Setiap orang tua pasti ingin mempunyai anak yang memiliki empati tinggi. Anak yang memiliki empati tinggi bukan hanya akan memiliki sikap dan perilaku yang baik, namun juga akan lebih mudah dicintai dan bergaul dengan orang lain. Dengan begitu, ia akan lebih mudah menempatkan diri di masyarakat.
Empati dan kecerdasan emosional yang baik juga merupakan kunci kesuksesan anak di kemudian hari. Salah satu cara untuk mendorong tumbuhnya sikap empati pada anak adalah dengan rajin mengajaknya ngobrol.
Di bawah ini adalah pertanyaan yang bisa kamu jadikan bahan obrolan untuk menumbuhkan empati anak.
“Bagaimana Kegiatanmu Hari Ini?”
Saat berjumpa dengan anak selepas aktivitas, misalnya ketika orangtua menjemputnya ke sekolah atau bertemu anak sepulang kerja, tanyakan kegiatannya selama berpisah dengan Anda. Dari sini, ia akan mulai menceritakan hal-hal yang ia alami. Fokuslah pada ceritanya. Dengarkan dan perhatikan apa yang ia sampaikan, lalu berikan tanggapan yang sesuai.
Kebiasaan ngobrol ini bisa melatih anak untuk terbuka pada orang tua, sekaligus memberi contoh untuk memberikan perhatian kepada orang-orang di sekelilingnya. Menanyakan hal-hal yang dialami adalah bentuk perhatian dari orang tua. Jika orang tua menunjukkan perhatian pada anak, maka ia akan menjadi pribadi yang perhatian kepada orang lain.
“Apakah Kamu Bahagia?”
Penting bagi orang tua untuk melihat sejauh mana rasa bahagia anak. Setelah mendengarkan cerita tentang apa yang ia lalui hari itu, tanyakan apakah ia merasa bahagia. Anak-anak yang merasa bahagia akan tumbuh lebih baik, dibandingkan anak yang merasa stres. Orang tua bisa mengajukan pertanyaan kreatif untuk melihat seberapa besar kebahagiaan anak hari itu. Misalnya dengan bertanya, “Kalau dari angka 1 sampai 10, berapa banyak bahagiamu hari ini?”.
Menanyakan perasaan anak bisa menjadi cara bagi orang tua untuk mencontohkan tindakan empati. Ketika ia melihat orangtuanya memperhatikan perasaannya, anak akan menjadi pribadi yang peka terhadap perasaan orang lain.
“Siapa yang Sudah Kamu Bantu Hari Ini? “
Orang dengan empati yang baik adalah mereka yang mengulurkan tangan dan memberikan bantuan secara nyata. Agar anak-anak memiliki sifat tersebut, orang tua bisa menanyakan “siapa yang sudah kamu bantu hari ini?”. Lihatlah sejauh mana ia berani berbuat baik untuk orang lain. Jika ia menjawab “tidak ada” atau ia masih belum berani berbuat untuk orang lain, jangan menegurnya. Yakinkan saja padanya bahwa orang lain akan senang menerima bantuannya.
- “Apakah Orang-orang yang Kamu Temui Kelihatan Bahagia?”
Minta ia untuk menceritakan ekspresi dari orang-orang yang ia temui hari itu. Tanyakan apakah orang-orang yang ditemui kelihatan bahagia. Tanyakan juga siapa yang tampak bahagia hari itu, dan tanyakan tanyakan apakah ada orang-orang yang tampak sedih. Jika ia menceritakan mengenai seseorang yang tampak sedih, tanyakan apakah ia sudah memberanikan diri untuk bertanya dan melakukan sesuatu untuk menghibur.
Jika anak ternyata belum berani, orang tua bisa mendorong anak untuk mendekati teman yang tampak sedih. Misalnya dengan mengajarkan, “kalau ada temanmu yang sedih, tanyakan ‘kenapa kamu sedih?’. Tanya juga ‘apa ada yang bisa aku lakukan supaya kamu happy lagi?’”
“Adakah Temanmu yang Butuh Ditolong?”
Cari tahu pada anak, adakah teman-teman di sekolahnya, atau orang-orang yang ia temui, yang butuh ditolong. Mungkin ia akan bercerita mengenai teman yang kesulitan belajar dan selalu mendapat nilai jelek, atau bercerita tentang pengemis yang ditemuinya di perjalanan menuju sekolah. Anak juga mungkin akan bercerita tentang gurunya yang kesulitan menenangkan anak-anak saat ramai di kelas.
Tanyakan pertanyaan ini untuk melatih seberapa besar kepekaan anak terhadap orang lain. Orang tua juga bisa mendorong anak untuk melakukan sesuatu demi meringankan kesusahan orang yang ditemuinya. Misalnya dengan menawari untuk belajar bersama kepada temannya.