Obesitas awalnya dipandang sebagai tren atau gaya hidup sebagai tanda kesuksesan seseorang, dengan memiliki badan yang gemuk menandakan seseorang hidup berkecukupn. Namun sekarang obesitas telah menjadi masalah yang serius karena memicu timbulnya berbagai komplikasi penyakit yang menyertainya. Masalah obesitas kini telah menjadi perhatian khusus badan kesehatan dunia.
Obesitas merupakan suatu keadaan akibat ketidakseimbangan kalori didalam tubuh, yaitu kalori yang masuk lebih besar dari kalori yang keluar dalam bentuk energi dan terjadi dalam jangka waktu yang lama. Kelebihan energi ini akan disimpan dalam bentuk lemak sehingga dapat berakibat pada pertambahan berat badan. Pada tahun 1998, WHO telah menyatakan bahwa terdapat epidemik global dari kejadian obesitas meningkat tidak hanya dinegara maju tetapi juga di negara-negara berkembang seperi Indonesia.
Perkembangan teknologi yang semakin maju dinegara berkembang menyebabkan terjadinya perubahan gaya hidup masyarakat dari traditional style menjadi sedentary style. Sedentary style memiliki pola kahidupan dengan aktivitas fisik yang kurang dan penyimpangan pola makan yang cenderung tinggi kalori. Umumnya obesitas ditentukan dengan menggunakan indeks massa tubuh (IMT)/Body Mass Index (BMI), yaitu perbandingan berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter). Pada usia lebih dari 20 tahun, menurut kriteria WHO untuk kawasan Asia Pasifik, obesitas ditentukan jika IMT>25 (WHO, 2015).
Prevalensi overweight dan obesitas pada populasi dunia di berbagai negara menurut WHO mencapai 65% dan telah menyebabkan kematian lebih banyak dibandingkan kejadian underweight. Wilayah Jawa Timur tercatat bahwa prevalensi Obesitas di Kota Surabaya mencapai 36,2% pada wanita diatas 15 tahun. Angka ini lebih tinggi dari prevalensi obesitas rata-rata Jawa Timur sebesar 25% pada wanita dari data Riskesdas tahun 2013.
Obesitas sendiri merupakan faktor resiko dari penyakit degeneratif seperti Jantung Koroner, Diabetes, Hipertensi, beberapa jenis Kanker dan gangguan pernafasan. Faktor yang mempengaruhi kejadian obesitas pada ibu rumah tangga diantaranya aktivitas fisik yang rendah. Penelitian yang dilakukan tahun 2014 yang dilakukan pada 200 ibu rumah tangga menyebutkan aktivitas fisik yang rendah menjadi faktor resiko obesitas pada ibu rumah tangga. Meningkatkan aktivitas fisik 45-60 menit sehari dapat mencegah kejadian obesitas. Setiap penurunan 1 poin dari skor penilaian aktivitas fisik akan meningkatkan IMT sebesar 1,25 kg/m2.
Maka dari itu perlu untuk menghindari obesitas dan membiasakan diri melakukan gaya hidup yang sehat. Pola hidup sehat sebagai manifestasi untuk menurunkan penyakit tidak menular yaitu salah satunya obesitas. Gerakan masayarakat (Germas) sedang digalakkan. Langkah CERDIK dapat mulai dilakukan.
- Cek kesehatan secara rutin
- Enyahkan asap rokok
- Rajin aktivitas fisik
- Diet seimbang
- Istirahat cukup
- Kelola Stress
Mari kita CERDIK untuk tidak obesitas dan tetap sehat melalui perilaku yang sehat !