksiat. Dengan menyibukkan diri dalam ketaatan, waktu, umur, ilmu, harta dan apapun yang mereka miliki menjadi berkah. Karena itu, dalam usia 20 tahunan, Imam an-Nawawi, misalnya bisa menghasilkan berjilid-jilid kitab. Bahkan, Imam Ahmad, bisa mengumpulkan dan hafal lebih dari satu juta hadits. Imam Bukhari juga begitu.

webinar umroh.com

Semuanya ini memang membutuhkan negara dengan sistemnya yang luar biasa. Wallaahu’alam