1
Motivasi Muslim Lifestyle Tips

Agar Dakwah dan Keluarga Tetap Seimbang (Part 3)

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

(untuk ulasan sebelumnya, dapat dilihat di part 2 dengan link berikut: https://www.umroh.com/blog/agar-dakwah-dan-keluarga-tetap-seimbang-part-2/)

Perbuatan terpuji saling menasihati, menyuruh kepada yang ma’ruf dan melarang dari kemungkaran pun merupakan pengamalan terhadap hadits Nabi ﷺ yang lainnya, hadits dari Abi Ruqayyah Tamim bin Aus al-Dâri r.a. bahwa Nabi ﷺ bersabda:

«الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ»
“Agama itu adalah nasihat”

Para sahabat bertanya: “Untuk siapa?” Nabi ﷺ bersabda:

لِلّهِ، وَلِكِتَابِهِ، وَلِرَسُوْلِهِ، وَلِأَئِمَّةِ المُسْلِمِيْنَ، وَعَامَتِهِمْ
“Untuk Allah, kitab suci-Nya, Rasul-Nya, pemimpin kaum muslimin dan kaum muslimin pada umumnya.” (HR. Muslim)

Apa maknanya? Al-Hafizh Ibn Daqîq al-‘Iid (w. 702 H) menjelaskan bahwa makna sabda Rasulullah ﷺ: “Agama itu adalah nasihat” yakni tiang agama dan pondasinya adalah al-nashîhah.[7] Ibn Daqîq al-‘Iid pun menjelaskan bahwa lafal al-nashîhah secara bahasa: al-ikhlâsh (kemurnian), dikatakan: nashahtu al-‘asala (saya telah memurnikan madu) jika menyucikannya, dan dikatakan pula makna selainnya.[8]

Apa makna al-nashihah li ‘amatihim? Dijelaskan Ibn Daqîq al-‘Iid yang menukil pernyataan Imam al-Khaththabi (w. 388 H) dan para ulama lainnya:

Adapun nasihat untuk kaum muslimin pada umumnya –selain para penguasa-, yakni dengan menunjuki mereka kepada kemaslahatan diri di akhirat dan di dunia, menolong mereka untuk mewujudkannya, menasihati agar mereka menutupi ‘auratnya, menutupi ‘aib mereka, menyingkirkan bahaya dari mereka dan mewujudkan kemaslahatan-kemaslahatan bagi mereka,

webinar umroh.com

memerintahkan kepada kebaikan dan mencegah mereka dari kemungkaran dengan cara yang lembut dan niat ikhlas, mengasihi mereka, menghormati orang tua dan mengasihi yang kecil di antara mereka, memikat hati mereka dengan nasihat yang baik serta menjauhi sifat culas dan dengki,

mencintai kebaikan bagi mereka sebagaimana ia mencintai untuk dirinya sendiri, dan membenci keburukan terjadi pada mereka sebagaimana ia benci jika hal itu terjadi padanya, membela harta, kehormatan dan lain sebagainya yang menjadi hak mereka dengan perkataan dan perbuatan dan mendorong mereka untuk bertingkahlaku sebagaimana yang telah kami sebutkan dari beragam nasihat ini. WaLlâhu A’lam.

Bahkan Rasulullah ﷺ mengumpamakan dakwah, menyuruh kepada yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar sebagai bagian dari sikap simpatik menjaga diri dan orang lain dari kebinasaan. Hadits dari al-Nu’man bin Basyir dari Nabi ﷺ, beliau ﷺ bersabda:

«مَثَلُ الْقَائِمِ عَلَى حُدُودِ اللهِ تَعَالَى وَالرَّاتِعِ فِيهَا وَالْمُدَّهِنِ فِيهَا مَثَلُ قَوْمٍ اسْتَهَمُوا عَلَى سَفِينَةٍ فَأَصَابَ بَعْضُهُمْ أَعْلَاهَا وَأَصَابَ بَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا وَأَوْعَرَهَا وَإِذَا الَّذِينَ أَسْفَلَهَا إِذَا اسْتَقَوْا مِنْ الْمَاءِ مَرُّوا عَلَى أَصْحَابِهِمْ فَآذَوْهُمْ فَقَالُوا لَوْ أَنَّا خَرَقْنَا فِي نَصِيبِنَا خَرْقًا فَاسْتَقَيْنَا مِنْهُ وَلَمْ نَمُرَّ عَلَى أَصْحَابِنَا فَنُؤْذِيَهُمْ فَإِنْ تَرَكُوهُمْ وَمَا أَرَادُوا هَلَكُوا وَإِنْ أَخَذُوا عَلَى أَيْدِيهِمْ نَجَوْا جَمِيعًا»
“Perumpamaan orang-orang yang teguh dalam menjalankan hukum-hukum Allâh dan orang-orang yang terjerumus di dalam perkara yang haram, adalah seperti sekelompok orang yang membagi tempat di atas perahu. Sebagian dari mereka ada yang mendapat tempat di atas, dan sebagian lain ada yang memperoleh tempat di bawah dan berbahaya.

Jika orang-orang yang berada di bahwa membutuhkan air minum, maka mereka harus naik ke atas melewati sahabat-sahabatnya yang berada di atas hingga membuat mereka susah. Maka mereka orang-orang yang berada di bawah berkata, ‘Lebih baik kami melubangi tempat di bagian kita ini, hingga kita tidak melewati dan mengganggu kawan-kawan di atas.’

(bersambung ke part 4)