Permasalahan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan masalah yang mungkin terjadi pada salah satu kelahiran. Bayi dikatakan BBLR jika berat badan saat lahir kurang dari 2.500 gram. Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menyebutkan prevalensi bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) di Indonesia masih cukup tinggi sekitar 10,2% (Balitbangkes 2013). Hal tersebut perlu menjadi perhatian, karena masalah BBLR juga merupakan masalah gizi dan bila tidak ditangani secara tepat dapat menimbulkan masalah yang lebih besar. Kasus BBLR perlu dilakukan identifikasi sehingga kejadian kasus BBLR mengalami penurunan yaitu bayi yang lahir memiliki berat badan normal. Identifikasi masalah BBLR diperlukan agar dapat dilakukan pencegahan secara dini dan kasus BBLR dapat dihindari.
BBLR dapat menimbulkan berbagai masalah seperti asfiksia, gangguan pernafasan, hipotermi, hipoglikemi, masalah pemberian ASI, infeksi, ikterus, serta masalah perdarahan. Asfiksia dapat terjadi akibat tidak sempurnanya adaptasi pernafasan waktu lahir. Gangguan pernafasan pada BBLR sering terjadi seperti akibat terhirupnya mekonium saat proses persalinan. Kejadian hipotermi dapat terjadi pada BBLR akibat sedikitnya lemak tubuh dan system pengaturan suhu tubuh yang belum matang. Hipoglikemi dapat terjadi karena sedikitnya simpanan energy pada BBLR maka dari itu diperlkan ASI eksklusif secara adekuat. Sedangkan masalah pada pemberian ASI juga dapat terjadi karena ukuran tubuh bayi yang kecil, kemampuan menghisap yang kurang sehingga dalam mendapatkan kecukupan ASI memerlukan bantuan. Infeksi sering dapat terjadi pada BBLR akibat dari system kekebalan tubuh yang belum matang. Kadar bilirubin yang tinggi dapat menyebabkan ikterus dikarenakan fungsi hati belum matang, dapat ditandai dengan kulit bayi yang menjadi kuning lebih awal dan lebih lama daripada bayi yang cukup beratnya.
Identifikasi masalah BBLR perlu untuk diketahui faktor determinan yang dapat mempengaruhi timbulknya BBLR. Faktor penyebab dari BBLR dapat berasal dari faktor langsung dan faktor tidak langsung. Untuk mengetahui kemungkinan faktor penyebab dari permasalahan gizi berupa BBLR dapat diketahui dari melakukan pemeriksaan antropometri, riwayat kehamilan ibu, secara klinis, gaya hidup, budaya, sosial ekonomi, dan lainnya. Faktor yang berhubungan dengan bayi, ibu, dan lingkungan fisik yang memainkan peran penting dalam menentukan berat lahir bayi dan perkembangan kesehatannya. Faktor risiko kejadian BBLR tersebut antara lain:
a.Berat lahir dipengaruhi oleh pertumbuhan janin itu sendiri dan diet selama masa kehamilan dan kelahiran.
b.Nutrisi selama hamil, gaya hidup (misalnya: alkhohol, merokok atau penyalahgunaan obat) dan eksposur lainnya (misalnya: malaria, HIV atau sifilis), atau komplikasi seperti hipertensi dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin.
c.Ibu dengan sosial ekonomi rendah sering memiliki bayi berat lahir rendah. Berat lahir rendah terutama terjadi disebabkan oleh status gizi ibu yang buruk dan status kesehatan selama jangka waktu yang panjang, termasuk selama kehamilan, tingginya prevalensi infeksi spesifik dan non spesifik, atau dari kehamilan komplikasi didukung oleh kemisikinan. Secara jasmani menuntut ibu hamil bekerja selama kehamilan juga berkontribusi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin yang buruk.
Penyebab umum BBLR tidak hanya satu, sehingga kadang sulit untuk dilakukan tindakan pencegahan. Faktor risiko kejadian BBLR diantaranya ibu hamil yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, jarak kehamilan terlalu pendek, ibu mempunyai riwayat BBLR sebelumnya, mengerjakan pekerjaan fisik beberapa jam tanpa istirahat, berat ibu hamil kurang dan kurang gizi, perokok, pengguna obat terlarang, kehamilan ganda, bayi dengan cacat bawaan dan infeksi selama dalam kandungan.
Berbagai penyebab yang dapat menimbulkan BBLR yang terkait dengan pemenuhan gizi. Berdasarkan literatur diatas pemenuhan gizi yang kurang yaitu salah satunya pada masa kehamilan. Kehamilan perlu disiapkan karena bila ibu hamil tidak mengkonsumsi gizi seimbang ibu hamil dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin yang dikandung. Persiapan kehamilan dilakukan bukan hanya pada saat seorang ibu dinyataka hamil saja melainkan jauh sebelum kehamilan yaitu bahkan dari pemenuhan gizi remaja.