1
Motivasi Muslim Lifestyle Tips

Jadilah “Dokter” Umat

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Siapa yang tidak tahu tugas seorang dokter adalah menyembuhkan orang sakit? Termasuk hari ini, para pengemban dakwah yang mengaku hidupnya adalah untuk mengemban risalah Islam, sudahkah kita menyadari peran besar kita adalah “menyembuhkan” umat hari ini dari penyakit akut bernama sekulerisme? Jika sudah, kenalkah kita jenis “obat” apa saja yang bisa menyembuhkan “penyakit” umat kini?

Mengajak orang untuk mau ikut mengkaji Islam memang tidak semudah yang di bayangkan. Apalagi sistem hari ini telah mendukung untuk berlomba- lomba mengejar dunia sedangkan akhirat adalah masalah belakangan.

Harus diakui masyarakat kita masih banyak yang menganggap kalau tidak bisa ilmu agama itu menjadi hal yang biasa-biasa saja. Padahal Rasulullah shalallahu alaihi wassalam telah bersabda “Menuntut Ilmu Itu Wajib Atas Setiap Muslim”(H.R. Ibnu Majah di nilai Shahih oleh Syaikh Al Bani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah No.224).

Lantas, apa sebenarnya yang menyebabkan masyarakat hari ini masih enggan di ajak untuk mengkaji Islam? Bukankah sangat ironis, Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim, namun masih belum banyak tau tentang ajaran Islam itu sendiri?

Mari kita berkenalan dengan jenis “penyakit” umat agar mampu memberikan obat yang tepat.

Pertama : Masyarakat kita terjangkit pemikiran sekuler kapitalis akut. Faktor ini membuat umat muslim kehilangan minat untuk belajar semua konsep syari’ah Islam termasuk konsekuensi apa yang akan didapat apabila meninggalkannya. Padahal Islam itu bukanlah sekedar sholat, menutup aurat, puasa, zakat dan haji. Tapi Islam mencakup seluruh aspek kehidupan. Sosial, Ekonomi, Politik, Budaya, Hukum, dll.

Maka tugas kita yang pertama adalah konsisten mengajak umat berfikir tentang fakta terbaru yang sedang terjadi sekaligus memberikan penjelasan bagaimana solusi Islam. Point pertama ini menunjukkan bahwa sebagai dokter umat, kita memang selalu dituntut untuk update fakta dan update tsaqafah agar pertolongan pada “penyakit” umat bisa tepat. Karna bagaimana mungkin umat bisa sembuh jika dokternya mempunyai penyakit malas dan tidak mau berkorban penuh?

Kedua : Kesibukan yang menjadi segudang alasan untuk belum mau menyempatkan waktu mengkaji Islam. Disadari atau tidak, umat hari ini memang disetting untuk sibuk memenuhi kebutuhan perut dibanding kebutuhan “akal sehat”. Lihat saja, ketika secara terang-terangan rezim hari ini menunjukkan kedzalimannya, umat masih merasa baik-baik saja.

webinar umroh.com

Jenis “penyakit” apa ini? Bukankah tidak akan pernah terjadi perubahan mendasar jika umat masih dalam kondisi “zona nyaman”? Nyaman dengan kebodohannya terhadap Islam, nyaman ketika hukum-hukum Islam dibuang jauh-jauh dari kehidupan, bahkan nyaman jika semua ketidaktahuan terhadap syari’ah-syari’ahNya akan dipertanggung jawabkan di yaumil hisab kelak. Mengerikan!

Maka tugas kita yang kedua sebagai dokter umat yang terlebih dahulu telah dapat keluar dari zona nyaman, adalah memberikan suatu stimulus pemikiran yang akan membuat umat hari ini dapat bangkit dari kenyamanannya yang sungguh dapat melenakan. Namun, bagaimana mungkin stimulus itu kita berikan, jika saja kita sendiri masih setengah hati dalam mencari jenis stimulus yang tokcer membuat umat mau mempelajari agamanya sendiri. Alias Ngaji!

Jadi jangan-jangan bukan umat saja yang hari ini berpenyakit akut. Akan tetapi, justru kitalah para dokter umat yang lupa diri memberi pengabdian penuh untuk menyembuhkan mereka.

Sungguh hanya sebuah alasan saja yang tiada habisnya, jika ternyata kita yang tidak bijak mengatur waktu yang Allah titipkan untuk totalitas memberikan umat ini “obat”.

Padahal usia itu tidak ada yang pernah tahu sampai batas mana. Jika saja besok kita kembali padaNya, tentu sia-sia umur yang sudah di berikan Allah kalau tidak ada kesungguhan pengabdian kita kepada umat ini. Apa yang akan kita bawa menghadap Allah? Alasan apa yang akan kita sampaikan tentang Kenapa umat hari ini masih dalam kondisi sekarat?

Terakhir, walaupun memang begitu sulit kita dapat menyadarkan umat tentang semua kerusakan hari ini, namun kesulitan tersebut tidak terlepas dari kesungguhan kita dan rasa tidak malas kita untuk selalu mengasah fakta, mengupgrade tsaqafah, Kemudian kita “racik” menjadi “obat manjur” yang akan kita berikan ke umat. Semoga Allah memudahkan kita bersama agar optimal dalam menunaikan peran sebagai Dokter Umat Sejati. Wallahu a’lam bish shawab.