1
Motivasi Tips

Jangan Mudah Mencap Seorang Ibu Pemalas Hanya Karna Hal-Hal Berikut (Part 1)

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr
Advertisements
webinar umroh.com

Suatu hari …
Saat kau bertamu ke rumah seorang ibu rumah tangga, kau lihat ada banyak makanan-makanan instant di kulkasnya. Dan saat ia ingin menghidangkan makanan tersebut untukmu, hanya membutuhkan waktu yang singkat serta cara yang simpel untuk dapat memasak serta menghidangkannya untuk dimakan.

“Dasar ibu pemalas!”

Mungkin begitu batinmu, karena menurutmu, stok makanan-makanan instant itu hanya untuk ibu pemalas. Karena mungkin menurutmu seharusnya ia bisa membuat dan mengolah makanan-makanan sendiri dari bahan mentah dan memasaknya sampai jadi. Apalagi jika ia hanya seorang ibu rumah tangga yang banyak waktunya, sehingga apa susahnya untuk dapat mengolah makanan hingga memasaknya? Jadi tidak terlalu mengandalkan makanan-makanan instant saja untuk dihidangkan.

Sayang kau tak tahu. 
Ibu yang mungkin kalian cap dan sebut pemalas itu, bukannya ia tak bisa atau tak mampu membuat membuat, mengolah, dan memasak makanan-makanan sendiri. Ia hanya mencoba untuk efisien, mengingat kesibukan yang ia miliki untuk mengurus buah hatinya. Tentu tidak bisa disamakan dan dipukul rata kondisi setiap ibu. Fisik setiap ibu juga belum tentu sama dan bisa berbeda. Dengan berbagai kesibukan dan juga mungkin kondisi fisiknya, para ibu bisa saja sering tak bisa mengerjakan sekaligus semuanya. Dan harus kalian tau juga, makanan-makanan instant yang mungkin kita nilai bukan makanan sehat itu, tidak selamanya juga adalah makanan yang berbahaya serta tak baik bagi tubuh, ada juga makanan-makanan tersebut yang memang sudah bebas dari zat-zat berbahaya yang dapat membahayakan tubuh serta dijamin kehigienisannya.

Jadi, ia yang pemalas, atau pradugamu yang tak jelas?

**********

Suatu hari …
Kau melihat seorang ibu mengambil satu tas besar pakaian dari tempat laundry.

“Dasar ibu pemalas!”

webinar umroh.com

Begitu katamu. Sebab menurutmu, seharusnya ia bisa mencuci pakaiannya sendiri. Apalagi jika ibu itu hanya tinggal dengan suaminya dan anak satu.

Sayang kau tak tahu. 
Bisa saja ia merupakan seorang ibu pekerja yang banyak aktivitas, sehingga baru sampai rumah menjelang Maghrib tiba. Ia bisa saja mencuci sendiri pakaiannya, tapi mungkin ia lebih memilih untuk menghabiskan waktu yang ia punya untuk dapat bermain bersama anaknya, sebagai suatu pengobat rindu setelah seharian tak dapat melihatnya. Selain itu, bisa saja ia berpikir jika selalu ada buncah bahagia saat ia melihat rasa syukur para tukang laundry yang sering kali dengan datang membawa pakaian kotor. Apalagi jika ia melihat bahwa laundry adalah satu-satunya mata pencaharian laundry langganannya, sehingga dengan begitu ia juga sudah membantu membuat pekerjaan tukang laundry langganannya bukan?

Jadi, ia yang pemalas, atau nyinyiranmu yang tak jelas?

**********