(untuk bagian sebelumnya bisa dilihat di link berikut: https://www.umroh.com/blog/ingin-tidak-patah-hati-saat-jatuh-cinta-cintailah-allah-diatas-segalanya-part-1/)
Perempuan yang berbalut rasa malu-malu untuk ngarep (berharap) akan lebih memilih untuk pasif dengan menunggu saat ada lelaki yang “menembak” dan menginginkan si wanita untuk dapat menjadi pacarnya. Karena kultur kita masih menganggap tabu jika perempuan yang menyatakan terlebih dahulu. So, bisa dibilang perempuan sebagai target sedang laki-lakinya adalah pemanahnya.
Konon, lelaki memiliki jiwa penantang dan penakluk. Sedang perempuan yang dianggap lemah akan mudah untuk ditaklukkan menjadi kekasihnya. Lihat saja, program televisi reality show bertajuk “Katakan Cinta”, yang menjadi peserta kebanyakan adalah para pria yang dengan segala macam cara dilakukan untuk membuktikan cintanya agar sang pujaan hati luluh dan mau menerimanya sebagai pacar.
Dari mulai sesuatu yang bersifat ekstrim serta membahayakan sampai sesuatu yang memalukan. Katanya kalau sudah abis-abisan melakukan pengorbanan cinta, pasti sang wanita tertekuk klepek-klepek dan dengan wajah yang bersemu merah akhirnya menerima cinta si “pejuang” cinta.
Eits, sampe sini jangan cepet-cepet baper jadi berharap ada yang nyatain cinta trus minta kamu jadi pacarnya ya. Apalagi karna kelamaan jomblo sedang teman-teman yang lain sudah punya pacar. Cup..cup.. girls, kamu ngga akan jadi hina kok hanya karna kamu ngga pacaran. Bully-an teman-teman hanya karna kamu ngga pacaran juga ngga akan bikin kamu langsung berhenti bernapas kan?
Yang harus kamu ingat ya friends, pacaran itu adalah status palsu dimana cinta berbalut nafsu. Cinta yang diperjuangkan pun adalah ilusi berbalut dusta. Bagaimana bisa dikatakan cinta sedang yang hendak dituju adalah kemaksiatan.
Jadi, buat kamu para ukhti jangan ngerasa GR alias Gede Rasa karna seolah diperjuangkan kalau hanya untuk dijadikan pasangan dalam bermaksiat. Seorang lelaki yang merasa mudah “menaklukkan” seorang wanita berpeluang untuk mencari target selanjutnya yang lebih menantang.
Maka ngga heran, kebalikan dari reality show “Katakan Cinta” yang kebanyakan pesertanya adalah laki-laki. Giliran reality show “Katakan Putus” yang kebanyakan peserta atau pelapornya adalah para perempuan yang merasa dikhianati. Ngga sedikit sang pelapor nangis bombay karna ngeliat apa yang dilakukan pacarnya. Terus, apa sang pacar akan nangis bombay juga? Yang udah-udah sih ngga, biasa aja tuh pikirnya masih banyak perempuan lain. Nah, kalau udah kaya gini yang rugi siapa?
Apalagi kalau sampai si perempuan sudah terlanjur memberikan apa yang menjadi kesucian dan kehormatannya begitu saja hanya karna ingin membalas pembuktian dan pengorbanan cintanya. Allah SWT menegaskan dalam Qur’an Surat Al Isra ayat 32 “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”. Nastaghfirulloh. Ini sih namanya rugi serugi ruginya. Kalau udah kaya gini, perempuan (maaf) sama seperti barang bekas pakai. Sama seperti dahulu saat masa jahiliyyah di mana Islam belum datang.
Orang-orang Yunani menganggap perempuan sebagai pemuas kesenangan saja. Orang-orang Romawi memberikan hak atas seorang ayah atau suami untuk menjual anak perempuan atau istrinya. Orang-orang Arab Jahiliyyah pun biasa mengubur anak perempuan mereka hidup-hidup karna menurut mereka memiliki anak perempuan adalah sebuah aib. See.. apa yang terjadi sekarang seolah kembali ke masa kegelapan jahiliyyah dimana Islam belum datang sebagai cahaya yang menerangi.
(bersambung ke part 3)